38. Support System

7.6K 1.1K 82
                                    

Pukul lima sore saat matahari sudah terlalu lelah menyinari bumi, Jiyeon menemaninya kembali ke peraduan dengan semangkuk buah potong yang baru saja ia letakkan di atas meja ruang keluarga.

Jingga keemasan yang hadir pada saat golden hours itu menarik perhatian Jiyeon. Bibirnya terulas senyum tipis sebelum suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Jaehyun yang baru saja selesai membersihkan diri tampak turun sembari mengusap rambut basahnya dengan sehelai handuk kecil. Kedua alis tebalnya naik melihat semangkuk besar buah potong di atas meja.

"Belum kenyang?" tanya Jaehyun, berjalan menuju sofa dan duduk disana.

Jiyeon hanya terkekeh pelan.

Usai sibuk merayakan sidangnya bersama beberapa orang terdekat Jaehyun memborong rombongan itu untuk menikmati makan siang yang tertunda di salah satu restoran tak jauh dari kampus.

Dan karena rombongan yang kebanyakan berasal dari anak-anak organisasi lampau itu memang sangat talkative, acara kumpul dadakan itu baru selesai pukul setengah empat sore.

Lelah, sih. Tapi tak apa. Karena moment seperti ini tidak akan datang dua kali.

Jiyeon membersihkan diri terlebih dahulu karena Jaehyun masih sibuk menghubungi mom juga dad guna memberi kabar. Sementara ayah dan bunda sudah lebih dulu tau karena Jiyeon menghubungi mereka saat makan siang berlangsung.

"Nanti begah, yang. Beneran belum kenyang?"

Jaehyun memastikan sembari melirik beberapa bouquet bunga dan banyak sekali bingkisan yang ia letakkan di atas meja.

"Lagi pengen ngemil." Jiyeon beralasan, menyendokkan sepotong pear kedalam mulut. Membuat Jaehyun berhenti memperhatikan hadiah persidangannya hanya untuk fokus menatap sang istri.

Pipi Jiyeon yang sudah berisi tampak semakin gembil saat ia tengah sibuk mengunyah makanan. Refleks, jemari Jaehyun terulur untuk menjawil pipinya lembut.

"Nanti malam kita masih ada acara keluarga loh."

"Iya, inget kok."

"Jangan ngemil kebanyakan, nanti kamu malah nggak makan malam."

Kini Jiyeon terkekeh mendengarnya. Membuat Jaehyun dilanda kebingungan.

"Kenapa?"

"Lama-lama mas mirip bunda." ujar Jiyeon. Gadis itu menarik diri agar pipinya terlepas dari Jaehyun, memasukkan sepotong strawberry ke dalam mulut kemudian.

Jaehyun menghela nafas, gemas pada sikap Jiyeon yang tampak sangat ceria usai persidangannya selesai. Padahal yang baru saja menyelesaikan studinya kan Jaehyun, tapi gadis itu justru tampak lebih sumringah. Entah untuk alasan apa.

Jaehyun meletakkan handuk kecil di atas paha, menyandarkan diri pada sofa. Yang kemudian mendapat respon dari Jiyeon karena gadis itu mulai mendekatkan diri, menaikkan kakinya ke atas sofa dan bersandar nyaman pada bahu Jaehyun. Sebagai imbas balik, lelaki itu membuka lengan. Merangkul bahu kecil Jiyeon agar semakin dekat.

Kecup sederhana kembali terasa. "Mood kamu lagi bagus banget, ya?"

Jiyeon tampak cengengesan sebelum mengangguk dua kali.

"Kenapa?"

"Nggak kenapa-kenapa. Seneng aja mas udah sidang."

Jaehyun menaikkan alisnya sebagai respon.

"Kenapa emang kalau aku udah sidang?"

"Ya gapapa, bagus dong. Udah nyelesain tanggung jawab mas ke mom sama dad."

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang