PERHATIAN!
Banyak mengandung kata-kata kasar dan tidak baku. Jadi, berbijaklah dalam berkomentar😊***
Di kediaman Bara. Anna sedang menata makanan di atas meja untuk makan malam bersama keluarganya.
"Malam ini menunya apa nih?" tanya Adlan datang dari belakang.
"Makanan kesukaan kamu sama anak-anak mas."
"Makasih sayang, " ujarnya sambil mencium kepala puncak istrinya, kemudian ia menjatuhkan bokongnya di kursi.
"Singgih! Bara! makan malam yuk!" teriaknya dari bawah memanggil kedua anak-anaknya.
Tidak berapa lama, Bara sudah muncul dengan kaos oblong serta boxernya di atas lututnya, "Selamat malam Mi," sapanya seraya mencium pipi kanan kiri maminya.
"Selamat malam juga sayang, kakak kamu mana?"
Bara mengedikkan bahunya acuh, padahal dirinya tahu Singgih ada ektra basket tetapi dirinya malas mau menjawab.
Dan panjang umur, kembarannya itu muncul dari arah luar yang masih mengenakan jerseynya.
"Nah ini dia. Kamu baru pulang nak? Kamu mandi dulu terus makan bareng sama kita."
Singgih melirik sekilas, "Udah makan," jawabnya datar, kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan ruang makan.
"Singgih!! Mau sampai kapan sih kamu begini sama Mami kamu!" bentak Adlan marah ketika melihat punggung anaknya yang kian menjauh.
Mendengar bentakan papanya barulah Singgih menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya seraya memutar bola matanya malas, "Dia bukan Ibu saya Pa! Dan gak akan ada seorang pun yang bisa gantiin posisi mama." Setelah itu
Ia melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan Papanya yang terus meneriaki namanya.Mama kandung Singgih dan Bara sudah lama meninggal dan Papanya pun menikah lagi dengan Anna. Tetapi kehadiran Anna tidak diterima dengan baik oleh Singgih, berbeda dengan Bara, meskipun terkenal nakal laki-laki itu sangat menyayangi ibu tirinya, Ia sudah menganggap Anna itu sebagai ibu kandungnya sendiri.
***
Di tempat kediaman Cinta. Gadis itu sedang mambantu bi Arsih untuk menata makanan di atas meja, kedua sudut bibirnya tidak berhenti tersenyum karena papanya akan pulang dari liburannya bersama mama tirinya.
"Dari tadi bibi perhatikan neng Cinta kaya seneng banget."
"Iya bi. Waktu Cinta pindah ke sini, papa langsung berangkat ke Jerman. Dan sudah dua tahun lamanya Cinta udah gak tinggal bareng papa. Papa, bang Singgih, dan tante Sarah tinggal di Jakarta, sementara Cinta tinggal di Tangerang. Dan sekarang Cinta seneng banget bisa kumpul lagi."
"Bibi seneng banget ngelihat neng Cinta tersenyum seperti ini."
Cinta menoleh kepada bibinya, senyumannya makin lebar, "Emang kenapa ya bi?"
"Neng Cinta gelis pisan."
"Bibi bisa aja."
"Oh ya bi, Cinta tinggal dulu ya? Mau ke teras nungguin papa."
"Iya neng. Jangan lupa banyakin senyum, biar cantiknya gak ilang."
Cinta hanya tersenyum menanggapinya, lalu kedua kakinya melangkah menuju teras rumahnya.
Cinta menjatuhkan bokongnya di kursi yang ada di terasnya, matanya menatap langit-langit yang bertaburan di atas sana. Kedua sudut bibirnya kembali terangkat ke atas ketika matanya menemukan bintang yang paling terang di atas sana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Cinta
Teen FictionAbyan Bara Wiryamata. Siapa yang tidak mengenal sosok playboy , bad bay, sekaligus tukang gosthing di sekolahnya? Namun hal itu tidak menutupi pesonanya yang begitu menarik di mata kaum hawa. Seorang Bara tidak pernah serius menjalin hubungan denga...