33. Kabar Berita

8.5K 1.1K 107
                                    

Ciaaa kangen ya? :')

__

“Untuk nilai post test bisa kalian akses melalui web dalam dua kali dua puluh empat jam. Nanti semisal ada yang keliru, langsung hubungi Ahreum untuk diskusi dan mengajukan banding. Saya rasa cukup. Terimakasih untuk semester ini dan selamat ujian akhir.”

Sorak sorai kecil penuh kelegaan memenuhi udara. Lalu perlahan satu per satu peserta praktikum mulai meninggalkan ruangan usai berbincang sejenak bersama teman satu kelompok juga para asisten lab yang masih setia menunggui mereka di depan ruangan.

Sepuluh menit berlalu. Usai menyepakati janji untuk hangout terakhir juga rencana kelompok untuk melakukan foto studio bersama, Jiyeon melangkah meninggalkan hall bangunan dengan setumpuk berkas dalam pelukan.

Akhirnya, perjalanan dua semester menyelesaikan praktikum besar dengan berbagai modul pun usai. Raut penuh kelegaan teman-teman satu angkatan juga raut cemas mengingat ujian akhir sudah semakin dekat pun memenuhi hall sore itu.

Langit sudah menyerah ditinggalkan matahari. Sebentar lagi, senja akan menyapa. Area kampus sudah hampir gelap. Hanya lelampuan di sekitar halaman dan pelataran parkir lah yang menjadi penerangan.

Sebuah mobil tampak terparkir rapih di pelataran begitu Jiyeon baru saja keluar dari pintu hall. Senyumnya mengembang. Langkah cepat gadis itu membawanya pada sisian pintu lalu mengetuk pelan sebelum membuka pintu mobil.

Dari dalam tampak Jaehyun yang sudah duduk dengan tenang sambil memangku laptop kesayangannya. Kemeja hijau gelap yang mulai lusuh, jeans hitam, rambut sedikit berantakan juga kacamata yang bertengger pada hidung bangirnya membuat jiyeon termenung sedetik lalu.

Kenapa Jaehyun yang sedang serius seperti ini justru membuatnya tampak semakin atraktif? Padahal, lelaki itu sedang sangat berantakan.

“Udah?”

Suara berat Jaehyun menyentak kesadaran Jiyeon yang masih berdiri di sisian pintu. Begitu Jaehyun mendongak, gadis itu buru-buru masuk dan mengangguk dua kali sembari terkekeh. Menertawakan diri sendiri yang tidak bisa berhenti terpesona pada sang suami.

“Gimana? Lancar?”

Jaehyun menatap Jiyeon sebentar sebelum membalik tubuhnya menghadap kursi penumpang. Tangan lelaki itu tampak sibuk mengacak-acak berkas yang sudah menumpuk di belakang sana. Wajah seriusnya pun belum berubah.

“Lancar, nggak ada masalah.”

“Bagus deh.”

Lalu perhatian Jaehyun kembali pada laptop usai menemukan selembar kertas yang ia cari.

Jiyeon hanya diam, tidak ingin mengganggu sang suami. Karena jika ia yang selama ini selalu menjadi pusat perhatian Jaehyun bisa tergantikan oleh sesuatu dari dalam laptop sana, maka pastilah itu suatu hal yang amat penting.

Tidak masalah. Lagipula, Jiyeon bukan tipikal gadis yang selalu haus akan perhatian. Baginya, dunia Jaehyun tak harus melulu perkara dirinya. Lelaki itu masih punya dunia lain. Tempat ia belajar, tempat ia bekerja, tempat ia membangun pertemanan.

Ada banyak hal lain yang memiliki hak atas perhatian Jaehyun.

Sejak awal pun keduanya telah sepakat untuk tidak saling membatasi. Selama tidak memberikan dampak negatif, sebuah dukungan adalah apa yang akan selalu keduanya berikan untuk satu sama lain.

Lagipula, bukankah tidak baik jika menggenggam terlalu erat?

“Bentar ya, yang. Aku selesain ini sedikit lagi.”

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang