🔥34.MARAH🔥

1.3K 67 30
                                    

Bel istirahat pertama berbunyi membuat hampir semua murid bersorak senang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat pertama berbunyi membuat hampir semua murid bersorak senang. Termasuk Cinta yang sudah semangat membereskan barang-barangnya di atas meja, lalu memasukkannya ke dalam tas nya.

"Nad ke kantin yuk, laper banget gue.

"Yodah yuk! Kebetulan gue juga laper."

Cinta dan Nada beranjak dari tempat duduknya. Tidak lupa gadis melangkahkan kakinya ke bangku di mana di sana ada Abel yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya.

"Bel ngantin yuk."

Abel mendongak, menatap sekilas ke arah Cinta, dan kemudian ia kembali fokus menatap ponselnya dan itu membuat Cinta tersenyum miris karena merasa diabaikan lagi.

"Lo kenapa sih Bel?"

Abel berhenti memainkan ponselnya, lalu ia menatap tajam ke arah Cinta,"Berisik! Bisa diem gak sih lo?!"

"Yaudah deh Cin, kalau Abel gak mau, kita k ekantin sendiri aja yuk! Keburu mati kelaparan nih!"

Terpaksa Cinta menganggukkan kepalanya, mengikuti langkah Nada yang ada di depannya.

Setiba di kantin, mereka berdua langsung memesan makanan, setelah selesai mereka berdua pun duduk di meja pojok kantin, di bawah AC.

Cinta kembali melamun, hari ini ia di diamkan oleh dua orang, yang pertama Bara dan kedua Abel, sahabatnya sendiri.

Lamunannya buyar ketika ada seseorang yang menupuk pundaknya pelan.

"Hai."

Ternyata orang yang menepuk pundaknya adalah kekasihnya, cowok itu tersenyum manis padanya, lalu ia duduk di sampingnya.

"Hai juga kak."

"Makan apa?" tanya Singgih.

"Bakso. Kakak mau?"

Singgih tersenyum lalu menggelengkan kepalanya pelan dan kini mata Singgih beralih ke Nada ia bingung kenapa bisa Cinta satu meja dengan Nada? berduan pula, Singgih tau persis betul Nada itu orangnya seperti apa.

Singgih beralih menatap Cinta yang ada di sampingnya, "Kenapa?"

Cinta mengernyitkan dahinya, "Kenapa apanya?"

"Kenapa ada dia di sini?" tanya Singgih sambil menunjuk Nada menggunakan dagunya.

Sementara Nada sibuk menikmati baksonya.

"Oh kita makan bareng."

"Kenapa bisa?"

"Sekarang Nada sahabat aku."

Nada yang mendengarnya tersenyum haru. Nada kagum dengan kebaikan Cinta. Betapa mulianya hatinya bahkan dulu ia sempat melukai gadis itu, tapi apa yang sekarang gadis itu lakukakan?

Pandangan Singgih beralih ke arah Nada, menatapnya dingin, "Gue harap lo gak akan nyakitin Cinta lagi."

"Tenang aja itu gak bakal terjadi lagi kok. Santuy."

Bara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang