Chapter 59

2.1K 216 5
                                    

Happy reading gaes😊
Votmennya author tunggu👌

.
.
.
.
.

Tzuyu sudah memutuskan untuk memberi tahu keluarganya tentang hubungannya dengan Taeyong. Tzuyu berpikir sepanjang hari tentang bagaimana cara mengatakan hubungannya pada keluarganya.

Tzuyu berada di rumah Taeyong seharian. Saat Taeyong tengah mengadakan videocall dengan kantor cabang di Dubai di ruang kerjanya, Tzuyu pun menghubungi keluarganya. Dengan gugup, dia mengabari keluarganya tentang hasil ujian marketingnya, lalu mulai gemetar karena akan mengatakan hal yang utama.

"Bu, ada yang ingin ku sampaikan."

"Apa itu?"

"Ak-aku sudah punya pacar," cicit Tzuyu pelan.

Usai mengatakan hal itu, Tzuyu agak menjauhkan ponsel dari telinganya. "Apa?! Kau sudah punya pacar?!" teriakkan ibu Tzuyu terdengar menggelegar di ujung sana.

"Apakah rekan kerjamu itu? Asisten Mark? " tanya ibu Tzuyu dengan girang.

"Lihatlah! Menelepon ibu diam-diam tanpa memberi tahu pada Taeyong adalah pilihan yang tepat!" batin Tzuyu.

"Bukan! Walau sebenarnya dia itu juga termasuk rekan kerjaku. Ya, rekan kerja yang statunya jauh di atasku." Tzuyu tidak mengatakan kalimat terakhirnya.

Ibu Tzuyu langsung memahami keadaan dengan cepat. "Bukan dia juga tidak masalah. Asisten Mark itu memang baik, tapi sepertinya dia terlalu baik dan tidak sepadan denganmu. Lebih baik jika pacarmu adalah rekan kerja yang biasa saja, dengan latar belakang keluarga yang sama dengan kita."

Tzuyu membisu. "Ini dia yang aku takutkan... Aku takut, ibu tidak bisa menerima Taeyong..."

Ibu Tzuyu berbicara panjang lebar, tapi tidak ditanggapi oleh Tzuyu. Merasa diacuhkan, ibu Tzuyu pun berkata, "Tzuyu, kau masih di sana? Kenapa tidak bersuara? Apa kau malu?"

"Ti-tidak... Begini, bu. Aku cuma mau bilang... kalau kedudukan pacarku jauh lebih tinggi dari Asisten Mark. Di-dia itu CEO kami, yang mempunyai perusahaan..."

Kali ini giliran ibu Tzuyu yang membisu. "Bos Tzuyu?"

"Tzuyu, apa kau sudah bertemu dengan penipu?"

"Ibu, masa aku tidak mengenali bosku sendiri sih."

"Siapa tahu. Dulu waktu masih TK, kau bahkan pernah salah mengenali ibumu sendiri."

"Waktu itu, memangnya berapa umurku?!" Tzuyu berusaha sabar, dia menarik napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Empat tahun."

"Dia bukan penipu, bu..."

Walaupun sudah mencoba berbagai cara untuk meyakinkan sang ibu. Ibu Tzuyu masih tidak percaya. Tzuyu pun pasrah lalu berkata, "Sudahlah, aku akan menyuruhnya berbicara sendiri pada ibu. Jangan tutup teleponnya, ya."

"Apa video callnya sudah selesai?" batin Tzuyu.

Tzuyu berlari ke ruang kerja Taeyong sambil memegang ponselnya, melongok keadaan. Saat mengetahui bahwa Taeyong telah menyelesaikan video callnya, dia menyelonong masuk, lalu menyerahkan ponselnya kepada pria itu. "Ini ibuku, dia mengira kalau kau adalah seorang penipu. Buktikanlah padanya, bahwa kau bukan seorang penipu."

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang