🔥37.TANPA PENOLAKAN🔥

1.3K 65 9
                                    

***

Sandy ingat tadi Bara yang menghampiri Cinta. Apa mungkin Bara yang melakukannya? Kalau iya detik ini Sandy lah yang akan menghabisinya.

"Bara! Awas lo!"

Sementara Cinta langsung terdiam dari isakannya, lalu melepaskan pelukannya dan menatap Sandy heran.

"Gue akan buat perhitungan sama dia, mati lo bangsad!" ancam Sandy yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya dan dia langsung melangkahkan kakinya untuk menemui Bara tetapi lengannya segera dicekal oleh Cinta.

"San mau ngapain lo?"

"Masih nanya lagi! Yah mau gue hajar lah tuh orang!"

"Hajar siapa maksut lo?"

"Bara lah! Dia kan yang bikin lo nangis bombay kaya gini!"

Cinta langsung menggelengkan kepalanya cepat,"Jangan ngadi-ngadi deh lo!"

"Siapa lagi kalau bukan dia. Dia kan selalu bikin onar, Dasar pembawa sial!"


Cinta menatap tajam sahabatnya,"Jangan menilai orang dari covernya!"

"Lo masih belain dia?! Bodoh banget sih lo jadi cewek! Terlalu bucin tau gak!" bentaknya.

Cinta yang mendengarnya tersentak kaget karenanya, ini pertama kalinya Sandy membentaknya. Gadis itu menghela nafsnya seraya memutar kedua bola matanya malas, "Males deh gue cerita sama lo!"

"Yaudah ngapain masih di sini? Tadi aja peluk-peluk gue! Labil banget lo jadi orang hah!"

"Gimana gue mau nenangin diri ke lo kalau lo nya sendiri malah bikin gue setres!"

"Setres lo bilang?! Iya lo betul sekali, lo sekarang makin setres! Setres karena cinta monyet lo! Lo sekarang bodoh!"

Cinta mendekatkan diri ke wajah sahabtanya seraya menatapnya tajam. Sekarang ia benar-benar tidak mengenali Sandy,"Lo berubah ya." Lalu gadis itu  pergi meninggalkan Sandy yang mematung di tempatnya.

***

Bel jam palajaran sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, tetapi untuk hari ini Cinta tidak mood untuk mengikuti pelajaran,  apalagi di jam pertama pelajaran bahasa inggris mapel yang sangat dibencinya. Jadi ia memilih membolos.

Sekarang Cinta duduk di halaman belakang sekolah, pandangannya kosong menatap lurus ke depan.

"Cin."

Tidak ada sautan.

"Cinta." Bara duduk di sampingnya, menggoyang-goyangkan tubuh Cinta.

Cinta yang baru tersadar dari lamunannya, ia menatap Bara sekilas lalu memeluknya.

"Kenapa lo?"tanya Bara sambil mengelus rambut Cinta.

Cinta melepaskan pelukannya dan menatap mata milik Bara,"Kak boleh aku peluk kakak lebih lama lagi?"

Bara tersenyum dan mengangguk kemudian gadis itu memeluknya sangat erat dan Bara juga tak kalah erat membalas pelukan gadis itu.

Setelah merasa cukup tenang, Cinta melepaskan pelukannya dan tersenyum kecil, "Makasih kak Bar-bar."

Bara menganggukkan kepalanya pelan,"Sekarang lo harus cerita sama gue, sebenarnya apa yang terjadi?"

Cinta menghela nafasnya pelan lalu menatap lekat Bara,"Aku barentam sama Sandy dan aku juga udah putus sama kak Singgih."

Bara langsung membulatkan matanya. Ada rasa senang ketika mendengar Cinta sudah putus dengan kakaknya. Kesempatan untuk memiliki Cinta semakin besar dan ia tidak akan menyia-nyiakannya.

"Kenapa bisa putus?"

Cinta menundukkan kepalanya lalu ia menggelengkan kepalanya,"Kalau diceritain terlalu sakit."

"Yaudah gak papa deh kalau lo gak cerita, lo putus sama Singgih aja udah buat gue seneng."

Cinta langsung mendongakkan kepalanya dan menatap tajam ke arah Bara,"Maksudnya?!"

Bara terkekeh lalu kini tangannya mengenggam erat tangan mungil gadis itu, dan menatap matanya dengan jarak yang lumayan dekat sehingga hempusan nafas antara mereka berdua terasa sekali.

Deggg

"Kok jantung gue berdetak tidak karuan ya?"

Cupp

Bara mengecup sekilas bibir tipis milik Cinta. Sedangkan sang empu membulatkan matanya tidak percaya.

"Mine!"

"Huaaa kak Bara kenapa cium aku?! Maksudnya apaan sih?!"

"Lo pacar gue sekarang!"

Kedua mata Cinta membulatkan sempurna, mulutnya menganga sangking kagetnya.

Bara terkekeh, ia langsung menutup mulut gadisnya itu dengan tangannya.

"Kenapa mulutnya? Sengaja ya mau godain gue? Mau gue cium lagi?"

Cinta menghempaskan tangan Bara dengan kasar, "Kak Bara gak punya sopan santun ya?! Kenapa cium orang sembarangan sih?!"


"Lo kan pacar gue wajar ajalah!"

"Aku bukan pacar kakak!"

"Oh ya?"

"IYA!"


Bara langsung mendekatkan wajahnya ke wajah gadisnya,"Kan gue udah bilang lo itu milik gue masih gak ngerti juga?"

Cinta kembali melotot dan menggelengkan kepalanya cepat.

"Mana bisa?!"


"Apa sih yang gak bisa buat kita."

"Issh! Aku nggak mau pokoknya!"

"Tanpa ada penolakan!"

"Kok gitu sih?! Bodoamat pokoknya aku gak mau!"

"Bodomat! Pokoknya kita pacaran!"

"Hah apa-apaan sih kak! lagian aku juga baru put-"

Bara langsung membungkan mulut gadisnya menggunakan ibu jarinya dan itu membuat jantung Cinta semakin berdetak tidak karuan.

"Tanpa ada penolakan sayang."


***

Bara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang