23. Satu Atap

9.5K 1.4K 123
                                    

Please Read!

Sebelumnya aku mohon banget ya teman-teman bisa menempatkan diri dengan baik. Aku bakalan tetep upload selama bulan puasa based on saran dari kalian juga. Tapi sekali lagi, dimohon untuk tau waktu dan tempat ya bacanya^^

Emang nggak ada adegan macem-macem disini, tapi cerita ini cerita orang yang udah nikah if u know what i mean. Baca sebelum puasa biar puasanya gak makruh. Buat yang nggak puasa, yaudah selamat membaca :)

Enjoy!



__





Waktu berlalu bagai hembusan angin. Tidak terasa sudah mendekati minggu akhir di bulan Desember. Jiyeon melihat Jaehyun yang menaruh koper kecil sisa barang yang akan Jiyeon bawa kedalam bagasi lalu melihat ayah dan bunda memasuki mobil.

"Ayo.."

Ia mengikuti langkah Jaehyun keluar dari rumah, mengunci pintu dan memberikannya pada ayah yang sudah duduk di kursi kemudi. Ayah terkekeh kecil melihatnya.

"Jangan cemberut. Ini ayah sama bunda masih ngintilin kamu ke rumah baru loh."

Jiyeon memasuki mobil bersama jaehyun dan mulai bergerak menuju rumah mereka. Ayah mengikuti keduanya dari belakang. Sepanjang perjalanan keduanya diam tanpa suara. Bahkan hingga sampai di rumah, makan siang disana bersama ayah bunda, lalu kedua orang tua Jiyeon pulang setelah memberikan nasihat panjang pun gadis itu masih betah tidak banyak bicara.

"Kenapa?"

Jiyeon tersentak dari lamunan saat Jaehyun duduk disampingnya. Mereka duduk di pinggiran ranjang, koper kecil Jiyeon terbuka lebar diatas kasur. Jaehyun yang sudah sepenuhnya memindahkan barang-barangnya meninggalkan Jiyeon untuk mandi. Istrinya itu berkata jika ia ingin membereskan kopernya terlebih dahulu. Tapi hingga Jaehyun selesai mandi Jiyeon masih terdiam dan belum melakukan apapun.

"Nggak kenapa-kenapa kok." Jiyeon tersenyum dan mulai mengeluarkan isi koper.

"Ini baru hari pertama, sayang. Jangan dibiasain lagi nyimpen sesuatu sendirian."

Jiyeon berhenti melakukan apapun saat jemari Jaehyun menangkap jemarinya, memaksanya untuk berbalik dan sepenuhnya menghadap sang suami.

"Kenapa?" tanya Jaehyun ulang dengan suara lebih lembut.

Jiyeon menggeleng. Helaan nafas terdengar, Jaehyun menarik Jiyeon kedalam pelukannya.

"Kangen bunda?"

Jiyeon mengangguk.

"Kangen rumah sama kamar kamu yang biasa?"

Jiyeon mengangguk lagi.

"Kangen pisah rumah sama aku?"

Pertanyaan terakhir membuat Jiyeon mendongak menatap Jaehyun. Lama saling berpandangan hingga kemudian Jiyeon sadar jika tidak seharusnya ia bersikap seperti itu. Ia harus mulai menghilangkan sikap kekanakannya karena tanggung jawab yang ia ambil sangatlah besar.

"Maaf, mas."

Jaehyun mengangguk pengertian. "Gapapa. Nanti lama-lama pasti terbiasa." Ia mengecup kening Jiyeon lembut. "I'll make sure u'll move on as soon as possible."

"Mas laper gak? Aku bikinin makan malam dulu deh ya?"

"Nggak perlu." Jaehyun mengusap pipi Jiyeon lembut. "Kamu mandi dulu gih, udah sore. Hari ini kita makan malam diluar aja."



__



Di dua minggu pertama bunda masih sering datang menginterupsi rumah keduanya. Kadang wanita paruh baya itu datang saat makan siang, atau di sore hari. Bunda selalu datang membawa banyak makanan yang terkadang membuat Jiyeon sedikit merengut tidak setuju.

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang