Chapter 46

2.2K 247 9
                                    

Happy reading gaes..
Taburan bintangnya author tunggu🌟

.
.
.
.
.

Pesawat Tzuyu mendarat pukul setengah empat sore, sementara pesawat Taeyong mendarat satu jam kemudian di bandara yang sama. Jadi setelah turun dari pesawat, Tzuyu menarik kopernya menuju kedai kopi di Lantai 2 yang berada di seberang bagian penjemputan.

Ini juga merupakan perintah dari Taeyong: harus menunggunya dan pulang bersama.

Tzuyu memesan kopi dan memilih tempat duduk yang bisa melihat ke arah bawah, area penumpang menuju ke luar bandara. Kemudian dia mengambil ponsel dan mengabari keluarganya bahwa dia telah tiba dengan selamat di Seoul, lalu memulai aksinya yaitu menatap pintu keluar setiap beberapa menit sekali.

Setelah beberapa kali menatap pintu keluar, akhirnya Tzuyu merasa bosan. Dia mendekatkan gelas kopi ke hidungnya, menikmati aromanya lalu menyesapnya. Tak lama kemudian, dia mengeluarkan hadiah yang akan diberikan kepada Taeyong dari dalam tas jinjingnya. Tzuyu menatap hadiah itu sambil termenung.

Hadiahnya berupa sepasang cufflink (pengait lengan kemeja) berwarna perak.

Benda berwarna perak itu memiliki disain yang cukup unik. Di bagian sampingnya terdapat ukiran tangan berupa bangunan gedung pencakar langit. Ukirannya yang halus membuat benda itu berkesan mewah dan elegan.

Tzuyu menggenggamnya dengan erat takut-takut kalau dia akan kehilangannya.

"Bagaimana caranya memberikan ini kepada Presdir Lee? Apakah aku harus menunggu waktu yang tepat? Apa yang akan ku katakan waktu memberikan ini padanya? Bagaimana juga reaksi darinya ya?" Pikir Tzuyu.

Tzuyu menempelkan wajahnya di atas meja dan menatap tangannya yang masih menggenggam pengait lengan baju tersebut. Di dalam benaknya, muncul berbagai macam ekspresi Taeyong. Bersamaan dengan itu rasa kantuk pun mulai tiba melandanya. Tzuyu mempererat genggamannya dan memutuskan untuk tidur sejenak.

Lalu dia pun mulai terlelap.

🍱🍱🍱

Tak lama kemudian, sayup-sayup terdengar suara porselen yang saling bergesekan. Tzuyu mengangkat kepalanya yang pertama kali terlihat olehnya adalah kemeja hitam. Tzuyu masih setengah sadar. Dia mulai duduk dengan tegak, lalu langsung mendapati wajah tampan Taeyong yang duduk di depannya.

Satu tangannya memegang gelas porselen sementara pandangan mata pria itu tertuju pada majalah yang dipegangnya.

"Sudah bangun?"

Tzuyu masih tampak bingung.

"Kapan kau sampai?" Tzuyu akhirnya mendapatkan kesadarannya.

"Setengah jam yang lalu."

Tzuyu salah tingkah. "Ke-kenapa kau tidak meneleponku?"

"Ku pikir akan ada orang yang menyambutku di sana," kata Taeyong sambil menunjuk pintu kedatangan.

Tzuyu merasa malu. "Aku... aku tidak sengaja tertidur."

"Apa tidurmu nyenyak?" Taeyong berkata dengan tenang.

"Lumayan."

"Kalau begitu, ayo kita pergi. Supir sudah menunggu." Taeyong bangkit mengambil mantel dan koper Tzuyu.

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang