37. One Step Closer

7.7K 1.1K 80
                                    

One step closer to???

__

"Waktu habis. Silahkan tinggalkan ruangan."

Lenguhan protes terdengar di penjuru kelas sebelum dosen mulai berjalan mengumpulkan lembar jawaban. Satu per satu dari mereka mulai membereskan alat tulis, berbagi keluh kesah perihal kendala selama mengerjakan soal, juga chit-chat singkat sebelum semester benar-benar berakhir.

Sementara Jiyeon sudah sibuk menjejalkan segala peralatan tulisnya ke dalam tas sebelum keluar terlebih dahulu. Ada Mark yang sudah menunggunya di depan hall. Satu cup soft pudding ada dalam genggamannya.

"Ayo." Ujar Jiyeon yang sudah berdiri di hadapan Mark. Menarik sebelah tangannya dengan tiba-tiba.

"Eh, bentar. Aduh!" bibir lelaki itu berkerut tipis. "Sabar elah, buru-buru amat. Gak liat soft pudding gue masih butuh perhatian?"

Jiyeon mendengus jengkel, melepaskan tangan Mark lalu ikut duduk di kursi panjang yang disediakan disana.

"Sempet banget ya lo makan pudding di saat-saat kaya gini."

"Laper. Udah jam makan siang ini."

"Yaudah buruan."

Mark hanya bergumam, masih sibuk menyendok makanannya tanpa perduli ocehan Jiyeon. Setelah soft puddingnya tandas, Mark berdiri dan kembali berjalan menuju lemari pendingin di depan kantin jurusan.

"Mark seriously?!"

Mark memutar bola matanya malas. "Bawel ya ibu negara."

Jiyeon sudah akan protes kembali sebelum akhirnya melihat Mark mengambil satu botol air mineral dingin dan membayarnya. Duduk sejenak, menenggak minumannya, Mark kemudian berdiri dari kursi.

"Ayo."

Jiyeon tidak bergeming. Ujung matanya menatap tajam Mark.

"Ayo berangkat. Gausah pundungan lo, nggak cocok."

Motor yang Mark kendarai mengantarkan mereka ke sebuah toko sederhana tidak begitu jauh dari kampus. Bangunan bernuansa putih dengan jendela kaca besar itu membuat suasana tampak sangat terang. Ada berbagai pernak pernik terpajang rapi di etalase juga rak-rak tinggi di sisian toko. Jiyeon berkeliling sekitar sepuluh menit sebelum namanya dipanggil.

"Pitanya mau warna apa kak?"

Jiyeon berdiri di depan meja, memperhatikan rangkaian bunga yang sudah tertata cantik dalam balutan bouquet bernuansa black gold. Memilih sebuah pita, Jiyeon menunggu rangkaian pesanannya selesai sebelum membayar dan berlalu pergi.

Bersama Mark, perjalanan kembali menuju kampus membawa debar-debar halus dalam benak Jiyeon. Beberapa minggu yang lalu, usai farewell camp, Jaehyun memberi kabar jika tanggal sidangnya sudah keluar.

Jiyeon senang bukan main.

Mengabaikan senyum bahagia Jaehyun karena berhasil membuat sang istri bangga, gadis itu mulai sibuk menarik Jaehyun untuk keluar masuk toko executive. Mencari setelan jas yang cocok untuknya, memilihkan dasi dengan warna dan corak seperti yang Jiyeon mau.

Sebuah kemeja putih bersih baru-padahal Jaehyun pikir kemeja lamanya masih bisa digunakan, satu stel jas dan celana bahan, sepatu baru juga perlengkapan lainnya mereka bawa pulang hari itu.

Excitednya Jiyeon, melebih-lebihi excitednya Jaehyun sendiri.

Gadis itu akan sibuk mengolah bahan makanan untuk snack sederhana Jaehyun selama ia mengerjakan power point, menjadi teman diskusi yang baik, menemani Jaehyun memilah-milah kesalahan kecil di lembar laporan skripsinya.

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang