🔥28.WANITA ITU🔥

1.4K 57 17
                                    

Perhatian!
Untuk adegan di part ini tidak boleh untuk ditiru!

Jangan lupa vote dan komen

***

"Makasih kak," ujar Cinta setelah turun dari atas motor Bara, lalu ia menyerahkan helm kepadanya.

"Buat lo aja."

"Ini?" tanyanya sambil menunjuk helm yang ada ditangannya menggunakan lirikan matanya.

"Hm."

"Makasih, yaudah kalau gitu aku masuk dulu. Dahhh." Cinta membalikkan badannya, saat membuka gerbang rumahnya, Bara berhasil menghentikannya.

"Gak ditawari masuk nih?"

Cinta kembali membalikkan badannya, menoleh ke arah Bara yang masih setia duduk di atas motor sportnya,"Udah sore. Kakak pulang aja, nanti dicariin mamanya."

"Ninti diciriin miminya!" Bara kembali menstater motornya, lalu pergi begitu aja.

Sementara Cinta menatap kepergian Bara dengan dahi yang berkerut, "Gak jelas." Lalu ia membuka gerbangnya. Gadis itu menggelengkan kepalanya ketika mendapati satpamnya tidur di pos sambil mendekur, pantasan satpamnnya itu tidak membukakan gerbang seperti biasanya, ternyata lagi tidur toh

Dengan langkah hati-hati Cinta langsung menuju ke rumahnya, melewati halaman yang lumayan luas.

"Dari mana aja kamu?"

Cinta tersentak kaget ketika baru saja masuk ke dalam rumahnya mendengar suara dingin yang sangat tidak asing di telinganya.

"Papa? Papa tumben pulang jam segini?" tanyanya sambil mencium punggung tangan papanya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

Ego langsung bangkit dari temlat duduknya, berdiri tegap, "Saya tanya, dari mana kamu?!"

Cinta terdiam bingung mau jawab apa, jujur takut dimarahin, bohong takut dosa.

"Barusan Sandy ke sini, nyariin kamu. Saya tadi telfon abang kamu, katanya kamu sekolah. Lalu kenapa Sandy bilang kamu tidak ada di sekolah?"

Cinta yang sedari tadi menundukkan kepalanya mulai mendongak, menatap papanya yang masih menatapnya dingin seperti biasanya, "Papa tumben ngomong duluan sama Cinta? Papa tumben nyariin Cinta?"

"Jangan mengalihkan pembicaraan! Kamu dari mana?!!!"

"Ada apa mas? Cinta baru pulang loh, kasihan kalau dimarahin, pasti dia cepek."

Ini yang paling Cinta benci, wanita ular yang selalu ikut campur masalahnya, di depan berpura-pura memasang wajah peduli.

"Kamu bolos? Merasa bebas kamu sekarang, sampai-sampainya bolos sekolah?!"

"Maaf Pa, Cinta salah."

"Kenapa kamu selalu berbuat ulah? Kenapa kamu selalu menyusahkan saya?"

"Mas, gak boleh ngomong gitu. Cinta anak kamu mas, ingat itu."

Mendengar ucapan pedas dari sang papa, tanpa diminta, air matanya keluar begitu saja.

Cinta mengusap air matanya kasar, "Kapan sih Cinta buat ulah? Ulah seperti apa yang papa maksud? Kapan sih Cinta nyusahin papa? Bahkan Cinta terbaring lemah di rumah sakit sana, papa gak ada di samping Cinta. Itu yang bilang papa nyusahin?"

"Sudah berani ngelawan kamu?"

Cinta mengusap wajahnya kasar, air matanya kembali mengalir deras, "PA! Hiks selama ini Cinta diam aja diperlakukan dingin sama Cinta, selama ini Cinta sabar di saat papa gak peduli sama Cinta." Cinta menunjukkan hatinya sendiri, "Tapi, jujur dari hati Cinta, sakit pa. Sakit saat papa lebih memilih wanita ini dibandingkan anak kandung papa sendiri! Apa sih kelebihan wanita ini?" Cinta menunjuk ke arah Sarah yang memasang wajah sok sedih.

Bara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang