Jika acara di hari pertama terasa padat, di hari kedua semua terasa dua kali lipat lebih padat. Dan riweh. Peserta lomba diberi challange, lalu diberi kesempatan untuk mempresentasikan karyanya. Ada city tour dan juga kegiatan bersama beberapa juri yang mau tidak mau harus Jiyeon awasi.
Sore sudah menjelang saat Jiyeon baru akan memasuki kamar mandi hotel. Diluar para wanita sudah sibuk berdandan karena malam ini akan diadakan gala dinner dengan tema suite & tie.
Jiyeon mendapat giliran mandi paling akhir karena sebelumnya ia harus mengurus ballroom tempat gala dinner akan diadakan. Setelah selesai mandi, sebagian besar anggota kepanitiaan sudah menghilang. Mungkin sudah berada di ballroom karena acara sudah akan dimulai lima menit lagi.
Jiyeon bersiap-siap, satu per satu staff yang tersisa didalam kamar pun berpamitan dan ikut menghilang. Jiyeon cukup tersentak mendengar gedoran pintu saat sedang menggunakan mascara. Tak lama terlihat panggilan dari Mark di ponselnya.
"Apaan?" jawab Jiyeon lelah dan malas.
"Lo masih di kamar kan?"
"Hm-m"
"Habis ini tolong cek sertif yang habis di print di kamar sebelah, dong."
Kening Jiyeon berkerut bingung. "Loh kok gue sih?"
"Ya soalnya staff lo ga becus, udah pada kecentilan deketin peserta di gala dinner."
"Kenapa bukan lo aja?"
"Kalau gue nggak ngurusin juri gue juga mau kerja dikamar doang."
Jiyeon mendengar Mark sedikit emosi, lalu mereka berdua menghela nafasnya lelah. Ini kan harusnya tugas Hana.
"Yaudah. Gue harus ngapain?"
"Tadi gue ngeprint seratus lembar. Nanti lo kesana, print sisanya. Kalau ga kelar malam ini bisa repot, besok udah harus dibagiin soalnya."
"Yaudah iya. Sana lo balik ke posisi."
Nafas lega Mark terdengar dari seberang. "Thanks ya ji, sorry gue bingung banget ini dari tadi. Gue tinggal ya?"
"Hm-m."
Jiyeon menutup pangilan. Minat Jiyeon untuk datang ke gala dinner seketika lenyap. Ingin tetap dikamar untuk beristirahat sebentar tapi rasanya tidak adil bagi staff lain yang masih bekerja. Jadi ia menuntaskan make up sederhananya dan bergegas menuju kamar sebelah.
Ketika ji yeon datang, seratus setifikat pertama sudah tercetak. Jiyeon kemudian meletakkan kertas setifikat baru, suara printer terdengar nyaring karena kamar yang berisikan unconditional things itu begitu hening.
Lama memilah sertifikat, suara ketukan pintu terdengar dari luar. Jiyeon buru-buru berjalan membuka pintu dan cukup terkejut saat menemukan Jaehyun berdiri didepannya. Bola mata mereka sama-sama membesar.
"Ada perlu apa kak?" tanya Jiyeon dengan suara bergetar.
"I need to go to the restroom. Mark bilang di kamar ini masih ada staff jadi—" Jaehyun berhenti berbicara lalu menatap kedalam kamar. "Boleh aku pakai kamar mandinya sebentar?"
Jiyeon membuka pintu lebih lebar lalu Jaehyun berjalan terburu menuju kamar mandi. Suara printer kembali terdengar, Jiyeon akhirnya memutuskan untuk kembali memilah sertifikat yang sudah selesai cetak dan tidak cacat.
Ia duduk di sebuah kursi dan meletakkan beberapa sertifikat diatas meja. Saat itulah kemudian Jaehyun keluar dari kamar mandi dan berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Undaunted | Jung Jaehyun
Romance'Find the courage to be with you' Tentang Jaehyun, Jiyeon dan rahasia pribadi mereka.