Sedari tadi Cinta membolak-balikkan tubuhnya di atas ranjangnya. Kedua matanya sulit sekali terpejam, ia masih memikirkan kejadian tadi pagi di sekolah.
Tadi, saat pulang sekolah, dengan wajah tanpa dosanya Bara menyeretnya untuk mengantarkannya pulang. Bahkan laki-laki itu dengan terang-terangan mengenggam tangannya mulai dari kelasnya sampai ke parkiran.
Cinta mengacak-acak rambutnya frustasi, namun aktifitasnya terhenti ketika pintu kamarnya terbuka lebar, menampakkan laki-laki bertubuh kekar tangan dilipat di dada berdiri di ambang pintu.
"Ada Sandy di bawah."
Tuh kan... Mendengar nama Sandy membuat moodnya tiba-tiba berubah menjadi lebih buruk, mau apalagi sih tuh anak?
Cinta menghela nafasnya tanpa mau beranjak dari ranjangnya, "Bilangin ke Sandy ya bang, aku udah tidur gitu."
Danu mengernyitkan dahinya sendiri, biasanya adiknya langsung semangat empat lima jika Sandy berkunjung ke rumahnya, kenapa malam ini beda?
"Lagi marahan ya?"
Cinta merubah posisinya, yang tadinya terbaring menjadi duduk, "Iya."
Danu yang masih setia berdiri di ambang pintu, kini melangkahkan kakinya dan duduk di tepi ranjang sambil mengusap rambut adiknya dengan lembut.
"Kalau ada masalah hadapi bareng-bareng jangan lari kayak gini dek."
Cinta menghela nafasnya gusar, yang diucapin kakaknya itu semua benar tapi egonya lebih besar.
"Cinta cuman ingin nenangin pikiran dulu bang, jadi bilang ke Sandy jika aku sudah tidur. Cinta gak mau ketemu dia dulu."
Kini Danu yang menghela nafasnya gusar, dari dulu adiknya memang keras kepala dan sulit untuk diatur.
"Yaudah gue ke bawah dulu, tapi inget! Marahannya jangan lama-lama."
Cinta menganggukkan kepalanya, kemudian Danu beranjak dari duduknya dan segera menutup pintu kamarnya.
Cinta kembali merebahkan tubuhnya di kasur moodnya tiba-tiba hancur begitu saja mengingat masalahnya dengan Sandy dan Singgih. Dasar sama-sama S! Menyebalkan!
Tangan kanannya beralih menyentuh pipinya bekas tamparan Singgih, seolah-olah rasa perihnya masih membekas apalagi ucapan Singgih yang menyebutnya yang tidak-tidak, ah itu tidak akan pernah ia lupakan sampai kapanpun. Ingat itu!
Apa katanya dia menyesal berpacaran dengan dirinya?
Cih! Ia pastikan jika dia akan menyesal apa yang telah diperbuatnya. Camkan itu!
Cinta kembali tersentak saat pintunya terbuka lebar. Di ambang pintu munculah lelaki bertubuh atletis menatapnya tajam lalu lelaki itu menghampirinya.
"Kenapa?!" tanya Sandy dengan nada yang sedikit tinggi.
Cinta masih diam lalu ia mengalihkan pandangannya karena ia sangat malas sekali menatap laki-laki yang ada di sampingnya.
Lelaki itu mencengkram kasar lengan Cinta dan membuat sang empu meringis kesakitan.
"Apa-apaan sih lo!" bentak Cinta marah lalu menghempaskan tangannya dan segera berdiri dari ranjangnya.
"Kenapa?!" Sandy kembali bertanya lagi.
"Gak usah basa-basi! Kalau ngomong yang jelas!"
"Kenapa sekarang lo suka bohong hah?!"
Cinta masih terdiam, kini kedua tangannya sudah ia lipatkan di dada.
"Ngomongnya sudah tidur tapi apa nyatanya?! Sebenci itukah lo sama gue?!"
"Tanya aja sama diri lo sendiri!" bentaknya tak mau kalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bara Cinta
Teen FictionAbyan Bara Wiryamata. Siapa yang tidak mengenal sosok playboy , bad bay, sekaligus tukang gosthing di sekolahnya? Namun hal itu tidak menutupi pesonanya yang begitu menarik di mata kaum hawa. Seorang Bara tidak pernah serius menjalin hubungan denga...