🔥7. SISI BURUKNYA🔥

2.2K 100 2
                                    

Jangan lupa vote dan komenannya ya:)

***

Bel pulang berbunyi, semua anak bergegas merapikan barang-barangnya di atas meja lalu memasukkannya ke dalam tas.

Ada yang langsung pulang, ada yang masih sibuk berdandan di kusi pojokan, ada yang asik berfoto di tepi jendela, ada juga yang masih ngerumpi.

Sementara Cinta membantu Abel untuk melaksankan kewajibannya yaitu piket sebelum pulang sekolah.

"Dy lo mau ke mana?" tanya Seran, sang ketua kelas sepuluh mipa lima.

Sementara Dya membalikkan badannya seraya memutar kedua bola matanya, "Pulang lah! Ngapain lo tanya-tanya!"

"Gak bisa! Lo harus piket dulu!"

"OGAH! lagian udah ada boneka Anabel tuh!" jawabnya ketus sambil menunjuk Abel yang sedang menyapu di sisi kanan.

"Tapi hari ini lo piket! Ini tanggung jawab lo!" ujar Seran marah.

"Bodoamat!" Dya kembali membalikkan badannya dan meninggalkan kelas begitu aja.

Sementara Abel yang melihat kepergian Dya langsung menghentikan aktifitas menyapunya sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Cinta yang melihatnya juga menghentikan aktifitas mengelap kaca, "Serasa yang punya sekolah tu orang!"

Kemudian meraka berdua kembali melanjutkan aktifitasnya masing-masing supaya cepat selesai.

Sepuluh menit sudah berlalu, kini Cinta dan Abel berjalan gontai melewati koridor setiap kelas.

"Eh Cin. Ikut gue ke toilet dulu ya?!"

"Okey!"

Saat sampai di depan tulisan toilet mereka berdua langsung berbelok dan masuk ke dalam sana.

Samar-samar mereka mendengar suara tangisan. Mereka berdua langsung mencari sumber suara satu, memeriksa setiap bilik.

Suara tangisan semakin jelas, Cinta menempelkan telinganya di salah satu bilik, tenyata benar suara tangisan itu ada di dalam bilik itu.

"Bulu kudu gue berdiri njir," ucap Abel lirih.

"Lo kenal gak dengan suaranya?" tanya Cinta, salah satu telinganya tetap menempel di pintu.

Abel menggelengkan kepalanya cepat, tangannya langsung merangkul lengan Cinta, "Enggak, jangan-jangan di dalam itu bukan manusia? Jangan-jangan yang nangis itu kuntilanak? Ih serem!"

"Ngaco lo Bel! Mana ada hantu di siang hari."

"Ya bisa aja, kalau di bisain. Siapa tau hantunya kalau malam tidur, kalau siang berkeliaraan."

Cinta menggelengkan kepalanya, hanya orang penakut yang percaya ucapan Abel. Sambil menghela nafasnya, tangannya mulai mengetuk pintu itu dengan pelan.

Tok tok tok

"Ada orang di dalam?"

"Eh malah di panggil sama nih bocah, nanti kalau kuntilanak itu makan kita gimana Cin?" ujar Abel mempererat pelukannya di lengan Cinta.

Bara CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang