part 4. sebuah rasa

3.8K 105 0
                                    

Rasa ini takkan pernah disesali oleh seorang mars..
Aku yang bernama Mars Aditama Putra takkan pernah menyalahkan siapa pun atas rasa ini melainkan aku bersyukur dengan rasa ini...
Mars.AP

~~~~

"Hati-hati ven..."gumam susan.
Ia mengelus bahu venus yang menatap dirinya pasrah.

"Apaan dah lo bedua di tekuk gitu mukanya ,lo bedua kenapa? Kayak bakalan pisah jauh gitu"omel linda.

Kini ketiganya berjalan melewati koridor sekolah setelah sekitar pukul 2 siang tadi lonceng berbunyi,dengan langkah santai ketiganya tetap diam tanpa ada kicauan dari linda yang tadi heran dengan sikap susan dan venus.Di sana di samping sebuah mobil putih berdiri mars dengan menyenderkan punggungnya ke pintu mobil , ia menunggu venus disana dengan sabar.
"Guys... gue pulang dulu"pamit venus.

Lambaian tangannya terkesan tak bersemangat pada kedua sahabatnya,venus menghampiri mars yang dengan senyuman hangat menyambutnya seraya membuka pintu mobil.
"Siap untuk pulang gadis kakak?" Ujar mars.
Venus mengangguk dan masuk kedalam mobil begitu mobil itu meluncur pergi linda menatap selidik susan di sampingnya.
"Kayaknya kamu hutang penjelasan sama aku soal venus "

"Kamu ngomong apa sih lin..?" Susan mencoba mengelak.

"Kalo emang kalian anggap gue temen tanpa gue minta kalian harusnya cerita"
Kali ini linda merasa sangat jengkel pasalnya kedua sahabat karibnya tengah merahasiakan sesuatu darinya,ia pun pergi ke parkiran dengan perasaan kesal.
Susan mengikutinya ia menyesal tidak menceritakan masalah venus pada linda padahal linda juga sahabat mereka.
"Tunggu lin.. jangan marah gitu dong...!"susan menahan tangan linda.

"Gue ngerasa gak dianggap tau..." tutur linda dengan penuh penekanan.

"Sorry... tapi apa kamu gak peka soal yang dikatakan venus kemarin,ia mencoba untuk mengekspresikan perasaannya terhadap mars ia benar suka sama mars "jelas susan.

"Maksud kamu?"

"Venus cinta mars lin..."

Linda mengerjap-erjapkan matanya tak percaya.
"Tapi kan mereka itu ..."

Susan menutup mulut linda yang hampir keceplosan.
"Iya itu salah tapi gak usah diumbar disini juga kan? Itu rahasia"

Tempat yang cukup dekat untuk mendengar pembicaraan linda dan susan,tak jauh dari keduanya vera mengerutkan dahi tak mengerti arah percakapan linda dan susan yang terkesan absurd baginya.
"Mereka pada ngomong apaan sih kok gaje gitu?"

Dilihat nya susan yang menarik linda pergi ke mobil merah di samping mobil vera,keduanya masih tak menyadari vera yang menguping pembicaraan mereka hingga mobil merah itu meluncur pergi membawa mereka menjauh dari pekarangan sekolah.

Di tempat lain terlihat venus dan mars sudah sampai di rumah tanpa ba bi bu venus segera masuk ke dalam rumah,hingga sekali lagi mars harus mengejarnya dari belakang dengan perasaan yang campur aduk.
"Ven.."

"Anak-anak mama Udah pulang?"
Suara lembut itu berhasil menginterupsi mars dan venus untuk berhenti dan menyalim wanita setengah baya itu.
"Bukannya badan mama masih lemah harusnya mama istirahat aja.."ujar mars.

"Mama gpp kok mars,mama bosen di kamar terus "

"Tapi kan ma.. nanti kalo mama kecapean lagi gimana?"tambah venus.

"Mama gak kerja yg berat-berat kok ,sudah sana ganti baju abiss itu makan"

Keduanya hanya mengangguk dan pergi ke lantai dua rumah,mars kembali mencoba bicara dengan venus.
"Venus.."

"Venus mandi dulu kak.."
Gadis itu membuka pintu kamarnya tanpa menatap wajah mars,hanya terdengar helaan napas mars di depan pintu kamar venus.
"Aku benci harus menghindari kak mars"

Gadis itu menatap nanar pintu yang tadi ia tutup untuk menhindari mars,perlahan tangannya menyentuh pintu kayu itu dengan sedih.
"Kenapa rasa ini malah menyiksaku?"

Venus,gadis itu berbalik dan melempar tasnya ia mengacak rambutnya dan duduk di depan kaca dengan keadaan rambut yang sudah acak-acakan.
" kenapa takdir ini menyiksaku? Kenapa itu harus kak mars? Kenapa harus kakakku sendiri? Aku adik yang tak tau diri.."

Venus merutuki dirinya sendiri di dalam kamar ia duduk cukup lama di depan meja rias itu sambil memandangi foto kecilnya pada figura putih dengan mars serta papa dan mamanya,seseorang menyadarkan lamunannya dengan suara berat diikuti ketukan pintu.
"Venus.. di panggil mama"

Gadis itu menoleh ke asal suara, itu suara berat yang selalu membuat darahnya berdesir kini pria itu mungkin mengkhawatirkannya adiknya sendiri,lalu dengan mudahnya venus mengotori hubungan persaudaraan yang erat ini dengan rasa yang terlarang.
"Aku masih punya kesempatan untuk membunuh rasa ini,sampai saat itu tiba aku harus menjaga jarak dengan kak mars"batinnya.

Sedangkan di balik pintu mars terus menunggu venus membuka pintu ia semakin tak sabar,hingga ia terpaksa menerobos masuk.
"Ven..."

Begitu masuk ia refleks membelakangi gadis di hadapannya.
"Maaf ven... kakak gak sengaja.."

"Iya makanya lain kali kalo masuk izin dulu"ujar venus dingin.

Venus selesai memasang kancing bajunya ia menoleh ke arah mars yang masih membelakanginya,punggung itu ingin sekali rasanya ia peluk dengan leluasa.Venus melangkah perlahan menghampiri mars dan tanpa bisa di tahan venus memeluk punggung kekar mars,ia tersenyum dan menutup matanya.

Mars terbelalak merasakan tangan itu memeluk tubuhnya, keduanya terdiam beberapa saat hingga venus melepas pelukannya.
"Sorry kak mars tadi venus hampir jatuh lalu gak sengaja meluk kakak"

Venus menunjukkan cengirannya yang ia yakin akan membuat pria itu tidak akan salah paham dengan kejadian barusan,venus menggandeng mars keluar dari kamarnya sambil terus cekikikan dan mars pria itu hanya diam dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

Malam itu dikamarnya mars terus menatap layar laptopnya dengan tatapan sinisnya , disana terpampang foto candid venus yang di slide show.
"Aku mencintaimu ven... rasanya hampir gila menahan perasaan ini ven,aku hanya ingin memiliki mu itu saja tidak lebih"gumam mars.

Di kamar lain ada venus yang sedikit pun menghiraukan gadget milik nya yang terus berkicau dari linda dan susan,
Ia terus memeluk gulingnya sambil memandang ke meja rias dimana figura putih itu berada.
"Dia dekat tapi takkan bisa diraih itu yang membuatku tersiksa"batin gadis itu diantara kesunyian malam.

Tangan kekar itu hampir mengetuk pintu sampai ia mengurungkan niatnya,kini mars tengah berdiri di antara keraguannya dengan perasaan yang telah lama ia simpan.
Di kamarnya tadi ia merasa sudah bulat untuk memberitahu venus perasaannya yang jelas adalah biang masalah,tapi nyalinya kembali ciut ketika berada di depan pintu gadis yang ia akui adalah kehidupan nya.
"Ven.."

Baru saja mulut itu terbuka hendak memanggil gadis yang bersembunyi di dalamnya,pintu tiba-tiba terbuka dengan menampakkan wajah pemilik nya.
"Kak mars.."gumam Venus.

Jujur kagetnya ini terselip rasa senang dan lega melihat pria tinggi di hadapannya ini sebelum ia terjun ke alam mimpinya yang pasti akan ada laki-laki itu didalamnya.
"Itu kakak cuma mau ngucapin selamat malam buat gadis kakak"
Ujar mars.

Venus tersenyum "have a nice dream ,my girl..."tambah mars,ia mencium dahi venus dengan penuh kehangatan.
"Ciuman kedua,mungkin aku akan ketagihan"batin venus ia tersenyum sebelum benar-benar menutup matanya untuk menikmati momen langka ini.

Bersambung!!!

Setelah lama vakum akhirnya aku bisa balik lagi reader smua!!
Vote sama komentarnya jangan Lupa ya...
Salam sayang dari mars😘😘

Forbidden Love(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang