Chapter 7

3K 270 9
                                    

Votmen-nya ditunggu😊

.
.
.
.
.

Hari senin pagi, Tzuyu pergi ke kantor dengan semangat. Senyum riang menghiasi wajahnya, suasana hatinya pun baik.

Rekan kerjanya menggoda, "Tzuyu, sepertinya ksu senang sekali. Apa akan terjadi sesuatu yang baik hari ini?"

"Kalau bilang alasannya 'tidak akan makan sayur kacang lagi selamanya' apakah terlalu mencolok?" Tzuyu berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau sudah takdirnya pasti akan terjadi."

Sayur Kacang suatu saat akan habis juga kalau terus dimakan!

Siang pun tiba. Tzuyu membereskan meja, berencana makan siang di kantin bersama rekan kerjanya. "Steak daging, aku rindu padamu..."

Ketika selesai membereskan meja, telepon di meja berbunyi. Tzuyu mengangkatnya. Ternyata dari Momo yang berada di lantai 24.

Tzuyu bertanya dengan hati berdebar, "Momo, apa kau akan mengantarkan makan siang untukku?"

"Tidak untuk hari ini," jawab Momo.

Akhirnya Tzuyu bisa bernapas lega. "Baiklah, sekarang aku akan pergi makan. Oh ya Mo, kapan kau ada waktu? Akan kutraktir makan siang!" Momo sering mengantar makan siang untuk Tzuyu sehingga mereka berdua menjadi akrab.

"Baiklah, hari Minggu ini kita jalan-jalan. Kebetulan aku ingin membeli baju," sahut Momo riang. "Tzuyu Presdir Lee memang tidak menyuruhku mengantarkan makan siang, tapi beliau menyuruhmu untuk mengambil sendiri ke ruangannya."

Bagai disambar petir di siang bolong, Tzuyu tidak tahu harus berkata apa. Setelah mematung beberapa detik dia pun bersuara, "Mengambil... apa?"

"Makan siang."

"Momo, apa kau tidak salah dengar?"

"Tentu saja tidak." Momo menjawab dengan pasti.

Tzuyu membisu.

Dia menarik napas panjang. Masih merasa gugup, dia pun kembali menghela napas panjang, mengumpulkan keberanian, dan bertanya, "Momo bisakah kau sambungkan aku pada Presdir Lee?"

"Baik, tunggu, kutanya dulu."

Lalu Momo kembali berkata, "Aku sudah menyambungkannya."

Terdengar nada tunggu. Tzuyu memegang gagang telepon dengan gugup. Walaupun dia telah dua kali bertemu langsung dengan Taeyong, mereka belum pernah bertemu di ruangan.

Setelah menunggu hampir satu menit, dari seberang terdengar suara Taeyong yang bernada rendah, "Halo?"

"Presdir Lee, saya Chou Tzuyu."

"Aku tahu, ada apa?"

Sayup-sayup terdengar suara kertas yang sedang dibakik, membuat Tzuyu memutuskan untuk langsung mengatakan isi hatinya. "Presdir Lee, tentang makan siang. Kemarin Nona Jihyo bilang___"

"Tentang makan siang?" Taeyong menyelanya. "Nona Chou sekretaris itu kupekerjakan bukan untuk mengantar makan siangmu."

"Benar! Benar sekali," Tzuyu sangat terharu. "Presdir Lee, akhirnya Anda mengerti juga. Jadi, jangan mengantarkan makan siang untukku lagi..."

"Jadi mulai hari ini, kau yang akan datang ke ruanganku dan mengambil makan siangmu sendiri."

Tanpa menunggu jawaban Tzuyu, telepon ditutup oleh Taeyong.

Tzuyu berdiri mematung sembari masih memegang gagang telepon.

"Tzuyu, apa kau jadi makan siang bersama kami?" Suara rekan kerja Tzuyu menyadarkannya.

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang