ELLEN
"Hmm.. Ellen, aku..." kata Niko gugup."Apa?" desak gue.
"Aku mau kita putus." Oo.. kirain mo ngapain ajak gue ke taman sekolah. Malah sepi lagi.
"Kenapa?"
"Soalnya.. kamu kayak gak peduli gitu sama aku. Kalo pasangan lain kan keliatan, hmm.. mesra mungkin, kalo kita gak ada mesranya gitu. Itu sih menurut aku," tutur Niko panjang kali lebar.
Oh, gitu toh. Yaudalah, yaa. Tapi, kalo pacaran harus mesra di depan publik, ya? Nggak, kan? Heran gue ama saraf mikirnya.
Gue pun manggut-manggut setuju dengan jawabannya, tapi yang kalimat pertama loh, ya. "Oke."
"Aku pergi dulu ya, El."
"Oke." Gue juga pergi meninggalkan taman sekolah.
Ah, gue lupa. Kan Niko yang anterin gue ke sekolah tadi pagi. Malah Lia sama Kinan udah pulang duluan lagi, gara-gara Niko ngajak gue ke taman. Niko kampret.
Ahaa, gue melihat makhluk hidup yang sedang bersama makhluk hidup lain di parkiran. Mungkin lagi ngebahas masalah utang yang belom lunas kali, ya. Langsung aja gue samperin.
"Jas, anterin gue pulang," tukas gue to the point. Yang tadinya ramai dengan tawa, seketika berubah jadi hening. Wah, emang dahsyat aura gue.
"Cowok lo?" tanya Jason akhirnya.
"Udah ketemu ajal dia. Yuk, buruan."
"Gue duluan, ye," pamit Jason kepada teman-temannya. Mereka menyahuti dan kemudian kembali berbincang ria.
Jason mengeluarkan motor Ninja hitamnya dari parkiran, menaikinya, dan memakai helm. Gue pun menaiki jok belakang.
Nih motor, baru aja mau jalan, udah keliat pemandangan yang nyebelin. Jason pun berhenti jalan.
Si Niko, bukan, bukan. Maksud gue, Niko Kampret, lagi jalan sambil merangkul putri bedak. Lumayan cantik sih, tapi bedaknya itu loh, kayak lagi maskeran susu. Jangan nanya namanya siapa, gue gak tahu, dan gak mau tahu.
Mereka berjalan melewati kami yang lagi di atas motor. Yaa jaraknya sih sekitar 4 meter gitulah.
"Itu.. bukannya cowok lo?" celetuk
Jason."Bukan. Manusia paling laknat itu."
Gue bukan kesel gegara dia putusin gue, tapi gue kesel karena habis putus sama gue dia malah LANGSUNG ngebet anak orang lagi.
Selain ntuh, putusin guenya setelah anter gue pulang kek gitu, lah ini? Udah anterin gue pergi, gak anterin gue pulang lagi. Cih, manusia apaan tuh. Modal tampang doang.
"Kenapa? Diputusin?" tanyanya kembali menjalankan motor yang tadi sempat berhenti.
Gue mengiyakannya dengan gumaman yang masih bisa ia dengar di balik helmnya.
"Makanya, kalo mau pacaran tuh serius, jangan maen-maen. Dicampakin, kan, lo," ujarnya setelah memberi kekehan.
"Iyaaa, Kakek."
—HE—
Yahh... Kok habis sih es krimnya? Mana gue lagi ngidam es krim lagi. Sekali gue buka kulkas, kosong semua.
Emang ya, kalo lagi butuh, dia gak ada. Kalo gak butuh, baru ada. Kan kampret. Eh, baper, hahaha.
"JASONN...!!" tereak gue sambil menghampiri Jason yang lagi nonton TV di ruang tamu.
"Apa, sih? Lo kira lagi di hutan, tereak-tereak gitu?" tanyanya kesal.
"Es krim di kulkas mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HE
Teen FictionUntuk apa sebuah hubungan bila tak disertai kepercayaan? Mestinya setiap hubungan harus ada kepercayaan bukan? Untuk apa sebuah keputusan bila tak ada kepastian? Tentu akan merasakan gelisah di setiap jalannya. Hal yang selalu tak pernah diduga sus...