🔥25. PULIH🔥

1.5K 72 6
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Selamat Membaca

***

Perlahan-lahan kedua mata Cinta mulai terbuka, hal yang pertama di lihatnya adalah ruangan yang bernuansa putih.

"Bang Cinta bang!" pekik Sandy ketia baru menyadari sahabatnya membukakan kedua mata lalu cowok itu memanggil Danu yang sedang tertidur di sofa.

Danu langsung terbangun dari tempat duduknya, dengan gerakan cepat ia menuju ke arah brankar di mana sang adik terbarik lemah di sana.

"Dek udah sadar? San panggilin dokter sana!"

Sandy langsung berlari ke luar ruangan untuk memanggil doket.

Tidak berapa lama, doker masuk bersama Sandy di belakangnya dan langsung memeriksa keadaan Cinta.

"Gimana dok keadaan adik saya?" tanya Danu ketika dokter sudah memeriksa keadaan adiknya.

"Alhamdulillah dia sudah bangun dari pingsannya selama dua hari, keadaannya juga semakin membaik, tapi adek jangan nanyakan yang macam-macam dulu ya, biarkan dia istirahat dulu."

"Baik dok, terimakasih."

Dokter itu pun langsung keluar ruangan bersama para suster.

Sementara Cinta yang masih bingung apa yang sebenarnya terjadi, ia meringis pelan, "Abang."

Danu langsung menoleh, tubuhnya membungkuk dan mengelus rambut sang adik dengan penuh kasih sayang, "Maafin abang  ya dek selama ini abang selalu nyakitin perasaan adek. Jangan sakit lagi ya dek, abang takut kalau ditinggal sama adek, abang gak mau. Abang sayang banget sama adek."

Cinta yang mendengar setiap ucapan yang keluar dari mulut kakaknya, ia langsung menangis terharu, "Jadi abang udah maafin Cinta?"

Air mata Danu terjatuh, tangan Cinta terulur untuk mengusap bulir air mata itu dari pipi kakaknya.

"Abang baru sadar, jika ini semua bukan salah adek, ini semua udah takdir, apa yang terjadi itu sudah diatur Tuhan, buat adek abang jangan merasa bersalah lagi ya." Danu mengecup dahi Cinta lama.

"Makasih bang, Cinta sayang banget sama bang Danu."

"Jadi di sini gue buat apa dong?"

Sontak saja Cinta menoleh ke arah Sandy yang bersedekap dada.

"Abang tinggal keluar dulu ya?"

Cinta hanya mengangguk lalu Danu pergi meninggalkan mereka berdua.

"San tolong bantuin gue duduk dong, gue mau nyenden."

"Anunya mau gue naikin sayang?"

"Ish lo mah! Gak usah, gue kuat kok duduk sendiri."

Sandy menangguk lalu membantu Cinta yang tadinya terjadi menjadi duduk dan bersandar di kepala brankarnya.

"Berapa lama gue di sini?"

"Dua hari."

Cinta terdiam, ia mencoba mengingat apa yang terjadi sebenarnya. Di mulai dari ia ke perpustakaan yang dicuekin oleh Bara lalu ia ketemu Singgih lalu dirinya dipaksa pulang bareng bersama Bara lalu dirinya diturunkan di jembatan oleh Bara lalu dirinya merasakan terhempas ke aspal lalu gelap.

"Cepet sembuh yang, lo jelek kalau sakit."

"San! San! Gak gue sakit gak gue sehat! Tetep aja di kasarin gak ada lembut-lembutnya!"

"Sini-sini kalau minta dilembutin." Sandy langsung memeluk tubuh sahabatnya sambil mencium puncak kepalanya, "Apapun keadaannya, lo tetep cantik, bidadari iri ngelihat lo."

Bara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang