***
Bara melewati koridor sekolahnya sambil mengenggam erat tangan mungil kekasihnya.
Sedari tadi di sepanjang koridor, mereka berdua menjadi pusat perhatian. Semua pasang mata tertuju kepada mereka, yang membuat Cinta risih dibuatnya. Sementara Bara mengedikkan bahu acuh."Eh itu Cinta si adek kelas yang katanya pacaran sama si Singgih kan?"
"Iya bener, tapi kenapa dia malah gandengan sama Bara sih?"
Suara ghibahan yang terdengar di telinganya membuat Cinta sedikit memelankan langkahnya.
"Dasar cabe!"
"Sok cantik lagi!"
"Cantikan gue kali."
"Udah tau punya pacar, eh malah gandengan sama cowok lain. Gimana ceritanya sih?"
"Ihhh gue gak rela deh Cinta genit gitu sama kak Bara!"
"Gak ngaca apa dia itu siapa?"
"Dia pikir dia siapa? Muka jelek gitu aja belagu. Dasar cabe sialan!!"
Cinta mengepalkan sebelah tangannya karena tangan yang satunya berada di genggaman Bara.
Bara tidak bisa diam aja mendengar cacian yang tidak pantas untuk di dengar, ia juga merasakan langkah Cinta mulai memelan. Bara menghela nafasya, ia menghentikan langkahnya, begitupun juga Cinta yang ikut menghentikan langkahnya dan menatap Bara dengan tatapan bingung.
"Woy bangsat! Telinganya pasang baik-baik, mulai sekarang dan seterusnya Adora Cinta Kamala udah resmi jadi cewek gue! Sekali lagi kalian macam-macam sama cewek gue, kalian tau akibatnya!"
"Gue gak mandang itu cewek apa cowok karena dalam kamus gue itu sama aja! Kalau salah satu dari kalian seujung kukupun nyentuh cewek gue? Habis kalian di tangan gue!" Bara terdiam sejenak, lalu ia tersenyum miring, "Gak percaya? Coba aja!"
Bentakan Bara membuat semua anak langsung bungkam dan menatapnya takut. Siapa sih siswa di sini yang tidak takut dengan Bara?
Sementara Cinta sendiri memutar kedua bola matanya jengah, "Kaya berani aja!" cibirnya dalam hati.
***
Bara baru melepaskan genggamannya ketika sampai di depan kelas kekasihnya.
"Belajar yang rajin sana!"
"Hm."
Saat Cinta membalikkan badannya hendak memasuki ke dalam kelasnya, pergelangan tangan kanannya di tarik oleh seseorang, siapa lagi kalau bukan Bara.
"Kenapa kak?"
"Lo jadi cewek kaku banget sih? Seharusnya lo bilang gini 'makasih sayang atau enggak makasih bi kamu juga semangat ya' bukannya cuman hm doang terus main nyelenong pergi gitu aja! Payah!"
"Kak Bara hari ini sakit ya? Atau setres banyak pikiran?"
"Maksutnya?"
"Hari ini kakak cerewet banget!" Setelah mengatakan itu Cinta kembali membalikkan badannya dan pergi begitu saja memasuki ke dalam kelasnya.
Sementara masih di tempat yang sama, Bara menghela nafasnya kasar, "Untung sayang!"
"Tumben udah dateng?" tanya Cinta menaruh tasnya di atas meja lalu menjatuhkan bokongnya di samping Nada.
Kedua sudut bibir Nada terangkat ke atas, "Iya nih hujan soalnya, oh ya!" Nada meraih tasnya dan mengeluarkan kotak bekal makannya di sana kemudian ia membuka tutupnya.
"Nyokap gue lagi buat martabak coklat, nih cobain deh!"
Kedua mata Cinta langsung membinar, ia sedikit menggeser tubuhnya lalu menghirup aroma martabak coklat itu, "Hm wanginya! Pasti enak banget nih!"
"Makanya cobain dong! Udah gue potong-potong nih, tinggal makan doang."
Cinta menyomot salah satu martabak coklat itu dengan semangat kemudian ia langsung melahapnya.
"Gimana?"
"Enak banget!" sambil mengangkat kedua jempolnya.
"Kalau suka nanti gue bakal sering bawain buat lo deh."
"Wah makasih ya Nad!"
"Seharusnya gue yang makasih, gara-gara lo nyokap lebih deket sama gue, dia seneng banget gue berubah kaya gini."
"Seharus lo yang makasih sama diri lo sendiri, karena ini kemauan lo sendiri buat berubah."
"Maafin gue yang dulu ya?"
"Udah jangan ngungkit masa lalu."
***
Bara mencuci tangannya di wastafel, ketika ia mendongak menatap cermin, ada panampakan wajah saudara kembarannya di sana.
Bara menoleh, dan benar saja Singgih sudah berdiri tegap di sampingnya.
"Kenapa?" tanya Bara, tangan kanannya memutar kran air untuk mematikannya, setelah itu ia mengambil tisu.
"Jadi rumor itu bener?"
Tanpa berpikir panjang Bara tau ke mana arah pembicaraan kembarannya itu, ia memiringkan senyumannya, "Seratus persen benar."
Singgih mengcengkram kuat kedua bahu Bara, "Gue gak akan biarin lo ngerebut dia dari gue!"
"Sayangnya, sekarang dia udah jadi milik gue," ujarnya sambil menepis tangan Singgih dari bahunya.
"Oke kalau gitu, gue akan rebut dia lagi."
Bara tersenyum miring, "Coba aja kalau bisa." Setelah mengatakan itu Bara berlalu pergi, sebelumnya ia sengaja menyenggol keras bahu Singgih terlebih dahulu.
Sementara di tempat, kedua tangan Singgih terkepal kuat, kedua matanya menatap cermin yang menampakkan wajahnya yang menahan amarah, lalu tangan kanannya melayang memukul cermin itu.
Prankkkk
"ARGHHHH!"
Singgih tidak peduli darah segar yang mengalir dari tangannya. Rasa sakit tangannya tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya sekarang ini.
***
Brakkkk
Alan, Erik, dan Devan memekik saking kagetnya karena tiba-tiba Bara datang dan mengebrak meja.
"Sialan!"
"Lo kenapa Bar?"tanya Erik.
"Habis nganterin yang katanya ceweknya seharusnya seneng dong, kenapa malah marah-marah?" tanya Devan.
Alan mengelap mulutnya menggunakan tisu, "Habis berantem nih pasti!"
"Kurang ajar Singgih! Dia nantangin gue rupanya!"
"Singgih? Ada apa sama kembaran lo itu?"
"Dia mau ngerebut Cinta dari gue!" Brakkkk Bara kembali mengebrak meja, lalu ia tersenyum miring, "Gue gak akan biarin dia menang, liat aja!"
"Ngerebut? Bukannya lo ya yang ngerebut tuh cewek dari kembaran lo sendiri?" tanya Alan dengan polosnya.
Bara melototkan kedua matanya sambil menatapnya tajam, "Ulangin!"
"Mampus lo Lan!" ujar Devan mengompor-ngompori. Sementara Erik terkikik geli.
Alan menggaruk tengkuk lehernya salah tingkah, "Eh enggak Bar! Bukan apa-apa kok!"
"Ngerebut kata lo? Di sini gue pacaran sama Cinta SETELAH PUTUS sama Singgih. Apa gue salah hah?!"
"Enggak kok Bar. Lo gak salah gue yang salah hehe." Lebih baik Alan mengalah daripada dirinya harus menjadi santapan Bara selanjutnya.
***
Jangan lupa vote and komen💕

KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Cinta
Teen FictionAbyan Bara Wiryamata. Siapa yang tidak mengenal sosok playboy , bad bay, sekaligus tukang gosthing di sekolahnya? Namun hal itu tidak menutupi pesonanya yang begitu menarik di mata kaum hawa. Seorang Bara tidak pernah serius menjalin hubungan denga...