🔥24. RUMAH SAKIT🔥

1.6K 71 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen.

***

Mobil Bara berhenti tepat di depan gerbang hitam, sudah berakli-kali ia mengklakson mobilnya, namun tidak ada sedikitpun gerakan dari gerbang itu.

Kepala Abel mencul dari dalam ke luar, ia menoleh ke objeknya, "Kemana ya satpamnya?"

"Kalau lo nanya gue, terus gue nanya siapa?"

Tin tin tin

Bara tambah namun setelah beberapa menit, munculah seorang pria berkumis dan langsung membukakan pintu gerbang.

Pagar dan mobil Bara tersebut langsung masuk kedalam.

Setiba di depan pintu utama Abel langsung memencet bel yang ada di samping pintu.

Tidak menunggu beberapa lama, pintu itu berbuka munculah wanita berkepala empat.

"Cari siapa?" tanyanya ketus, memasang wajah angkuhnya.

"Hm Cintanya mana ya tan?"

"Lagi sekarat di rumah sakit," jawabnya frontal membuat Abel dan termasuk Bara membulatkan matanya.

Bara yang sedari tadi berdiri di belakang Abel, langsung maju menghadapi wanita wangkuh itu, "Maksud tante apa?"

"Anak itu kecelakaan. Apa kurang jelas perkataaan saya?"

Deg

"Ya ampun kenapa gue baru tau!" ujar Abel yang tak kalah khawatir, "Kalau boleh tau rumah sakit mana tan?"

"Fatmawati. Kalian ke sini cuman nanya hal yang gak penting?! Buang-buang waktu saya aja!" ujarnya sambil menutup pintu dengan keras.

Bara melirik ke arah Abel, "Kita langsung otw aja kesana," ujar Bara sambil menarik lengan Abel dan meninggalkan rumah itu

Bara langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, perasaannya benar benar kacau l.

"Ini salah gue seharusnya kemarin gua anterin Cinta pulang, pasti kejadiannya gak akan seperti ini," ujar Abel yang tidak berhenti menangis di sepanjang jalan.

"Ebggak ini bukan salah lo tapi ini salah gua, seharusnya kemarin gua gak ninggalin Cinta di jembatan pasti ini gak bakal terjadi."

Abel terdiam sejenak, menyesapi perkataan yang keluar dari mulut Bara.

Lalu kedua matanya membulat, ia langsung menoleh ke arah Bara yang sedang fokus menyetir, "APA!! Anjing lo ya kak! Jahat banget jadi manusia! Tega-tega nya kakak ninggalin dia begitu aja! Emang lo anggap dia apa? Sampah?!"

Bara meringis pelan, pandangannya masih fokus ke depan, "Gua tau gua salah."

"Kalau kakak tau dari awal salah, ngapain kakak ngelakuin hal bodoh kayak gini?!"

"Gue juga gak kepikiran kejadiannya kayak gini Bel."

"PENGECUT! Kalo lo akhirnya ninggalin Cinta begitu aja, mending lo gak usah sok sok an nganterin dia!"

"Sorry."

"Jangan minta maaf ke gue! Orang yang lo sakitin dia bukan gue!"

Bara langsung menoleh ke arah Abel, "Terus gue harus gimana?"

"Kenapa gak lo aja kak yang terbaring di sana! Kenapa harus Cinta? Kenapa gak Lo aja Kak!" bentak Abel sambil memukul lengan Bara, ia juga tidak peduli jika Bara nanti akan balas dendam atas perlakuaannya yang sedikit kurang ajar.

Bara langsung menepikan mobilnya di pinggir jalan, ia juga tidak tega melihat keadaan Abel sekarang, cowok itu pun langsung memeluk untuk menenangkannya

"Maaf gue salah, gua nyesel, gua bodoh, gua pengecut. Tapi jujur Bel gua juga gak mau hal ini terjadi, jika mau, gua siap kok gantiin posisi Cinta sekarang."

"Cinta itu baik kak."

"Iya gue tau, karena dia baik makanya selama ini gue gak mau dia terjebak di dunia gue."

"Kak Bara suka sama Cinta?"

"Udah ya nangisnya Kita langsung menuju ke rumah sakit," ujar Bara mengalihkan pembicaraan, lalu ia melepaskan pelukannya.

Abel hanya menggangguk. Mobil itu kembali melaju menuju rumah sakit.

***

Se sampai di rumah sakit, Abel dan Bara langsung mencari ruang rawat Cinta.

"Kak gimana keadaan Cinta sekarang?"

"Dia masih belum sadar."

Kebetulan juga di sana ada Singgih. Melihat ada kembarannya, Singgih langsung menyeret lengan Bara dan membawanya keluar dari ruangan Cinta.

Sesampai di luar, Bara langsung menyentak kasar tangan Singgih dari lengannya, "Gak usah narik narik gue!"

Bruugggh

Satu pukulan mendarat di pipi Bara, siapa lagi pelakunya kalau bukan Singgih.

"Bangsad!! Ini semua gara gara lo! Kemarin gue ngalah demi lo dan lo seenaknya ninggalin dia begitu aja. Sekarang lo tau kan akibatnya apa? Puas lo hah?!"

"Kenapa lo sewot?"

"Gue sewot karna gue khawatir sama dia! Gue takut kehilangan dia Bar! gue gak mau dia terluka! Hati gue sakit ngelihat dia terbaring lemah di sana! Gue cinta sama dia!"

"Oh."

"Mulai sekarang lo jangan deketin dia lagi Bar"

Bara tersenyum miring, ia menyeka darah yang ada di sudut bibirnya, "Emang lo siapa Hah ngatur ngatur gue sama dia?"

"Ko tanya gue siapa?? Oke sekarang gue jawab dan lo pasang telinga lo baik baik. Gue adalah orang yang tulus mencintai Cinta dan gue adalah orang yang sekarang bersinggah dihatinya, gue gak pernah nyakitin dia seperti lo yang selalu nyakitin dia!"

"udah ngomongnya? Kalo udah gue cabut dulu. Bye!" ujar Bara lalu meninggalkan tempat itu

***

Hay gaes kalian kangen nggak sih dengan karakter Cinta atau jangan-jangan kalian malah rindu authornya :v

Kalian lebih suka mana
1. Singgih yang baik hati, atau
2.Bara yang nyebelin
Sok komen sepuas-puasnya

Jangan lupa vote dab komen

Bara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang