Chapter 1

9.1K 422 27
                                    

Votmen-nya ditunggu😊
Happy reading gaes...

.
.
.
.
.

Kejadian ini terjadi setelah Chou Tzuyu lembur lima hari berturut-turut. Hari ini sebenarnya hari libur kemerdekaan, tetapi seluruh staf bagian keuangan harus lembur untuk membuat laporan bulanan. Karyawan baru seperti Tzuyu juga ikut di pusingkan oleh laporan yang menggunung. Tanggal 3 malam, Kepala Bagian Keuangan akhirnya mengumumkan bahwa laporan bulan telah selesai. Tzuyu langsung pulang ke kontrakannya dan tertidur di ranjang.

Di tengah lelang tidurnya, samar-samar terdengar bunyi ponsel. Tanpa membuka mata, Tzuyu meraba-raba ranjang. Secara refleks, dia menekan tombol jawab dan bergumam, "Halo?"

"Halo, apa kabar? Apakah Anda Nona Chou Tzuyu?"

"Ya."

"Kami dari Rumah Sakit Medical Center. Anda dimohon untuk segera datang ke bagian obstetri dan ginekologi."

"Oh... baiklah."

Masih terdengar cerita panjang lebar dari seberang telepon, tapi pikiran Tzuyu sudah melayang entah ke mana, dan hanya asal menjawab singkat. Akhirnya pembicaraan selesai, dan dunia pun kembali tenang. Tzuyu merapatkan diri lagi ke balik selimut, lali tertidur.

Beberapa menit kemudian, Tzuyu tiba-tiba terjaga dan terduduk bingung.

Tadi... apa yang didengarnya? Rumah Sakit?

"Ya, ampun!!!"

"Apa terjadi sesuatu pada Ayah?!"

Secepat kilat, Tzuyu merapikan diri, mengenakan sepatu, lalu memanggil taksi menuju Rumah Sakit Medical Center. Di tengah perjalanan dia berpikir, sepertinya ada yang salah. Saat ini dia berada di kota Seoul, bukan di kampung halamannya. Bagaimana mungkin ayahnya yang sedang sakit itu berada di rumah sakit di Seoul? Lali, tadi merek bilang... bagian obstetri dan ginekologi?

Kejadian selanjutnya bagaikan di dalam novel.

Tzuyu yang baru saja turun dari taksi merasa kesal karena ongkosnya mahal langsung dihampiri dua pria tegap berkacamata hitam. Tampaknya, mereka mengenalinya serta telah lama menunggunya.

"Nona Chou Tzuyu, silahkan ikut dengan kami."

Bagai diiringi pengawal di cerita mafia, Tzuyu pun menuju ruang obstetri dan ginekologi. Setibanya di sana, seorang pria dengan keringat bercucuran segera menghampiri dan menggengam erat tangannya. "Nona Chou Tzuyu, kumohon, tolonglah istriku."

"Eh? Apa...?" Tangan Tzuyu diguncang keras sehingga dia belum sempat mencerna apa yang terjadi.

"Ada yang bisa menjelaskan kepadaku, apa yang terjadi di sini? Dan ya ampun Tuhan, tanganku sakit sekali..."

"Jungwoo, lepaskan tangannya."

Perintah dari suara bernada rendah terdengar jelas, dan pria bernama Jungwoo itu pun segera melepas tangan Tzuyu.

Tzuyu terhipnotis oleh suara itu sehingga mengalihkan pandangan ke arah tersebut. Meski hanya melihat sisi samping pria itu, Tzuyu langsung terpana. Pria itu sepertinya baru kembali dari pesta, karena dia mengenakan setelan jas hitam formal. Tampak gurat kelelahan sekaligus keangkuhan dari wajahnya. Pria itu menyeka debu di ujung bajunya dan berjalan dengan langkah angkuh mendekati Miso.

"Chou Tzuyu?"

Tzuyu hanya bisa mengangguk.

"Golongan darah AB, Rh negatif?"

Tzuyu kembali mengangguk.

Walau masih tersirat keangkuhan di wajah pria itu, tapi sepertinya dia tampak lega.

"Golongan darahmu sama dengan adikku. Sekarang dia akan menjalani operasi sesar, tapi persediaan darah di rumah sakit ini mungkin tidak mencukupi. Jadi, kau dipanggil kemari untuk menjadi cadangan jika dibutuhkan."

"Begitu rupanya." Akhirnya, Tzuyu tahu apa yang sedang terjadi di sini. Saat pemeriksaan darah pada masa kuliah dulu, Tzuyu mengetahui bahwa dia memiliki golongan darah yang istimewa, sehingga dia selalu berhati-hati setiap saat, bahkan ketika sedang menyeberang jalan. Dia takut mengalami kecelakaan dan tidak ada persediaan darah, lalu akan mati sia-sia.

"Ah, tidak masalah." Tiba-tiba Tzuyu merasa senasib dengan wanita di dalam ruang operasi itu, sehingga dia tidak keberatan dengan permintaan donor darah ini. Namun, ada yang mengganjal di pikirannya.

"Apa aki boleh bertanya?"

"Tanya saja." Pria yang seharusnya meminta tolong itu malah menjawab dengan dingin. Sementara, orang-orang di sekitarnya malah merasa wajar akan sikap pria itu, membuat Tzuyu malah salah tingkah.

"Sebenarnya... kalian ini siapa?"

"Dan bagaimana cara kalian menemukanku?"

Pria itu menatap Tzuyi dengan pandangan ameh selama beberapa saat, lalu berkata, "Aku Lee Taeyong."

Tzuyu masih berpikir keras. "Apa aku mengenalimu?"

Jungwoo yang dari tadi diam pun menyeka keringatnya dan berkata, "Nona Chou, Anda bekerja di Lee Crop Company, bukan? Waktu pelatihan tidak pernah belajar tentang sejarah perusahaan? Tidak pernah mencari tahu di portal web perusahaan? Kau tak tahu siapa pemiliknya?"

Mulut Tzuyu membentuk huruf O, lalu huruf A, karena tiba-tiba teringat sesuatu.

"Lee Taeyong... Lee Taeyong..."

"Dia... Dia... Presdir Lee!"

🍱🍱🍱

Bak seorang tahanan mafia, dengan patuh Tzuyu menunggu di depan bank darah rumah sakit. Taeyong menyuruhnya melakukan pemeriksaan kesehatan, untuk memastikan bahwa dia dalam kondisi prima dan bisa mendonorkan darah.

Sesuai prediksi, terjadi komplikasi hingga tambahan darah pun dibutuhkan. Tzuyu pun dengan patuh mendonorkan 300 cc darahnya, dan akhirnya masa kritis pun berlalu. Setelah menerima banyak ucapan terima kasih dari Jungwoo, Tzuyu pun meninggalkan rumah sakit. Dia hanya bisa menghela napas dan memandang bulan di langit. "Kaum kapitalis memang vampir, bisanya cuma menghisap darah. Tidak berperikemanusiaan."

Tzuyu tidak menyadari sebuah limusin hitam yang berdiri di belakangnya. Otot wajah orang yang duduk di bangku penumpang dalam mobil itu agak tegang setelah mendengar ucapannya. Orang itu pun menutup rapat jendela mobil dan berkata, "Ayo, jalan."

"Tuan, bukannya tadi Anda bilang mau mengantar Nona Chou pulang?"

"Tidak perlu," sahut pria itu datar. "Kaum kapitalis memang tidak berperikemanusiaan."

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang