31. Insecure

8.8K 1.2K 79
                                    

Masih ada yang nungguin work ini nggak ya?
Enjoy!

__


Keduanya menjadi perhatian masyarakat kampus saat Jiyeon mendekat dan Jaehyun segera berdiri dari duduknya. Pasalnya, meski sudah sering mengantarkan Jiyeon, Jaehyun tidak pernah menampakkan diri bahkan hingga turun dan menunggunya di halaman kampus. Lelaki itu hanya akan berbicara sebentar dari kursi kemudi dan beranjak pergi setelah Jiyeon keluar atau masuk ke dalam mobil dengan aman.

"Udah selesai?" tanya lelaki itu canggung. Jiyeon diam, menggigit bibirnya pelan lalu mengangguk memberi jawaban.

"Ayo pulang."

Jaehyun beranjak menuju kursi kemudi. Mobil meninggalkan pelataran kampus dengan berpasang-pasang mata yang penuh selidik kemudian.

Suasana di dalam mobil terasa sangat hening. Jaehyun tidak lagi bersuara dan Jiyeon juga tidak ingin memulai pertengkaran baru diantara mereka. Hingga arah mobil terasa mulai mencurigakan, Jiyeon menoleh dan menatap Jaehyun bingung.

"Kita mau kemana, mas?" pada akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

Sejenak, Jaehyun masih bertahan dengan keterdiamannya. Pegangan lelaki itu sedikit mengeras pada kemudi mobil. Tapi kemudian suaranya terdengar memberi jawaban. "Ke restoran."

Jiyeon tau mulai ada nada bersahabat dalam suara suaminya itu. Jadi ia mengangguk dua kali, tidak ingin berkonfrontasi dan merusak suasana hati Jaehyun.

Restoran yang Jaehyun maksud tidak lain dan tidak bukan adalah restoran miliknya sendiri. Usaha pertama yang lelaki itu mulai dengan sedikit bantuan dari dad itu terletak di atas sebuah hotel bintang tiga, bernuansa vintage dan sangat nyaman untuk berkumpul bagi keluarga.

Jaehyun sempat mengejutkan Jiyeon saat lelaki itu menggenggam jemarinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Lalu begitu sampai di lantai paling tinggi, ia membimbing Jiyeon menuju kursi paling sudut.

Ah, jadi begini..

Senyum tipis Jiyeon tercipta saat melihat meja dengan dua kursi itu dari kejauhan.

"Aku ke dapur sebentar."

Jiyeon hanya mengangguk patuh. Ditinggalkan Jaehyun, ia melebarkan pandangannya menuju jalanan kota yang masih padat sesaat setelah senja berlalu. Angin malam itu terasa sejuk dan dingin. Jiyeon menikmati kesendiriannya bersama lelampuan jalanan, hingga tidak begitu lama kemudian seorang pelayan datang membawakan segelas mojito peach untuknya.

"Terimakasih.." Jiyeon tersenyum tipis pada pelayan. Suasana hatinya sedang membaik. Padahal, sejak pagi Jiyeon merasa sangat tidak bersemangat untuk melakukan apapun karena suasana yang amat buruk antara dirinya dan Jaehyun. Sepanjang perkuliahan pun, semua orang bertanya apakah ia tengah sakit karena yang Jiyeon lakukan hanyalah menghela nafas dan menangkupkan kepala ke atas meja.

Jiyeon menyesap mojito miliknya. Merasakan asam dan manis disaat yang bersamaan terasa menyegarkan tenggorokan. Tidak lama kemudian ia melihat siluet Jaehyun yang datang dari arah dapur, membawa dua buah piring lebar berisikan creamy pasta bowl. Juga seorang lagi pelayan di belakangnya yang ikut mengantarkan sepiring teriyaki salmon bites.

Aroma masakan yang menguar membuat perut Jiyeon berguncang hebat. Ia segera meraih garpu untuk menggulung creamy pasta dan memasukkannya ke dalam mulut sebelum suara Jaehyun menyerang pendengarannya.

"Jiyeon.."

Gerakan gadis itu terhenti. Bibirnya mencetak senyum tipis pengertian untuk Jaehyun yang tampak mulai gugup. "Iya mas, apologize accepted." Ucapnya lembut.

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang