Jangan lupa vote dan komen
***
Sejak kejadian tadi Singgih terbaring lemah di ranjangnya.
Anna selaku Ibu tirinya sangat khawatir kepadanya, ia sudah menganggap Singgih seperti anak kandungnya sendiri, ia tidak peduli dengan sikap Singgih yang selalu berlaku tidak baik kepadanya.
"Gimana sayang sudah baikan? apa masih sakit? Kalau masih sakit kita kerumah sakit aja ya?"
Singgih menggeleng, wajahnya masih datar walaupun wajahnya sudah memar-memar, ia masih memikirkan kejadian tadi pagi, Singgih sangat menyesalinya jika waktu bisa diputar kembali maka ia tidak akan melakukannya.
"Mami ambilin kamu makan ya?"
Singgih mengangguk, sebenarnya ia gengsi dengan ibu tirinya tapi mau bagaimana lagi ia sangat lelah dan lapar apalagi seluruh tubuhnya masih sakit untuk sekedar digerakkan.
Anna pun langsung beranjak dan segera keluar dari kamar Singgih dan mengambilkan makanan untuk putranya. Ada sebuah senyuman yang mengembang karena dikit demi sedikit Singgih mulai mau diajak komunikasi dengannya walaupun itu hanya anggukan dan gelengan tapi ia sangat bahagia.
***
Sementara Bara memarkirkan motornya di depan rumah Cinta. Setelah memberi pelajaran kepada kembarannya, tujuannya langsung pergi untuk menemui Cinta. Jujur aja ia sangat khawatir dengan kekasihnya.
Saat melangkahkan kakinya di depan pintu rumah Cinta, tiba-tiba sosok laki-laki keluar dari rumah Cinta dan diikuti gadis itu di belakangnya.
"Gue pulang dulu ya Cin, jaga diri lo baik-baik."
Cinta menganggukkan kepalanya dan kini pandangannya beralih ke arah lain, wajahnya menampakkan ekspresi terkejut saat melihat Bara sudah berdiri di belakang Sandy dengan tatapan sulit diartikan.
"Kak Bara?"
Sandy pun menoleh ke arah Bara dan menepuk punggungnyya,"Gue percaya sama lo, jaga dia baik-baik," ucap Sandy lalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Bara kembali menatap Cinta dengan tatapan sulit diartikan, sementara gadis itu mengerutkan dahinya dengan sejuta pertanyaan.
"Ada apa kak? Kok malam-malam ke sini?"
Bara hanya diam ia tetap saja setiap menatap kedua mata gadisnya itu dengan tatapan yang sulit diartikan oleh gadis itu sendiri.
Cinta menghela nafas panjang, "Yaudah masuk yuk! Papa sama Sarah gak ada di rumah."
Bara hanya diam saja di tempat.
Cinta makin kesal dengan sikap Bara yang tiba-tiba menurutnya aneh,"Kalau mau jadi orang bisu mending gak usah datang kesini!"
"Jangan di dalam, duduk disini aja."
Cinta menghela nafasnya lega akhirnya Bara mengeluarkan suaranya, ia pikir Bara kesambet limbad di jalan.
Lalu gadis itu duduk di bangku teras depan rumahnya dan diikuti oleh Bara.
"Kenapa lo gak cerita?"
Cinta mengerutkan dahinya, ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Bara,"Apanya?"
"Kenapa sih lo gak mau terbuka sama gue? Kenapa lo nggak cerita masalah lo sama Singgih sampai-sampai gue tau sendiri Cin. Apa susahnya sih lo cerita sama gue!"
Cinta memutar kedua bola matanya malas sambil menghela nafasnya gusar, Bara ini amnesia apa pura pura amnesia sih sebel tau lihatnya,"Kan kakak sendiri yang ngomong gak papa kalau aku gak cerita asal aku putus sama kak Singgih dan kakak seneng!"
Awalnya Bara kesal kepada kekasihnya yang tidak mau terbuka kepadanya, tetapi setelah ucapan pintar yang keluar dari mulut hadisnya membuat ia terkekeh dan mengacak gemas rambut gadisnya ,"Oh ya lupa, hahaha bego banget deh gue."
Cinta menjauhkan tangan Bara dari rambutnya dengan kasar, lalu ia langsung merapikan rambutnya sambil memanyunkan bibirnya,"Baru nyadar?!"
Bara kembali terkekeh lalu ia menatap mCinta, "Mana yang ditampar?"
Cinta langsung memegang pipi kirinya sambil memanyunkan bibirnya lucu,"Ini."
Tangan kiri Bara mengambil tangan
Cinta agar menjauh dari pipinya sementara tangan kanan Bara mengusapnya lembut danCuppp
Bara langsung mendaratkan bibirnya di pipi kiri gadis itu yang membuat sang pemilik melototkan matanya.
"Sekarang udah sembuh kok," ucap Bara disertai kekehannya.
"Kak Bara! Ih kebiasaan sih main nyosor-nyosor aja!" perotes Cinta tidak terima.
"Nyium pacar sendiri wajar lah."
"Pacar-pacar ndasmu!"
"Lo tau gak tadi itu first kiss gue," Bara menyentuh bibir Cinta dengan jempolnya, "Beruntung banget ya nih bibir saling bersentuhan dengan bibir gue. Bibir lo manis, gue suka."
"Apasih!"
"Cin gue mau nebak boleh?"
Cinta mengerutkan dahinya dan menatap mata milik Bara,"Nebak apa?"
"Gue tebak pasti tadi first kiss lo juga ya?"
Bluusshhh
Kedua pipi Cinta kembali merona, benar ini ciuman pertamnya dan Baralah yang mengambil ciuman pertamanya! Dasar kutu-kutu pret!
"Dasar mesum!"
"Cieee Adora Cinta Kamala udah gak polos nih cie... Udah ada pawangnya nih sekaranh cie cie..."
"Berisik!"
"Cin gue pengen nyium bibir lo lagi dong, boleh ya?"
Cinya langsung menggeleng cepat dan membungkam bibirnya dengan tangannya sendiri,"Enggak boleh!"
"Hah kenapa?"
"Aku malu lah!"
Bara yang mendengarnya langsung tertawa lepas. Kekasihnya ini emang polos apa terlalu jujur sih? Heran deh ah.
"Oh ya Cin dari pertama kali ketemu kok lo udah manggil aku kamuan sih? Kok gue enggak ya?"
"Tau! Lagian Aku ngomong gitu kan karena aku hormatin kakak sebagai kakak kelas aku!"
"Tapi sekarang ganti teori ya, lo ngomong aku kamu karena lo milik gue ya..m"
"Najis!"
"Dan sekarang gue akan manggil aku kamu karena Adora Cinta Kamala miliknya Abyan Bara Wiryamata."
"Bucin alay!"
"Aku sayang sama kamu Cin, Aku seriusan. Apa yang harus aku lakukan supaya kamu percaya aku itu seriusan sama kamu."
Ragu-ragu Cinta menganggukkan keplanya pelan,"Aku percaya kok sama kakak, tapi janji ya berusaha jadi yang terakhir buat aku?"
"Apapun itu, bagaimanapun keadaannya dan walau harus menantang apa, aku akan menentangnya dan tidak peduli apapun itu, karena aku mau kamu yang terakhir untukku sampai ajal yang memisahkan kita."
"Janji ya?"
"Aku janji sayang."
Kedua pipi Cinta kembali memerah, gadis itu langsung memeluk tubuh Bara, menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Bar,"Aku malu kak."
"Iya aku tau kok," ucap Bara sambil terkekeh pelan dan mengecup singkat puncak kepala gadisnya.
***
Jangan lupa vomen
KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Cinta
Fiksi RemajaAbyan Bara Wiryamata. Siapa yang tidak mengenal sosok playboy , bad bay, sekaligus tukang gosthing di sekolahnya? Namun hal itu tidak menutupi pesonanya yang begitu menarik di mata kaum hawa. Seorang Bara tidak pernah serius menjalin hubungan denga...