4 hari berlalu. Mungkin hari itu adalah hari yang paling menyenangkan untuk Rindu, hari dimana ia berterimakasih kepada hujan karena telah memberikan sesuatu yang bermakna baginya.
Namun mungkin tidak hari ini, Rindu kembali terlambat ke sekolah dan dihadapannya sudah ada OSIS menyebalkan yang siap menghukumnya.
"Rindu Rindu, lagi-lagi kamu!" Sosok Lelaki itu tampak bertolak pinggang seraya menatap Rindu dengan tatapan mengintimidasi.
Rindu menghela napas kesal. "Kakak lagi kakak lagi, kakak nggak bosen hukum saya terus?"
"Saya nggak akan hukum kamu kalau kamu nggak terus-terusan terlambat kayak gini," jawabnya tegas. Rindu berdecak kesal, mengapa OSIS itu seakan menyuruhnya untuk berolahraga setiap pagi? Memang lari baik untuk kesehatan, namun jika setiap pagi juga membosankan.
"Ya namanya juga orang kena musibah, Kak. Mana ada sih orang yang mau telat bangun?"
"Alasan klasik, musibah kok setiap hari?"
"Sekarang kamu lari!" sentaknya. Rindu menghela napas kesal.
"Sekarang?"
"Sekarang!"
Rindu pasrah, ia hendak berlari mengitari lapangan. Namun tiba-tiba ada suara yang membuatnya menoleh. "Tunggu!"
Iya, itu Gama. Hari ini ia sudah kembali bersekolah setelah satu minggu di skors. Mata Gama menatap Rindu dengan lekat, pemilik bola mata berwarna coklat kehitaman dengan rambut yang tampak sedikit berantakan membuatnya terlihat tetap tampan hari ini.
"Maaf, kamu yang namanya Rindu ya?" tanya Gama pada Galang. Rindu tersenyum tipis menahan tawanya.
"Saya yang namanya Rindu," jawab Rindu.
"Oh kamu?"
"Rindu tadi dipanggil."
Galang, ketua OSIS SMA Samudera mengerutkan dahinya seraya menatap Gama bingung. "Dipanggil siapa, Gam?"
"Lupa, pokoknya tadi disuruh kebelakang." Gama mengaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Tapi dia harus jalanin hukuman dulu, siapa suruh terlambat," ujar Galang tegas.
"Katanya secepatnya, penting soalnya," timpal Gama. Galang menghela napas kasar.
"Ya sudah sana."
Rindu menunjukkan deretan giginya kearah Galang. "Makasih, Kak. Sering-sering ya!"
"Besok jangan telat lagi!" tegas Galang. Rindu berjalan mengikuti Gama yang ada didepannya.
Langkah Gama justru membawanya kearah koridor kantin. Siapa yang memanggil Rindu?
"Cowok berang-berang, siapa sih yang manggil gue?" tanya Rindu.
Gama tersenyum tipis. "Duduk dulu."
"Tapi ini jam pelajaran."
"Lo cabut lagi ya?" tanya Rindu. Gama menunjukan deretan giginya.
"Cewek berang-berang, duduk," suruh Gama lembut. Rindu semakin bingung ketika Gama justru membeli dua botol air mineral dingin.
"Cewek berang-berang, lo tau nggak?" tanya Gama. Rindu mengerutkan dahinya.
"Gue bukan berang-berang, Gama." Rindu menatap Gama dengan tatapan malas.
Gama tertawa. "Kata berang-berang, dehidrasi itu bahaya."
Rindu tertawa lalu mengambil sebotol air mineral yang ada dihadapannya. "Cabut itu lebih bahaya. Kalo kena skors lagi gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rindu [Sudah Diterbitkan]
Novela Juvenil#1 in Teenfiction [26/09/2020] "Apa gunanya kehadiran gue kalo lo selalu anggep gue nggak ada?" "Bukannya lo yang nggak pernah anggep gue ada? Emang gue siapa buat lo?" Apakah kau pernah saling mencintai namun sama-sama menganggap jika kehadiranmu t...