Abyan Bara Wiryamata. Siapa yang tidak mengenal sosok playboy , bad bay, sekaligus tukang gosthing di sekolahnya? Namun hal itu tidak menutupi pesonanya yang begitu menarik di mata kaum hawa.
Seorang Bara tidak pernah serius menjalin hubungan denga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
👑👑👑
Hari Sabtu Di mana termasuk hari libur untuk yang menjalankan sekolah fullday.
Di pagi hari cuaca yang mulai cerah, di mana gadis berparas cantik dan berkulit putih susu itu sedang menikmati segarnya udara di pagi hari.
Cinta duduk lesehan di rumputan taman rumahnya. Seketika pikirannya tertuju sama ucapan Singgih tadi malam.
Flashback On
"San thanks udah nganterin. Lo pulang aja, nanti gue bisa pesen taxi online."
"Gak gue tunggu sini."
"Yakin? Atau lo mau ikut masuk ke dalam aja?"
"Bawel amat sih lo! Sana masuk!"
Cinta memanyunkan bibirnya sambil melangkahkan kakinya memasuki gerbang coklat.
Kedua kakinya berdiri di depan pintu, tangan kanannya memencet bel, sedangkan tangan kirinya membawa kantung kresek putih yang di dalamnya berisi bubur untuk Bara.
Tak berapan lama pintu itu terbuka menampakkan wanita yang berusia sekitar tiga puluh tujuh ke atas.
"Assalamualaikum tante."
"Waalaikumsallam. Hai cantik, ada perlu apa ya?"
Cinta menyalimi punggung tangan wanita itu dengan sopan, "Perkenalkan nama saya Cinta tante."
"Oh Cinta pacarnya Bara ya? Wah kamu cantik banget sayang. Bara sering banget loh cerita tentang kamu."
Cinta tersenyum kikuk, "Makasih tante. Oh ya kak Bara ada di rumah?"
"Ada kok, dia baru pulang sekolah. Bara itu bandel banget dibilangin. Sini tante antar kamu, anggap saja rumah sendiri."
"Biar saya yang anter."
Degg
Singgih tiba-tiba muncul. Kalau boleh jujur, Cinta yang melihatnya merasa sedikit canggung.
"Oh kalian udah saling kenal ya?"
Singgih hanya menatapnya datar tanpa berminat menjawab pertanyaan dari sang ibunya. Lalu ia menatap Cinta kemudian ia menarik pergelangan tangan mungil gadis itu dan membawanya ke lantai atas, di mana di sana terdapat kamar Bara dan juga dirinya.
Saat sudah tiba di tempat tujuan, Singgih melepaskan cekalannya, ia menatap Cinta yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya.
Sambil menghela nafas kasar tangan kananya mengangkat dagu Cinta supaya mau menatapnya, "Tatap gue."
Mau tak mau Cinta menurutinya untuk menatapnya, "Kenapa kak?"
"Kenapa?"
Cinta mengernyitkan dahinya sendiri, ia yang bertanya kenapa sekarang Singgih yang balik bertanya? "Apanya kak?"