***
Bara duduk termenung di pembatas rooftop sekolahnya, kedua matanya terus mengamati pemandangan sekolahnya dari atas.
Ia menghela nafas pelan, sudah seminggu ia mendiamkan teman-temannya, kekanakan? Ia akui jika dirinya memang kelanakan. Tetapi demi apapun dirinya tidak suka dengan jalan pikiran teman-temannya terutama Alan dan Devan.
"Sendirian aja Bar."
Panjang umur!
Tiba-tiba Erik, Alan, dan Devan datang menghampirinya.
"Hei Bro!Lama banget ya lo ngambek gini sama kita," ujar Devan menepuk pundak Bara.
"Tau lah! Mau sampek kapan sih?" tanya Erik yang berdiri disebelah Bara.
Sementara Alan memeluk lengan Bara dengan manja, lGue rindu sama lo tau!"
"Apaan sih main peluk-peluk! Jijik gue!" ucap Bara dengan ketusnya, menjauhkan kepala Alan dari lengannya.
"Bar. Gue mengawakili dari mereka-mereka. Kita minta maaf sama lo Bar. Mungkin kita bercandanya udah berlebihan, kita akui itu. Jujur Bar, hari-hari kita tanpa lo itu terasa hambar. Udah ya ngambeknya, kita kangen banget sama lo. Lo mau kan maafin kita?"
"Tergantung," jawab Bara yang masih katus."
"Tegantung gimana
"Lo lo dan lo pada harus neraktir gue selama dua bulan! Kalau kita pergi keluar, ngafe, kalian yang bayarin!
"Berat Bar, gue gak kuat. Biar Devan sama Erik aja."
"Yaudah gue gak akan maafin lo lo dan lo pada!"
"Eh eh eh.... Iya dah iya"
Mereka tertawa lepas bersama mereka sangat merindukan dengan momen-momen ini karena sudah lumayan lama mereka tidak merasakannya. Bara sendiri tidak mau persahabatannya rusak cuma masalah sepele. Dan masalah yang ada dipersahabatan itu harus dihadapi bersama bukan hanya dihindari saja.
***
Cinta terus melangkah lurus, sedari tadi ia menjadi sorotan anak-anak. Jujur saja dirinya sngat tidak menyukainya, apalagi dengan tatapan-tatapan mereka yang penuh kebencian. Apa iya karena foto semalem?? gumam Cinta peka.
Bruuuggh
Lagi lagi dengan tak sengaja Cinta menabrak dada budang Bara yang sedang berbincang-bincang dengan temannya
"Awwwshhh" Cintaa meringis sambil memegang lengannya yang sedikit tergores karena mengenai rak buku yang bersandar di dinding.
"Lo gak papa kan?" tanya Bara membelalakkan matanya.
"GAK! GAK PAPA! GUE BAIK-BAIK AJA KOK! TADI GUE CUMAN NABRAK JELI! JADI GAK SAKIT KOK!" jawab Cinta asal dalam hatinya, kemudian ia mendongak dan menatap Bara, "Lepasin!" dengan cepat ia menepis tangan Bara dari lengannya.
"Masih marah?"
"ENGGAK MARAH! LAGI BAHAGIA NIH!" jawabnya lagi dalam hati, "Permisi aku gak ada waktu buat ngeladenin kakak!!" ujar Cinta dengan ketusnya lalu hendak pergi tetapi segera ditahan oleh Bara.
"Ikut gue!" Bara beralih menatap ke arah teman-temannya, "Kalian duluan aja!"
Teman-temannya Hanya mengangguk bertanda setuju.
Awalnya Cinta tidak mau menuruti permintaan Bara, ia berusaha berontak untuk melepaskan cengkraman dari Bara, tetapi semakin dirinya menberontak semakin erat cengkramannya. Jadi mau tak mau ia harus menuruti kemauannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Cinta
Teen FictionAbyan Bara Wiryamata. Siapa yang tidak mengenal sosok playboy , bad bay, sekaligus tukang gosthing di sekolahnya? Namun hal itu tidak menutupi pesonanya yang begitu menarik di mata kaum hawa. Seorang Bara tidak pernah serius menjalin hubungan denga...