4. Tentang Gama

251K 16.5K 799
                                    

Dia nggak pernah kenal deket sama lo? Berarti dia tertarik sama lo.

Sepulang sekolah, Rindu dan Reina sudah berada di perkumpulan Organisasi Theater SMA Samudera. Semoga kali ini misi mereka untuk membujuk Gama berhasil.

Kini Reina tengah berada diluar ruangan bersama Karrel dan juga senior menyeramkan itu-Gama. Tadi ia meminta tolong kepada Karrel untuk menjalankan misinya. Sedangkan Rindu ada didalam ruangan theater.

"Bu Jeni mau setujuin pentas theater taun ini kalau Kak Gama yang jadi pemeran utama."

"Bu Jeni pasti lebih ngerti theater, Gam. Kalo dia nunjuk lo, tandanya dia percaya kalo emang lo yang pantes." Karrel mempertegas.

"Batalin aja." Gama menatap Reina tajam, tatapannya benar-benar sangat mematikan.

Karrel menatap Gama kesal. "Maksud lo taun ini theater kita nggak punya pentas teather cuma gara-gara lo? Lo pikir lo siapa, Gam?"

"Lo juga bisa, 'kan?" tanya Gama balik.

"Kenapa gue?"

"Emang ada ketua organisasi yang rela liat organisasinya sendiri hancur?" tanya Karrel.

Seketika Reina kembali berbicara, membuat keduanya menoleh kearahnya. "Oh iya, Kak. Bu Jeni juga nunjuk temen sekelas aku buat jadi pemeran utama ceweknya. Tapi..., dia bukan anak theater, Kak."

Gama membulatkan matanya. Ia menatap Reina semakin tajam. "Siswa lain dilibatin?"

Reina mengangguk pelan, ia sangat takut dengan tatapan Gama yang sangat mematikan. Nada bicara Gama juga membuat keringatnya mulai memenuhi dahinya. "Yakin pantes?"

"Nggak tau, Kak."

Karrel semakin geram dengan Gama, emosinya hampir memuncak. "Coba dulu aja, Gam."

Gama menatap tajam Reina. "Gue mau ngomong sama dia."

"Biar gue yang manggil dia." Karrel memasuki ruangan theater dan menghampiri Rindu yang kini berada diujung ruangan.

"Gama mau ngomong sama lo."

Rindu bergegas keluar menghampiri sosok Gama yang katanya adalah sosok yang galak, dingin, dan super menyeramkan. Rindu menatap Gama yang membelakanginya.

"Lo nggak punya kaca dirumah? Lo ngerasa pantes jadi pemeran utama theater Samudera?" tanya Gama ketus tanpa melihat Rindu.

Mendengar pertanyaan Gama yang super duper menyebalkan, Rindu jadi terpancing emosi. "Punya, banyak. Lo nggak punya? Mau minta?"

Reina menyenggol lengan Rindu, bagaimana bisa Rindu berbicara seperti itu Padahal untuk bicara dengan Gama saja Reina harus mengumpulkan nyali seperti uji nyali.
Gama terdiam sejenak, sepertinya ia mengenal suara itu. Ia menoleh kebelakang.

Rindu membulatkan matanya kearah Gama, ia seakan tak percaya jika Lelaki itu adalah Gama. Sosok yang ditakuti oleh banyak orang.

Hah? Rindu masih tak percaya. Ia yakin jika ia hanya berhalusinasi.

Rindu mengetuk kepalanya sendiri. Gue kenapa sih? Ini pasti gara-gara gue kesel sama cowok berang-berang aneh yang seenaknya nyolong pencake gue.

Rindu kembali menjelaskan penglihatannya, tetapi ternyata benar. Yang ada dihadapannya adalah cowok berang-berang aneh itu.

"Jadi, lo yang namanya Gama?" tanya Rindu.

"Cowok berang-berang aneh kayak lo yang namanya Gama?"

Gama melangkahkan kakinya untuk mendekati Rindu. "Cewek berang-berang, udah deh nggak usah jadi Cinderella. Lo itu emang udah paling cocok jadi berang-berang."

Tentang Rindu [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang