Chapter 36

2.2K 240 7
                                    

Hello author comeback🤗
Taburan bintangnya ditunggu...

.
.
.
.
.

Entah bagaimana proses yang dilakukan oleh Asisten Mark, tapi semuanya berjalan dengan cepat. Korban yang mendapat ganti rugi dua kali lipat pun pergi dengan puas, dan masalah ini tidak diperpanjang lagi. Polisi akhirnya beranggapan bahwa Tzuyu mungkin termasuk salah satu korban, jadi mereka bersedia melepaskannya.

"Apa aku boleh pergi sekarang?" Tzuyu bertanya dengan ragu.

Asisten Mark tersenyum, "Tentu saja. Saat hendak datang kemari, aku sudah mengatur semuanya."

Ternyata Asisten Mark hebat juga. Saat meninggalkan kantor polisi Tzuyu terharu dan berkata, "Asisten Mark, terimakasih banyak karna sudah menolongku. Aku akan mentraktirmu makan sehabis liburan nanti."

Asisten Mark tersenyum dan berkata, "Nona Chou tidak perlu sungkan. Presdir Lee sedang menunggu di mobil jadi kita harus segera kesana. Mari."

Seketika itu, Tzuyu merasa kakinya tidak bertenaga sehingga langkahnya terhenti. "Pre, Presdir Lee?"

Asisten Mark merasa aneh dengan ekspresi terkejut Tzuyu. "Hari ini kami sedang bersama Presdir Lee, menghadiri jamuan makan malam di kantor cabang. Apa Nona Chou tidak tahu?"

Asisten Mark membukakan pintu kantor polisi. Tzuyu menatap keluar. Di luar sana salju sedang turun. Di bawah cahaya lampu, Taeyong bersandar pada mobil. Tzuyu tidak siap untuk bertemu dengan Taeyong.

"Apa yang sedang terjadi? Kenapa Presdir Lee tiba-tiba muncul dihadapanku?" kata Tzuyu dalam hati.

Tzuyu merasa bertemu dengannya lebih mengerikan dibandingkan menjadi tersangka di kantor polisi.

Dengan langkah berat, akhirnya Tzuyu sampai di hadaoat Taeyong. Bagai anak kecil yang telah melakukan kesalahan, dia berdiri tegak dengan kepala tertunduk dan bersiap untuk mengakui segala kesalahannya.

Pandangannya jatuh pada ujung mantel bulu Taeyong yang terkena salju. Entah mengapa hati Tzuyu bergelora. Padahal sebelumnya dia sangat takut, tapi sekarang dia seperti sedang mengharapkan sesuatu.

Taeyong diam, dia tidak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya.

Pandangan matanya berhenti tepat di atas kepala Tzuyu, dengan gerakan elegan Taeyong membersihkan bekas salju yang menempel di sana, lalu berbalik badan dan memasuki mobil.

Asisten Mark memasukkan koper Tzuyu ke dalam bagasi. Melihat Tzuyu yang masih berdiri terpaku di luar mobil, dia berdehem sejenak dan berkata, "Nona Chou, masuklah ke dalam mobil. Udara semakin dingin, itu tak baik untuk kesehatanmu."

"Oh, baiklah." Tzuyu mengangguk sekenanya lalu masuk ke tempat duduk bagian depan.

Asisten Mark kembali berdehem, "Nona Chou."

Tzuyu menatap Asisten Mark dengan memelas. "Asisten Mark, sebagai sesama karyawan, tolong pahami diriku. Bagaimana mungkin aku yang baru saja berurusan dengan polisi ini masih berani duduk di samping Presdir Lee?!"

"Ayo, berangkat," seru Taeyong.

Suasana di dalam mobil sangat sunyi. Asisten Mark memulai percakapan untuk mencairkan suasana. "Presdir Lee, Nona Chou sudah terlambat naik kereta api. Apakah kita akan langsung mengantarnya pulang?"

Tzuyu tidak sadar jika Asisten Mark sedang berbicara pada Taeyong, dan dia malah langsung berkata, "Bisakah mengantarku ke hotel terdekat saja?"

Tzuyu menjelaskan secara singkat kalau rumah kontrakannya telah dijual oleh sang pemilik, lalu semua barangnya telah dititipkan ke rumah teman sebelum kembali ke kampung halaman. Mungkin temannya juga sudah pulang kampung. Lalu, dia ingat bahwa dia telah kecopetan.

Tzuyu membeku setelah menceritakan semuanya pada Asisten Mark. "Ya ampun! Kenapa aku bisa lupa tentang yang satu ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Pinjam uang, dong! Jangan pikirkan hal lain, sekarang meminjam uang adalah tujuan utamaku!"

Tzuyu mulai menyesal mengapa tadi tidak mengingat hal ini saat di kantor polisi. Sekarang karena ada Taeyong, dia tidak mungkin meminjam uang kepada Asisten Mark.

"Kalau meminjamnya dari Presdir Lee...? Ah, sudahlah. Presdir Lee tidak akan mungkin meminjamkan uangnya kepada orang kecil sepertiku," kata Tzuyu dalam hati.

Saat Tzuyu tengah gelisah, terdengar suara Taeyonh berkata pada Asisten Mark. "Kau turun di terminal berikutnya, lalu segera pulang."

"Baik."

"Apa?! Asisten Mark akan pulang? Tapi kenapa?" kata Tzuyu dalam hati.

Belum sempat Tzuyu mencerna kalimat itu, Asisten Mark telah turun di terminal terdekat, dengan sopan dia berpamitan pada Taeyong dan Tzuyu, lalu meninggalkan mereka berdua. Tzuyu memandangi kepergian Asisten Mark dengan cemas.

"Jangan-jangan, aku memang harus meminjam uang dari Presdir Lee?!" kata Tzuyu dalam hati lalu menghembuskan napas kuat-kuat.

Bos & Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang