Lagi semangat nulis nih aku. Jangan dikecewakan ya :)
Enjoy!
__
'U okay?'
'Bales pesen gue, Jiyeon.'
'Where r u?'
'Woi udah nyampe rumah belom?'
Jiyeon tersenyum melihat pesan dari Mark beberapa detik yang lalu. Benar-benar rusuh, pesannya datang bertubi-tubi membuat suara notifikasi ponsel Jiyeon berdenting gaduh sesaat setelah dihidupkan.
'Im fine.'
'Sorry ya tadi gue tinggal gitu aja.'
Tidak butuh waktu lama bagi Mark untuk lansung membalas pesan dari Jiyeon.
'Selaw. Udah beres evaluasi juga.'
'Tapi btw lo ada masalah apa sih sama pak ketua?'
Pertanyaan itu membuat Jiyeon murung dan meletakkan ponselnya tanpa menjawab pesan dari Mark. Lalu mematikan ponselnya kembali demi menikmati keheningan malam yang terdengar begitu menenangkan.
Jiyeon memang tidak berniat untuk pulang, karena alih-alih dapat menenangkan diri ia yakin ia justru akan diserbu dengan berbagai macam pertanyaan dari bunda. Wanita paruh baya itu tau benar pada pukul berapa Jiyeon akan kembali kerumah jika ia tengah menjadi panitia event seperti ini.
Jiyeon tidak mungkin ke kampus. Pasti sudah tidak ada siapa-siapa disana. Ia juga tidak mungkin pergi ke rumah mertuanya, bisa-bisa Jiyeon ditanyai macam-macam karena lagi-lagi mom tau betul jika ini bukanlah jadwal pulangnya yang biasa.
Jadi ia memutuskan untuk berjalan-jalan tanpa arah, mengelilingi mall berjam-jam lamanya tanpa melakukan apapun hingga gelap datang. Lalu disinilah Jiyeon kini, menyambung pikiran berkecamuknya ditengah taman dikelilingi kegelapan. Bunyi hewan-hewan malam juga satu cup kopi yang tak lagi hangat menemaninya disana.
Lama Jiyeon berpikir tentang apa yang terjadi padanya dan Jaehyun. Mereka tidak pernah bertengkar sehebat ini sebelumnya. Hampir satu tahun ini segalanya terasa baik-baik saja. Jika pun memasuki fase cekcok, Jiyeon merasa tidak pernah sehebat ini.
Jiyeon sudah merasa menjadi istri paling pengertian selama ini. Jaehyun dan seluruh penggemar wanitanya, Jiyeon pikir ia sudah belajar mendewasakan diri pelan-pelan karena bukannya sedikit gadis yang datang mendekati Jaehyun. Jelas saja, lelaki yang mendekati sempurna sepertinya, siapa yang tidak ingin memiliki?
Tapi Jiyeon tidak pernah protes tentang itu. Tidak pernah meminta Jaehyun menjauhi mereka. ia bahkan tidak ikut campur entah akan bagaimana suaminya itu memperlakukan penggemarnya. Karena Jiyeon menaruh rasa percaya yang tinggi padanya.
Tapi apa yang terjadi semalam benar-benar sudah melewati batas kesabaran Jiyeon. Jika yang terjadi hanya Evelyn yang menyatakan perasaannya saja, mungkin Jiyeon tidak akan sebegini terganggunya. Tapi Jaehyun justru memeluk dan mengantarkan gadis itu pulang, alih-alih menjelaskan pada Jiyeon tentang apa yang ia lakukan malam itu.
Sebagai seorang istri, wajar bukan jika Jiyeon merasa cemburu dan marah?
Jaehyun harusnya sadar jika dirinya sudah beristri. Meskipun tidak ada satupun warga kampus yang tau, tapi setidaknya ia bersikap layaknya seorang suami. Terlebih Jiyeon berada disekitarnya dan berkemungkinan besar untuk tau apa saja yang ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Undaunted | Jung Jaehyun
Romance'Find the courage to be with you' Tentang Jaehyun, Jiyeon dan rahasia pribadi mereka.