🔥31.JADIAN?🔥

1.4K 77 26
                                    

***

Selamat membaca

"Kak! Kak Hyam godain aku lagi!" adu seorang gadis baru datang menenteng paper bag cokelat di tangannya.

Kedatanya gadis itu membuat Gamer dan Cinta menoleh ke arahnya.

"Kak Kinan?" pekik Cinta terkejut.

"Cinta? Kenapa lo bisa ada di sini? Jangan bilang lo pacarnya kakak gue ya? Aduh jangan mau Cin, dia itu playboy!"

Gamer menjitak pelan kepala adiknya, "Sembarangan."

Cinta mengaggaruk tengkuknya canggung, "Aku ikut abang aku kak ke sini."

"Oh lo punya abang? Siapa abang lo? Yang mana?"

"Bang Danu namanya."

"Oh jadi kak Danu itu abang lo ya?Wajahnya agak mirip sih, gak heran."

"Jadi kak Kianthi ini adiknya kak Gamer?"

"Iya. Kenapa? Beda ya? Dia kakak tiri gue sebenernya."

Cinta menganggukkan kepalanya mengerti.

"Kita ngobrol-ngobrol  yuk!" Kinanthi menarik pergelangan tangan Cinta menuju ke kamarnya.

Sementara Gamer hanya menggelengkan kepalanya, dasar cewek. Kenapa harus pake gandengan tangan? Coba  cowok sama cowok, pasti di kira aneh.

Setelah mengobrol puas dengan kakak tingkatnya, akhirnya Cinta memutuskan turun ke bawah dan di antar oleh Kinanthi.

"Seneng deh gue ngobrol sama lo."

"Seneng kenapa kak?"

"Nyambung aja kalau di ajak ngobrol."

"Aku juga suka ngobrol sama kak Kinan, kakak asik orangnya."

"Masa sih. Jangan bosan-bosam main ke sini ya."

"Kakak juga, mampir ke rumah. Ajak kak Gamer juga sekalian."

"Okay itu gampang."

Tiba-tiba ponsel di genggamannya bergetar, kedua mata Cinta melirik ke arah layar ponselnya.

Kak Singgih OSIS : Jalan yuk?

Cinta : Boleh. Tapi sekarang aku ada di rumah temennya bang Danu.

Kak Singgih OSIS
Share lokasi lo, biar gue jemput

Cinta : Oke

"Kak aku pamit palang ya," ujar Cinta kepada Kinanthi.

"Loh kok udah mau pulang. Biasanya kak Danu pulangnya nanti."

"Oh ini aku ada urusan."

"Oh gitu. Yuadah. Perlu gue antar?"

"Eh gak usah kak. Aku di jemput kok."

***


Mobil Singgih berhenti di salah satu restaurant mewah. Mereka berdua memilih meja nomor delapan.

Tak menunggu waktu yang lama, makanan pesanan mereka sudah datang, dan Cinta pun langsung melahapnya.

Sementara Singgih sendiri tidak nafsu makan, ia lebih memilih melihat Cinta yang sedang melahap  makanannya.

Cinta yang sedari tadi merasa ada yang memperhatikannya, ia mendongakkan kepalanya.

Deg

"Kenapa kak?" tanya Cinta, tiba-tiba ia gugup.

"Kenapa apanya?"

"Kenapa dari tadi ngelihatin aku terus?"

Singgih hanya tersenyum dan tidak membalas pertanyaan yang dilontarkan oleh adik kelasnya itu.

"Kenapa kak?"

"Kenapa apa lagi?"

"Kenapa diem?"

"Suka aja ngelihat lo makan. Imut."

Cinta tertawa lepas mendengarnya Singgih yang super dingin memujinya. Sungguh wajah Singgih sangat tidak cocok ketika memujinya.

Namun ketawanya terhenti ketika Singgih mengenggam lembut tangannya, dan sontak membuat detak jantungnya kembali berdetak tidak karunan.

"Cin, gue tau ini terlalu cepet. Tapi ini harus."

Cinta menaikkan salah satu alisnya tak mengerti,"Maksutnya?"

"Lo masih inget gak gue pernah ngomong suka sama lo?"

Jantung Cinta semakin berdetak tidak karuan, apakah hari ini Singgih akan menembaknya lagi? Harus jawab apa ia sekarang?

Cinta menarik nafasnya dalam-dalam sambil menelan salivanya.

"Iya, aku masih inget kok."

"Dan lo harus tau. Bahwa rasa itu masih ada. Hati gue tetap untuk lo."

Cinta hanya diam. Lidahnya kelu untuk berbicara, tangannya menjadi dingin dan kaku karena terlalu gugup.

"Gue suka sama lo. Dan buat lo, apakah selama ini lo nyaman sama gue?"

Cinta kembali menganggukkan kepalanya.

"Gue serius suka sama lo. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Deg

Bagaikan petasan dimalam tahun baru. Itu yang sekarang Cinta rasakan, meledak-ledak.

Cinta menatap wajah Singgih sekilas, lalu ia menunduk malu dan menganggukkan kepalanya.

"Makasih Cin, gue akan berusaha menjadi pacar terbaik buat lo."

***

"Rik gue lagi suka sama seseorang."

"Gue tau. Lo kan playboy cap gajah, jadi gak heran gue."

"Gue serius kali ini. Gue suka sama seseorang, suka dalam artian yang berbeda. Lo ngerti kan apa yang gue maksud?"

"Hah? Lo serius Bar?".

"Yalah!"

"Siapa dia?"

"Adora Cinta Kamala, kenal kan lo? Cewek yang pernah lo bully waktu itu, cewek yang selalu gue usilin."

"Oh. Gue gak kaget sih kalau gitu."

"Maksutnya?"

"Gue bisa lihat cara lo mandang dia itu beda. Terlihat jelas kalau lo tertarik sama dia."

"Iya lo bener. Dia cewek pertama yang ngebuat gue gak bisa berhenti mikirin dia."

"Makanya di dorr dong! Buat dia jadi milik lo, sebelum direbut orang lain!"

"Ogah! Ya kali! Malu lah gue!"

"Kalau lo nurutim malu lo, cepat atau lambat dia akan direbut orang lain. Entar lo nyesel sendiri jadinya."

"Iya juga sih."

"Makanya lo harus cepet-cepet ngungkapin perasaan lo ke dia!"

"Tapi gue takut ditolak Rik, takutnya dia gak percaya gue takut dia ngiranya gue hanya mempermainkan dia padahal gue seriusan suka sama dia."

"Kalau itu sih derita lo! Suruh siapa jadi playboy? Tapi gue yakin Bar kalau dia juga suka sama Lo."

"Gue berharap sih gitu."

"Mulai sekarang kalahkan rasa takut lo Bar, kasih dia kepastian."

"Oke gue akan ngungkapin perasaan gue yang sebenarnya. Besok!"

"Nah ini baru namanya Bara tem- eh? ASTAGA! Lo harus lihat deh postingan terbarunya Singgih!"

***

Jangan lupa vote dan komen.

Bara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang