Satu

407 138 344
                                    

ELLEN
"Yuk, berangkat," kata gue yang telah duduk di jok motor cowok gue.

Motornya pun melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan perumahan.

Emang sih cowok gue, tapi yaa kalo gue sih gak cinta. Cuma suka-suka biasa aja, gak cinta. Atau belom yak? Tapi, mungkin sekarang gue udah gak ada rasa sama dia. Tahu deh, gak penting.

Sampe deh di sekolah. Gue turun dari motornya dan gue kembaliin helm yang tadi gue pake.

"Sayang, kamu udah sarapan belom?" tanya Niko, pacar gue.

"Udah tadi di rumah, lo?" tanya gue.

"Nanti di kantin. Em.. kamu kenapa selalu pake lo-gue sih ngomongnya? Kan kita pacaran," tanya Niko.

"Emang kenapa?" Hak gue juga kali. Heran gue, masih mending gue masih mau ama dia.

"Ya gapapa sih, cuma pengen tahu aja. Eh, aku ke kantin dulu ya. Bye, sayang!" katanya sambil melambaikan tangan.

"Bye!"

Nah, sekarang gue udah kelas 3 SMA nih. Berasa banget jadi senior, hahaha.

Dan gue masuk di kelas.. A lagi? Ah males gue dapet A mulu, kali-kali B kek gitu biar gak bosen, kan kelasnya A-D. Yaa, walau gak ngaruh sih.

Gue akhirnya masuk ke kelas. Eh, ada Lianna, yes! Lia itu sahabat gue.

"Liaaa! Kita sekelas!!" teriak gue sambil lari kecil ke arahnya yang duduk dekat jendela.

"Ellennn! Kesayangan guee.." teriak Lia senang.

"Alay, lo," cibir gue.

"Yee, kan lo duluan yang ngajak gue alay-alayan," katanya sambil kasih pelototan ke gue. Gue cuma cengar-cengir doang.

"Eh, gue duduk situ, ya," tunjuk gue ke bangku di sampingnya.

"Iye, duduk aja kali, gak usah nanya," kata Lia. Jadi, gue duduk deh di sampingnya.

Tau-tau guru udah masuk aja, nih. "Selamat pagi, anak-anak," sapa Bu Ran.

"Pagi, bu."

"Oh iya, ini beda ya murid-muridnya? Tapi gak ada anak baru, ya?" tanya Bu Ran.

"Iya, Bu."

"Ibu di sini jadi wali kelas kalian, jadi ibu mau pindahkan tempat duduk kalian menjadi cewek-cowok, oke?"

"Yah, bu, kok gitu sih?"
"Harus banget ye, bu?"
"Yaelah, bu, bu."
Begitulah ucapan temen sekelas gue. Kalo gue sih b aja asal duduk ama yang kenal biar gak awkward moment.

"Diam! Kok malah ribut?" Ucap Bu Ran yang langsung membuat mereka kelas seketika hening.

"Ibu langsung pindahkan saja," sambungnya dan langsung memindahkan orang-orang yang tadi komplen.

"Lianna, kamu pindah sama Theo," ucapan Bu Ran seketika langsung membuat gue celingak-celinguk mencari orang yang tadi disebutnya.

Yee, siapa lagi yang namanya Theo? Dia udah duduk di samping gue tanpa gue sadari, hantu kali ya. Waduh, mana gue gak kenal lagi. Yaa mau gimana lagi, kalo sama Bu Ran mah gak bisa bantah.

Nih, ya gue tuh gak terlalu kenal ama anak kelas lain, jadi ya gue gak tahu deh dia anak kelas mana.

"Hai, nama lo siapa?" tanya orang yang duduk di samping gue.

"Ellen, lo?" tanya gue balik. Itung-itung basa-basi lah.

"Lo gak kenal gue?" tanya Theo. Aelah nih anak, emang dia kira dia presiden harus gue kenal?

"Harus kenal, ya?" tanya gue dengan tatapan sinis.

"Yaa kan gue mantan ketos, trus sekarang gue ketua tim basket," katanya dengan polos.

"Ooo..," sekarang gue inget, dia yang selalu jadi bahan perbincangan cewek-cewek.

"Nama gue Theo, tahun lalu gue kelas 2B," kata Theo. Gue cuma menganggukkan kepala bodo amat.

-HE-

"El, lo enak banget sih duduk ama cogan lah gue malah duduk ama si dekil," gerutu Lia yang sekarang makan mie ayam karena sudah jam istirahat.

"Yah, kita gak sekelas," ucap Kinan lesuh. Oh ya, Kinan juga sahabat gue, tapi gue lebih deket sama Lia.

"Iya nih, gak asik banget deh, malah gue duduk ama orang yang gak gue kenal lagi," keluh gue sambil menyeruput es jeruk.

"Yaudah, pindah sama gue aja," seru Lia dengan semangat 45.

"Yee, mending gue duduk ama dia ketimbang ama Reza," kata gue. Lia hanya mendengus kesal.

***

Gue udah di kelas sambil menunggu jam istirahat habis, sedangkan Lia lagi temenin Kinan ke toilet.

Gue tukerin tas gue sama tasnya Theo. Jadi, gue yang duduk di dekat jendela.

"Loh kok lo di situ? Kan itu bangku gue," tanya Theo yang baru saja memasuki kelas.

"Tukeran," jawab gue pendek. Lagi males ngomong gue, apalagi ama nih anak, gak mood.

Dia pun duduk di sebelah gue. Gue melirik ke arahnya dan melihat guru memasuki kelas untuk memulai pelajaran.

Oh iya, kok gue baru sadar ya. Kok cowok gue gak datengin gue ya pas jam istirahat? Udah bosen kali ya sama gue? Au ah, gelap.

"Eh, nama lo siapa tadi?" tanya Theo. Emang nama gue panjang banget ya, sampe dia lupa nama gue. Mungkin dianya aja kali ya yang udah tua sebelum waktunya.

Gue menunjukkan buku tulis gue yang tercantum nama gue dengan dagu. Dia ngeliat buku gue dan membulatkan mulutnya tanpa bersuara deh.

—HE—

Annyeong yeorobun~
Ini first story aku. Semoga suka yaa~
Sorry kalo typo🙇🙇
Tolong voment-nya yakk~
Love you all~😘😘😘
Thank you~~ ^.^

HE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang