40

23.5K 1.4K 98
                                    

#dilarang keras menjadi silent readers! Vote dan commentnya jangan sampai lupa, jadi tekan dulu bintang di sebelah pojok kiri bawahnya yaa"

"Gue gabisa, gue terlalu rapuh buat nggak nangis lagi," ucap Keysha.

"Sekarang gini aja, Lo gausah janji ke gue kalau Lo ga akan nangis. Gue yang akan buat Lo bahagia setiap waktu," ucap Reyhan.

Skip.

Tepat pada pukul 19.00 Keysha dan Reyhan sampai di rumah Keysha. Semesta seperti sedang mengetahui keadaan hati Keysha, hujan turun dengan derasnya diluar sana seakan ikut menangis melihat suasana hati Keysha. Reyhan mengambil payung yang berada di kursi belakang dan membentangkan payungnya lalu keluar dari mobilnya. Ia memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk Keysha. Keysha pun keluar dari mobil Reyhan.

Dengan segera, Reyhan menarik Keyhsa mendekat ke arahnya. Mereka pun berjalan menuju teras rumah Keysha. Reyhan meletakkan payungnya dan beralih memegang bahu Keysha.

"Jangan sedih terus," ucapnya kali ini dengan nada yang serius.

"Keysha yang gue kenal itu ceria," ucapnya lagi.

Namun, Keysha masih menunduk,

"Sekarang kamunya masuk, ganti baju, trus Istirahat ya, lupain aja masalah hari ini, besok pagi harus bangun dengan ceria lagi, jadi Keysha yang gue kenal lagi," Ucap Reyhan.

"Rey, gue minta tolong ke Lo, jangan sampai Kak Daniel tau tentang masalah ini," ucap Keysha.

"Iya, gue gabakal bilang kok," ucap Reyhan

"Makasih Rey, Gue masuk dulu," ucapnya dengan suara serak-seraknya, Keysha pun langsung masuk kedalam rumah. Sedangkan Reyhan bergegas untuk pulang.

Keysha masuk ke dalam rumah, sepi seperti tak berpenghuni. Bi' esih nampaknya belum kembali dari rumah saudaranya. Keysha berlari menaiki tangga rumahnya untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai 2. Setelah sampai di kamar, Keysha pun langsung menghempaskan tubuhnya ke kasur king size miliknya dan menenggelamkan wajahnya dalam bantal.

Air matanya kembali menetes, bayang-bayang dua orang yang membuatnya sakit hati itupun masih berputar-putar di kepalanya. Hingga sebuah dering ponsel milik Keysha berbunyi. Keysha pun mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya. Menggeser tombol bewarna hijau untuk menerima panggilan.

"Hallo sayang ?"

Air matanya kembali menetes, kini lebih deras.

"Sayang, kok diem ? Jadi jalan nggak?"

"Jangan panggil gue sayang!" Ucap Keysha dengan nada sedikit tinggi.

"Masa panggil sayang pacarnya sendiri gaboleh?"

"Mulai sekarang hiks! Gue hiks...bukan lagi pacar Lo! KITA PUTUS !!!" Ucap Keysha penuh dengan penekanan, tanpa mendengar respon dari Darren, Keysha pun langsung memutus sambungan telfonnya. Tangisnya pecah seketika, iya mengacak-acak rambutnya frustasi. Seseorang yang ia perjuangkan mati-matian tidak benar-benar menyayanginya.

"Seharusnya gue gausah ngejar-ngejar Lo dari dulu, seharusnya gue nggak semurahan ini, seharusnya gue bisa mikir," ucap Keysha bemonolog sambil diselingi isakan tangisnya.

Hati Keysha hancur saat itu juga, terdengar lagi bunyi dering dari ponsel genggamnya. Namun, ia sama sekali tidak ada niatan untuk mengangkatnya.

Disisi lain, Darren bingung bukan main, ada apa dengan Keysha hingga ia mengatakan seperti itu kepadanya. Darren mencoba memanggil Keysha berkali-kali, namun kenyataanya ? Nihil. Tak ada jawaban. Apakah Keysha tau tentang hubungan Darren dengan Maya? Apakah Keysha tau Darren dan Maya tadi kemana ? Apakah Keysha mulai curiga ? Batin Darren bergelut, pikirannya kemana-mana. Yang pastinya, Keysha sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Darren pun langsung bergegas ke rumah Keysha.

The Ice Boy Is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang