22. Pengertian

8.4K 1.5K 62
                                    

Bela-belain update buat yang sudah rindu :)

Enjoy!



__




"Aku bantu ya?"

Evelyn datang entah dari mana dan sejak kapan sore itu di dapur rumah. Gadis itu tampak menggulung lengan bajunya yang panjang lalu mulai menyentuh piring basah di wastafel.

"Eh.. jangan Eve, jangan repot-repot."

Evelyn tersenyum dan menggeleng kecil. "Nggak repot, justru kita yang dateng tiba-tiba kayanya yang ngerepotin kamu."

Jiyeon tidak mampu menahan senyumnya menatap Evelyn. Tidak bisa dipungkiri, Jiyeon sangat tau betapa baiknya seorang Evelyn Seo. Gadis itu lembut dan teliti dalam melakukan apapun. Ia juga baik hati dan ramah. Diluar perasaannya terhadap Jaehyun, Jiyeon menyukai Evelyn sebagai seorang teman. Meski mereka tidak begitu dekat selama berada di organisasi yang sama karena Evelyn sangat sibuk.

Jemari keduanya mulai sibuk membilas piring yang sudah selesai Jiyeon cuci, lalu Evelyn mengeringkannya dengan serbet. Keduanya hening cukup lama, hanya suara deting piring yang saling beradu dengan marmer yang mengisi kekosongan di dapur sore itu.

"Jiyeon.. aku mau minta maaf."

Pernyataan itu membuat Jiyeon menghentikan kegiatannya. Ia berpaling menatap Evelyn dengan mata yang membola bingung harus bagaimana merespon ucapannya. Sementara Evelyn masih menunduk sibuk dengan piring ditangan. Bibir gadis itu tersenyum tipis, telinganya sedikit memerah.

Jiyeon kemudian tau jika Evelyn tengah menahan malu.

"Untuk apa Eve?" tanya Jiyeon pelan. Ia ikut melanjutkan kegiatannya, berusaha terlihat biasa saja agar Evelyn tidak menanggung malu lebih besar.

"Umm.. malam itu.. waktu aku menyatakan perasaanku, aku benar-benar tidak tau kalau—"

"Jiyeon lo punya—Eh sorry, gue gatau lo berdua lagi ngobrol. Lanjutin-lanjutin, gue pergi nih!"

Mark yang tiba-tiba muncul memotong ucapan Eve lalu secepat kilat pergi itu membuat keadaan keduanya jadi canggung karena mereka sama-sama berhenti dari kegiatan masing-masing.

Evelyn tampak menunduk, menjalin jemarinya gugup. "Jiyeon—"

"Its okay, Eve." Akhirnya Jiyeon memotong. Tangannya terjulur mengusap lengan Evelyn lembut. "Jangan dilanjutin kalau kamu nggak nyaman." Lanjutnya.

"Aku nggak tau kalau Kak Jaehyun udah punya kamu. Maaf banget."

Tapi Evelyn tampaknya keras kepala. Gadis itu kembali bersuara sambil menunduk. Dan Jiyeon hanya menanggapinya dengan memeluk Evelyn dari samping, membuatnya merasa nyaman.

"Iya, its okay eve. Bukan salah kamu kok. Kita berdua udah tau resiko yang bakal kita hadepin waktu nyembunyiin semua ini dari kalian. Jadi gapapa, karna kita nggak bisa milih sama siapa kita bakalan jatuh cinta, kan?"

Evelyn tampak makin menunduk, telinganya semakin memerah.

"Tapi kamu bisa percaya sama aku. Aku nggak akan ngelakuin itu lagi, nggak akan deket-deket sama Kak Jaehyun lagi, janji aku bakalan ngejauh, aku nggak akan—"

"Eve.." lalu suara Jiyeon menenangkannya yang berbicara terburu-buru, "Kamu bendahara BEM, itu semua kedengeran nggak mungkin."

Evelyn mendesah kecewan, mengerucutkan bibir mendengar perkataan Jiyeon yang ada benarnya. Sementara Jiyeon tersenyum kecil melihat ekspresi Evelyn.

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang