Chapter 3

3.4K 301 13
                                    

Votmen-nya ditunggu😊
Happy reading gaes...

.
.
.
.
.

Hari kedua, menu penambah darah kembali diantar tepat waktu ke hadapan Tzuyu, hingga Tzuyu yakin bahwa dia sengaja diberi makan agar selalu sehat. Namun, kali ini yang mengantar makan siangnya bukanlah Nona Momo, melainkan wanita cantik lain dari ruangan Presdir Lee. Wanita itu bernama Nayeon, asisten Nona Momo.

Hari ketiga, Sana yang mengantarkan makan siang.

Ada saja orang berbeda yang mengantarkan makan siang. Bahkan, pernah dua kali makan siang diantar oleh asisten pribadi Presdir Lee yang tampan, membuat jantung Tzuyu berdegup kencang saat menerima rantangnya. Satu hal yang sama dalam menu makan siang itu, yaitu selalu ada tumis hati babi.

Tzuyu sebenarnya ingin berteriak kencang. "Aku bersedia mendonorkan darahku kapan saja, tapi tolong jangan beri aku tumis sayur kacang lagi lagi. Bisakah aku memilih menu lain."

Dan tentu saja semua itu hanya dia teriakkan dalam hati. Tzuyu tidak berani mengutarakannya kepada Presdir Lee.

Tzuyu yang selama ini agak lamban berpikir, mulai merasakan sesuatu yang tidak beres, karena dia telah menikmati makan siang gratis dari Presdir Lee selama dua minggu.

"Sebenarnya perlu berapa banyak darah lagi sehingga aku harus diberi makan siang begitu lama?"

Tzuyu bukannya tidak pernah berpikir untuk melarikan diri dengan berhenti bekerja. Namun, akal sehat selalu menghentikannya, mungkin besok makan siang itu tidak diantar lagi. Jadi, dia pun mengurungkan niatnya. Namun, siapa sangka ternyata Presdir Lee sangat rajin memberinya makan siang.

Hari senin minggu ketiga, Tzuyu menarik Nona Momo ke sudut ruangan. Dia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada perusahaan, Presdir Lee, dan Nona Momo yang sering mengantarkan bekal makan siang untuknya. Tzuyu berjanji walau tanpa makan siang, dia tetap akan bekerja keras, sehingga mulai besok tidak perlu membawakan makan siang lagi untuknya. Perkataan tersebut telah lama dia pikirkan dan ingin sekali dia ungkapkan.

Nona Momo hanya tersenyum dan berkata, "Aku hanya menjalankan tugasku. Kalau Nona Chou punya pendapat, bisa disampaikan langsung kepada Presdir Lee."

Tzuyu terperanjat. Bagaimana mungkin karyawan kecil sepertinya bisa menyampaikan pendapatnya langsung kepada Presdir Lee? Lagi pula, perusahaan ini sangat besar. Tzuyu yakin sekali kalau dia tidak tahu dimana letak ruangan Presdir Lee. Mungkin Nona Momo bersedia mengantarnya, tapi... dia sama sekali tidak punya keberanian untuk menyampaikannya.

Tzuyu pun pasrah. Setiap hari dia menerima makan siang dari Presdir Lee, diiringi pandangan yang tidak mengenakkan dari semua rekan kerjanya. Akhirnya dia pun terkena panas dalam serta muncul jerawat di wajahnya yang biasanya mulus.

Namun, ternyata hal itu ada manfaatnya bagi Tzuyu. Dia jadi bisa merasakan rasa kekeluargaan di lingkungan kerjanya. Teman-teman sekantornya adalah orang-orang pilihan, sehingga cara mereka menolong Tzuyu pun penuh perhatian. Dulu saat Tzuyu sedang dalam kesulitan dan membawa laporan ke sana kemari untuk bertanya, belum tentu dia mendapat jawaban. Semuanya beralasan sedang sibuk, tidak ada yang punya waktu mengajari karyawan baru sepertinya. Sekarang, semuanya berubah. Mereka yang akan bertanya lebih dulu, apa yang bisa dibantu. Terkadang, mereka juga membawakan Tzuyu teh hangat. Bahkan saat mereka sedang mengobrol, sesekali nama Tzuyu muncul dalam perbincangan tersebut.

Tzuyu bukanlah orang bodoh yang tidak tahu mengapa sikap para rekan kerjanya bisa berubah demikian cepat. Dengan polosnya, dia berusaha menjelaskan bahwa Presdir Lee selalu mengantarkan makan siang untuknya hanya sebagai ungkapan terima kasih karena Tzuyu telah menolong adik beliau. Namun, mereka masih kurang percaya.

Tzuyu mengira teman-temannya telah mencarinya, dan tidak menyangka ceritanya malah berkembang menjadi rumor.

Kepala Bagian Keuangan pun berubah sikap. Pria itu berpikir bahwa meski memang memiliki koneksi yang hebat, tapi Tzuyu sebenarnya juga karyawan baik yang rajin dan pekerja keras. Lambat laun, pria itu pun mulai menerima Tzuyu.

🍱🍱🍱

Makan siang minggu keempat. Hari ini, Nona Momo tidak hanya mengantarkan makan siang, tapi juga sebuah undangan. "Undangan yang benar-benar bagus," pikir Tzuyu. Orang kaya memang berbeda. Dengan perlahan, Tzuyu membuka undangan tersebut.

Mengundang Nona Chou Tzuyu untuk menghadiri one month baby party pada Jumat, 5 Februari, pukul 19.30 di Gedung pertemuan Nine Tree Myeongdong.

Tertanda,
Kim Jungwoo, Park Jihyo

Dalam undangan tersebut, alamat gedung pertemuan dan nama Chou Tzuyu sengaja ditulis dengan tangan, bahkan tulisan tangan untuk nama Chou Tzuyu sangatlah Indah. Mungkin, itu adalah adik Presdir Lee, Nona Lee Jihyo yang menulisnya. Sedangkan alamatnya ditulis dengan tulisan tangan yang terlihat sangat tegas. Mungkin Presdir Lee yang angkuh itu yang menulisnya.

Namun, bagaimana mungkin Presdir Lee punya waktu untuk menulis undangan? Lagi pula, kalau hanya menuliskan alamat, mencari jenis huruf lewat internet lalu dipindahkan ke draf undangan itu pun bisa.

Lisa, rekan kerja Tzuyu yang sedang lewat dibelakangnya, tak sengaja melihat isi undangan itu dan tercengang. Dia kaget karena Tzuyu bia menghadiri pesta keluarga Presdir Lee, lalu berkata, "Kabarnya yang bisa masuk ke Gedung Pertemuan Nine Tree Myeongdong hanya para anggota."

Tzuyu semula mengira tempat itu bukan hotel mewah, sehingga agak santai dan tidak perlu berpakaian formal. Namun setelah mendengar perkataan dari rekan kerjanya, Tzuyu merasa bahwa uangnya akan segera melayang.

Tzuyu belanja semalam suntuk, dan akhirnya membeli sebuah gaun berwarna biru dongker serta sepasang sepatu hak tinggi hitam, benda yang belum pernah dipakainya. Dia juga membeli hadiah untuk anak-anak, berupa delapan ekor bebek mainan yang bisa mengapung di air. Dia memilih yang merekamnya terkenal dam harganya cukup mahal.

Tzuyu berpikir, jika waktu kecil dia suka sekali mainan yang jika dipencet bisa mengeluarkan suara, mungkin anak-anak sekarang juga akan menyukainya. Sebenarnya Tzuyu ingin membelikan perhiasan untuk anak-anak, tapi setelah dipikir-pikir, Presdir Lee adalah orang kaya, seharusnya tidak kekurangan perhiasan. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menghadiahkan mainan saja. Tentu saja seluruh benda itu menguras habis tabungan Tzuyu.

Hari Jumat setalah pulang kerja, Tzuyu tidak langsung pulang. Dia tetap berada di ruangannya sampai pukul 7 malam, mengganti pakaian dan dan mengenakan sepatu hak tingginya, lalu meninggalkan kantor. Untungnya orang-orang di dalam gedung hanya tinggal sedikit, jadi dia tidak merasa malu karena berkeliaran di gedung besar itu sembari memakai gaun yang begitu formal.

Saat sedang menunggu jemputan di depan gedung perusahaan, sebuah mobil BMW hitam metalik berhenti di depannya. Kaca jendela bagian depan terbuka. Asisten Presdir Lee tersenyum dan berkata, "Apakah Nona Chou juga akan pergi ke pesta? Masuklah biar kami mengantar Nona ke sana."

"Ah, iya. Terima kasih banyak," Tzuyu mengangguk. Di akhir pekan, memang agak sulit mendapatkan taksi.

Tzuyu pun membuka pintu belakang.
Lalu...
Tzuyu pun menyesal...
"Kenapa Presdir Lee juga ada di dalam?!
Tuan Asisten apa salahku padamu?!"

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang