Part 25. Keputusan

1K 37 0
                                    

Vote and comment Pleaseee

Raih tanganku jangan jadi seperti pesawat kertas yang pergi dan tak kembali lagi,tetap disini dalam genggamanku.

*****

Mars duduk di sofa dengan terus memperhatikan venus yang masih pulas dengan tidurnya,hari mulai beranjak siang dan belum ada tanda-tanda gadis itu akan bangun,beberapa menit kemudian venus mengerang ia bangun segera membuka setiap pintu yang ada diruangan itu lalu menemukan kamar mandi.

Venus keluar sambil memegangi perutnya hanya beberapa saat dan ia kembali masuk ke dalam,hal itu berulang kali terjadi sampai badannya terasa lemas.Ia menangkap siluet mars dari kaca rias di samping tempat tidur refleks menoleh kaget ke arah belakang,jiwanya sudah melayang entah kemana tubuhnya gemetaran melihat mata elang mars yang memandangnya sinis,aura dingin pria itu sangat kentara dan benar-benar membuatnya langsung kalang kabut.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukannya seharusnya kau belajar di luar negeri?"tanya venus agak terbata.

"Lalu bagaimana denganmu? Kenapa kau disini? Tidak sadarkah ini kamar hotel?"tanya mars balik.

Hati venus mencelos,"aku mau pergi"venus bangkit dan pergi melewati mars.

"Kamu berani keluar dari pintu itu?  Aku akan merebahkanmu di kasur"mars melipat tangan di dadanya tatapan dingin dan sinis nya masih mendominasi wajah mars.

Venus mundur lebih memilih duduk di tepi kasur dengan kepala menunduk,mars bangkit dari sofa yang ia duduki berjalan perlahan ke arah venus ia berjongkok dengan meletakkan tangannya di paha venus,matanya berubah sayu kala melihat jemari venus yang meremas ujung bajunya,ia beralih menatap wajah venus dengan raut wajah khawatir ia melihat gadis itu menggigit bibirnya dan menutup matanya.

"Ingin cerita apa yang terjadi? Aku baru sebentar meninggalkanmu dan kau berubah menjadi nakal seperti ini,apa hanya sekuat ini kau menahan diri untuk tidak bersamaku,kumohon jangan coba-coba untuk berontak,kamu sangat berharga bagi ku ven.."pinta mars.

Venus membuka matanya ia menemukan wajah teduh mars yang selalu mampu menghangatkan hatinya,ia menggeleng seraya menepis tangan mars dari pahanya perlahan ia berbalik dan membaringkan tubuhnya dengan posisi terlentang,mars berdiri matanya tak luput dari wajah venus yang terlihat datar tanpa ekspresi.

"Ini bukan karnamu,jangan berpikir seperti itu jadi apakah kau berpikir aku tidak bisa melepaskanmu karna itu aku berontak? Bahkan pertunangan itu bukan masalah besar buatku,aku hanya boneka dan sudah menjadi tugasku menurut, mars... kenapa kau pulang?"tanya venus.

Mars berbalik ia meraih ponselnya dan menghubungi salah satu nomer yang tersimpan di kontaknya,mars masuk ke dalam kamar mandi untuk berbicara dengan entah siapa itu sedangkan venus memilih tak perduli ia yang masih lelah mencoba kembali tidur perlahan kantuk pun mengantarnya kembali ke alam bawah sadarnya.

"Sepertinya venus benar-benar putus asa,aku menyesal meninggalkannya waktu itu ga .. "

"Kasihan venus,apa yang akan kau lakukan sekarang mars?"suara dari balik telepon yang tak lain rangga bertanya.

Mars menatap pantulan dirinya di depan cermin kamar mandi itu,"apa lagi? Aku harus memperjuangkannya"

"Kau masih sama rupanya,mars yang keras kepala begitu juga venus,dia adikmu saudara mu mars"

Forbidden Love(✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang