Part 10. Surprise

2.3K 68 0
                                    

Jika aku di per bolehkan memilih kembali takdir yang mengendalikanku..
Aku akan memilih takdir dimana kamu ada disana untuk menjadi belahan jiwaku

*****

Aku berlari cukup lincah menapaki setiap tangga yang kulewati tanpa bisa mengontrol ketergesaan di dadaku untuk segera sampai di pintu depan, kubuka pintu dan mendapati sesuatu yang kutunggu sejak siang tadi akhirnya paket belanjaanku sampai bersamaan dengan mars yang baru sampai di depan rumah,ia keluar dari mobilnya dengan wajah kusut dan seragam yang tersampir di bahu kanannya ia sudah memakai kaus putih berlengan pendek,rambutnya serta peluh di keningnya membuatku cukup menelan saliva karna sudah terpesona.
"Makasih ya mas.."

Setelah pengirim paket itu berpamitan pergi aku harus menemukan kak mars yang malah mengacuhkanku,cukup mengherankan karna tadi ia terlihat baik-baik saja apalagi diakan sudah merayakan ultah bersama teman-teman sekelasnya,sepertinya ada masalah dan aku harus menanyakannya,aku melangkah masuk dan melihat mars sedang beradu argumen dengan mama, walaupun seperti tidak bertengkar dapat kulihat kak mars tidak terima dengan keputusan mama dari wajah kesal yang ia tampakkan saat akan menaiki tangga menuju kamar.
"Mama,kak mars kenapa?"

Ny.rasti meletakkan keranjang yang berisi benang wol dan alat perajutnya di atas meja di hadapannya.
"Mama gak ngerti sama kakak kamu,cukup kamu yang gak pernah bawa teman kemari venus, sekarang kakakmu gak mau buat pesta ulang tahun dirumah ini"

"Maksud mama? Emang kak mars gak terlalu suka ngerayain ultahnya kan?"

"Gini ven,tadi teman kakak kamu nelpon katanya teman-teman kakakmu mau ngerayain ultah mars di rumah ini,lalu dengan seenaknya kakakmu gak mau padahal mama juga pengen kenal teman-teman kakakmu"

Aku meremas tanganku rasa takut muncul di dadaku berusaha memberikan alarm bahaya,sandiwara akan terbongkar setelah mama bertemu mereka dan aku belum siap melepas mars walau aku tau kak mars pasti lebih kekeh tidak akan melepaskanku,namun ini tetap masalah aku harus bicara dulu dengan kak mars.

Aku naik ke lantai dua untuk bicara dengan kak mars kami harus mencari jalan keluar,aku mengetuk pintu kamar kak mars tanpa ragu-ragu dan tanpa sahutan dari dalam pintu langsung terbuka menampakkan mars yang bertelanjang dada,kausnya masih ia genggam sepertinya ia buru-buru sekali membuka pintu ini tadi,
"Kenapa?"tanya mars.

"Soal party kakak,aku mau bicara,nyari solusi mungkin biar pesta ini gak jadi"

"Kamu tenang aja,aku yang nyari solusi buat ini,"
Sentuhan di ubun-ubunku selalu bisa menenangkan tapi wajah kak mars malah sebaliknya membuatku tidak ingin melihatnya tanpa cengiran menyebalkan itu disana,ia kembali menutup pintu mungkin sedang butuh waktu sendiri dan aku tidak akan menggangunya karna untuk saat ini lebih baik aku diam,aku kembali ke kamar untuk membungkus paket milikku.

Jam sudah menunjukkan pukul 4.30 sore,aku semakin was-was karna sedari tadi belum mendengar suara apapun dari kamar mars,seperti suara pintu atau apapun itu apa sebaiknya diperiksa saja mungkin tadi aku tidak mendengar mars keluar dari kamar.

Aku memutuskan keluar dari kamar dan berniat mengetuk pintu kamar kak mars, sampai aku mendengar suara bicara antara mama dan beberapa perempuan mungkin, aku mengurungkan niat menemui mars karna rasa penasaran yang mulai mengganggu,aku coba mengintip ke bawah dari tangga sampai sebuah tangan menarikku.
"Kak mars"

Forbidden Love(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang