Chapter 21

2.3K 230 2
                                    

Happy reading gaes...
Votmen-nya author tunggu loh😌

.
.
.
.
.

Akhirnya hari Sabtu pun tiba. Tzuyu tidur hingga tengah hari, kemudian melakukan kegiatan di rumah seperti biasanya. Saat jam dinding menunjukkan pukul 5, barulah dia bersiap-siap.

Semalam dia telah memikirkan baju apa yang akan dikenakannya, yakni gaun yang dipakai saat menghadiri pesta Nona Jihyo. Meskipun bahannya agak tipis dan panjangnya hanya sampai sebatas lutut, tapi ini semua demi penghematan. Uang di tabungannya akan dibawa pulang kampung untuk dipamerkan kepada ibunya, jadi tidak boleh sembarang digunakan.

Tzuyu pun memakai gaunnya dengan kesulitan. Tiba-tiba, dia termenung.

"Ritsletingnya tidak bisa ditarik! Waktu itu kan masih muat, kenapa sekarang jadi sesak....?"

Tzuyu menatap dirinya di cermin. Ini adalah pertama kalinya dia tidak senang karena bertambah gemuk.

"Ini semua salah Presdir Lee!"

Tzuyu berusaha kembali menarik ritsletingnya. Waktu sudah mendesak, kalau mau pergi membeli gaun rasanya sudah sangat terlambat. Setelah berusaha kesekian kalinya, akhirnya dia bisa menarik ritsletingnya. Semua kembali dalam keadaan baik, hanya bagian dadanya menjadi agak sesak karena terlalu ketat.

"Mmm... kalau terlalu sesak di dada apakah akan mempengaruhi selera makanku?"

Tzuyu kembali bercermin, memastikan gaunnya tidak terlalu norak dan tetap sopan. Dia memadukannya dengan mantel bulu untuk menutupi bagian yang terbuka, kemudian berangkat ke pesta.

Sebenarnya Tzuyu ingin naik angkutan umum ke tempat pesta, tapi karena suhu di luar cukup dingin, akhirnya dia memutuskan untuk naik taksi saja. Setelah sampai di hotel, dia bertemu dengan Momo yang sedang menunggu lift.

Momo memandangnya dari atas sampai bawah lalu berkata, "Cuma segini? Seharusnya lebih 'wah' lagi!"

"Begini saja sudah cukup," ujar Tzuyu.

"Aku cuma datang untuk makan kok. Aku bahkan sudah keramas. Bukankah itu sudah cukup 'wah'?"

Momo hanya bisa menggeleng, memaksanya ke toilet untuk berdandan dan menata rambut Tzuyu, tapi ditolak mentah-mentah olehnya. Untuk apa berdandan cantik? Tujuan utamanya adalah untuk makan. Jika nanti bedaknya luntur, dan mengenai makanannya, bukankah itu sama sekali tidak menyehatkan?

Momo pun tidak bisa berkata apa-apa, mengingat pada hari biasa Tzuyu juga jarang berdandan. Dia pikir, mungkin Presdir Lee memang menyukai wanita sederhana seperti Tzuyu. "Nanti kau akan menyesal setelah di dalam," ujar Momo.

🍱🍱🍱

Saat sampai di tempat pesta, Tzuyu menyesal karena menolak ajakan Momo untuk berdandan. Rekan kerjanya benar-benar memanfaatkan pesta tahunan ini untuk tampil secantik mungkin. Wanita-wanita cantik terlihat di seluruh ruangan.

Tanpa disadari, Tzuyu menoleh ke kiri dan kanan, dia bahkan tidak tahu sedang mencari apa. Momo hanya tertawa kecil dan berkata, "Presdir Lee belum datang. Tapi, kenapa hari ini kalian tidak datang bersama?"

Tzuyu terkejut. "Momo, tolong jangan sembarangan bicara."

Lalu dia segera meninggalkan Momo untuk melihat makanan di meja prasmanan.

Makanan di pesta tahunan memang tidak sembarangan, semuanya tampak sangat lezat dan menggiurkan, membuat Tzuyu tidak sabar lagi ingin mencicipi semuanya.

Sambil melihat menu makanan, mata Tzuyu juga menjelajahi area pintu masuk.

"Cepatlah datang Presdir Lee! Sekarang aku benar-benar merindukanmu! Tolong jangan terlambat..."

Makanan-makanan ini tidak lagi enak kalau sudah dingin.

Tak lama kemudian, terdengar suara ramai, seperti menyambut kehadiran orang penting.

Tzuyu melihat ke arah kerumunan, dan ternyata benar. Presdir Lee beserta beberapa petinggi perusahaan telah memasuki ruangan.

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang