Chapter 35

2.2K 226 10
                                    

Happy reading gaes😊
Taburan bintangnya author tunggu...

.
.
.
.
.

Tzuyu pun dibawa ke kantor polisi. Di sana, Tzuyu baru tahu jika tiket Lisa yang hendak dia urus pembatalannya adalah tiket palsu. Tzuyu menceritakan semua kejadian dari awal dengan jujur, bahkan di berinisiatif akan menelepon Lisa untuk menanyakan perkaranya. Namun, saat dia memegangi kantong mantel tempat ponsel, dia tidak bisa menemukannya. Tzuyu langsung bingung, dia sibuk mencari ke semua kantong mantel tapi tetap tidak bisa menemukan ponselnya, bahkan dompetnya juga ikut hilang.

"Tadi waktu aku sedang belanja di minimarket masih ada, kenapa sekarang tiba-tiba hilang? Apa mungkin terjatuh saat aku buru-buru memasukkannya ke kantong?" kata Tzuyu dalam hati.

Tzuyu terperangah.

Habislah Tzuyu, semua uang, kartu, dan tiket kereta ada di dalamnya. Bila tiketnya tidak ada, dia tidak bisa membuktikan bahwa dia adakah salah satu penumpang. Walaupun sesuai dengan kebiasaannya, dia meletakkan KTP nya di dalam koper sehingga tidak hilang, tapi itu hanya bisa membuktikan bahwa dia bukan pelaku kriminal.

Lagipula, dia juga tetap harus mengganti kerugian orang tadi.

Tzuyu kembali menjelaskan, "Dengar, aku tidak tahu kalau tiket itu palsu. Asal tiket? Aku hanya membantu teman untuk membatalkannya. Dia sebenarnya juga mau pulang kampung, tapi batal karena mereka pergi mengahadiri pesta tahun baru dari perusahaan, makannya aku yang membantu membatalkannya. Aku tidak tahu dia membeli tiket di mana. Aku bahkan tidak bisa menghubunginya karena tidak hafal nomornya."

"Perusahaan? Aku adalah karyawan Lee Crop Company! Ah benar. Aku punya pekerjaan, untuk apa jadi penjual tiket palsu?" akhirnya Tzuyu menemukan alasan yang tepat atas semua penjelasannya.

Lee Crop Company adalah perusahaan bonafide di kota Seoul. Kedua polisi saling berpandangan sejenak. "Bagaimana caramu membuktikannya," tanya salah satu diantara mereka.

"Taeyong," nama Presdir langsung muncul dalam pikirannya. Dia juga hafal nomor ponselnya, tapi... bagaimana mungkin memberitahukan pada pria itu mengenai hal memalukan seperti ini?

Tzuyu membatalkan niatnya. Dalan keadaan kalit dia terus berpikir, lalu berkata, "Aku tahu nomor salah satu rekanku."

Nomor ponsel Momo amat sangat mudah diingat karena nomornya berurutan. Tzuyu meneleponnya dari kantor polisi dan tersambung. Untung temannya itu tidak mematikan ponsel.

"Halo?"

"Momo, aku Tzuyu. Apakah kau masih di Seoul?"

"Aku? Tentu saja," ujar Momo. "Tzuyu kenapa nomormu asing? Seharusnya sekarang kau sudah berada di dalam kereta api."

"Tidak, aku sedang dalam masalah."

Suara dari seberang sangat ramai, bahkan terdengar suara musik dari sana. Mungkin Momo sedang berada dalam suatu perjamuan. Tanpa pikir panjang, Tzuyu langsung menceritakan semuanya pada Momo, lalu dengan sangat menyesal dan perasaan malu dia berkata, "Momo, apa kau ada waktu? Kalau ada, bisakah ksu datang sekarang dan membawa KTP-mu? Aku di kantor polisi Barat Seoul."

"Tunggu sebentar." Tampaknya Momo sedang berunding dengan seseorang. "Tzuyu, kau tenang saja, itu hanya masalah kecil, aku akan segera kesana."

🍱🍱🍱

Para polisi yang melihat Tzuyu berhasil menghubungi seseorang, memintanya untuk duduk di area tunggu. Akhirnya Tzuyu bisa tenang, dia merasa lelah dan kedinginan. Hari ini sebenarnya adalah hari bahagia karena dia bisa pulang kampung dan berkumpul dengan keluarga besarnya. Namun sekarang dia sudah ketinggalan kereta, dan sedang duduk di kantor polisi sambil mengunyah roti kering.

Untung ada seorang polwan baik hati yang memberinya segelas teh hangat untuk menghangatkan tubuh.

Tzuyu makan sambil termenung. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dengan menggunakan nomor kantor polisi, dia mencoba menghubungi ponselnya sendiri. Sayangnya, ternyata ponselnya sudah tidak aktif. Saat tahu ponselnya sudah tidak bisa kembali lagi, Tzuyu semakin merasa tertekan.

Setelah menunggu kurang lebih satu jam, orang yang di nanti Tzuyu pun akhirnya tiba, tapi.... bukan Momo, melainkan Asisten Mark.

Seperti biasanya, penampilan Asisten Mark selalu rapi dan dia selalu menyunggingkan senyum.

"Asisten Mark," Tzuyu langsung berdiri dari duduknya, "Kenapa datang kemari?"

Asisten Mark tersenyum sambil berkata, "Tadi saat kau menelpon Momo, aku sedang bersamanya. Kami sedang menghadiri sebuah perjamuan. Tapi kelihatannya dia kebanyakan minum, jadi aku yang datang kemari."

"Maaf, sudah merepotkan kalian," ujar Tzuyu tertunduk malu.

"Tidak masalah. Jangan khawatir, semuanya akan beres, sebentar lagi Anda pasti bisa pulang," hibur Asisten Mark.

Tzuyu hanya bisa mengangguk.

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang