Chapter 31

2.3K 226 6
                                    

Sesuai janji, malem ini author update. Jadi nikmati ya.
Happy reading gaes😉

.
.
.
.
.

Keesokan paginya pada pukul 9, Tzuyu terbangun, mengenakan mantel tidur dan masih dalam keadaan setengah sadar, memakai sandal rumah dan berjaan menuju kamar mandi, lalu menggosok gigi...

Tiba-tiba Tzuyu berhenti melakukan aktivitasnya.

"Ti-tidak mungkin..."

Tzuyu mengangkat kepala, menatap wajahnya di cermin.

"Apa aku masih bermimpi? Atau sedang berhalusinasi? Kenapa aku ingat kalau semalam... Semalam Presdir Lee mengantarkanku pulang lalu menyatakan perasaannya padaku?! Dan sepertinya... Sepertinya aku menolaknya dengan tegas! Aku, menolak... nya?!"

Tzuyu hampir hampir mematahkan sikat giginya karena terkejut.

🍱🍱🍱

Tzuyu bergegas keluar dari kamar mandi, menuju ke bawah tanpa mengganti baju tidurnya, dia hanya menambahkan mantel bulu. Sebenarnya, Tzuyu juga tidak tahu tujuannya dia turun, dia hanya mengikuti kata hati yang menyuruhnya kembali melihat tempat peristiwa semalam terjadi.

Untung saja di lantai dasar tidak ada orang, sepanjang jalan juga sepi. Tzuyu seperti orang bodoh, berdiri di temoat semalam mebil Taeyong berhenti, menatap tanah, lalu menengadah melihat langit.

Walaupun dia masih ingat jelas tentang percakapan semalam, tapi itu seperti sebuah mimpi.

Tidak, tidak, masalahnya sekarang adalah, bagaimana mungkin Taeyong seakan-akan menegaskan sesuatu padanya?

Tzuyu pun kembali ke atas. Di tengah jalan, dia bertemu dengan salah satu tetangganya. Walaupun pergaulan di kota besar tidak terlalu akrab, tapi karena Tzuyu selalu menyapa ketika berpapasan dengan tetangga dan selalu membantu mereka saat sedang kesusahan, Tzuyu pun mengenal beberapa orang yang menetap di sana.

"Tzuyu, kau mau kemana?" Sang tetangga bertanya sambil tersenyum.

"Bibi mau keluar ya? Aku cuma jalan-jalan," jawab Tzuyu sekenanya.

"Semalam kau diantar pulang siapa? Apa itu kekasihmu?" Sang tetangga bertanya lagi.

"Hah?"

"Kekasih? Semalam?" Tubuh Tzuyu bergetar.

"Itu lho, yang tinggi, wajahnya tampan, dan ounya mobil mahal. Pasti dia punya banyak uang."

Tzuyu tidak mampu berkata-kata lagi, dia hanya bisa tersenyum kaku.

"Ya ampunnn!"

🍱🍱🍱

Sesampainya di rumah, Tzuyu langsung melemparkan diri ke ranjang.

"Ternyata bukan mimpi... Habislah aku sekarang! Aku bahkan telah menolak perasaannya! Kenapa dia tidak bilang dulu saat akan menyatakan perasaannya?! Dia memang orang yang mudah bicara sembarangan!" Pikir Tzuyu dalam hati.

Lalu, apakah Tzuyu menyukai Taeyong?

Tzutu tidak pernah berpikir ke arah itu, tidak pernah sekalipun. Namun, bila tidak pernah berpikir ke sana, apa artinya perasaan kacau yang dia rasakan sekarang?

"Ya Tuhan! Aku harus bagaimana sekarang?"

Sebelumnya, Tzuyu benar-benar tidak pernah berpikir sejauh itu terhadap Taeyong.

Tak bisa dihindarkan lagi, di dalam otaknya muncul pertanyaan dari Taeyong semalam.
'Kenapa setiap hari kau datang ke ruanganku? Apa itu karena perintahku? Kenapa setiap hari kau makan siang bersamaku? Apa itu juga karena perintahku?'

"Tentu saja karena perintahmu!" jawab Tzuyu dalam hati.

Namun, ada suara kecil dalam hatinya yang berkata lain, "Sepertinya bukan begitu..."

Jadi, sebenarnya dia sedang membohongi dirinya sendiri?

Tiba-tiba Tzuyu tidak bisa memahami dirinya sendiri.

Nah bagaimanapun juga, sang bos sudah menyatakan perasaan padanya.


Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang