What Is Love? K.T.H

- Pt. 10: Dinner -

Tik

Tik

Tik

Dentingan jarum membuat ku tersadar dari mimpi buruk. Kalian tidak akan percaya apa yang aku mimpikan. Hal yang ganjil dan...buruk. Lebih buruk saat kau kehilangan harta sekalipun.

Aku bermimpi sedang ditempat penuh intimidasi dengan sepasang suami istri sosialita dan paling parahnya mereka adalah orang tua Taehyung.

Kuharap mimpi itu hanya sekedar mimpi. Aku juga tidak tahu kenapa harus mendapat mimpi tidak mendasar seperti itu.

Ku kucek mata sebelah kanan ku. Kepala ku menoleh melihat baju ku tertanggal disampingku. Tunggu..

Baju?

Ku buka selimut putih tebal yang menutupi seluruh tubuh ku.

OH MY GOD!!

Apa yang telah terjadi?

Aku hanya memakai bra warna violet dan celana pendek ku. Ini gila!

Dan...ini bukan juga kamar ku. Aku baru sadar. Ini sama persis dengan tempat yang dimana aku pertama kali berdiskusi dengan Taehyung.

"Kau sudah bangun? Aku membuat Teh bunga krisan. Minumlah selagi masih hangat."

Datanglah Taehyung dengan bathrobe (jubah mandi) dengan rambut hitam pekatnya yang sedikit basah. Dan jangan lupakan dengan nampan, cangkir teh kecil dengan arsiran para perajin.

Langsung ku eratkan selimut putih tebal tadi untuk menutupi badan ku. Mata ku membulat. Benar-benar kejadian yang membuatku gila. Dengan desiran darah yang memuncak ku tatap wajah Taehyung dengan penuh siratan amarah.

Bisa-bisa nya dia berlaku seperti tidak terjadi apa-apa. Dan bodohnya dia membawakan secangkir teh?

"Apa yang telah terjadi?" Kataku berusaha tidak over.

"Apa maksud mu? " Tanya nya balik

"Kenapa aku...ada disini? Dan...bajuku?" Tanyaku dengan lirih tapi, bisa didengar oleh Taehyung.

"Oh, kejadian semalam. Telah terjadi sesuatu yang...liar." Katanya sambil mendekatkan kepalanya kewajah ku. Dan tidak lama ia mencium keningku.
Mata ku terbelalak dan menampar pipi nya hingga nampan yang ia bawa tadi jatuh. Otomatis teh yang ia buat terjatuh pula.

Tenaga ku yang kuat akibat dulu pernah masuk tambahan jam bela diri disekolah.  Alhasil sudut bibirnya kini mengeluarkan cairan berwarna merah.

Gilanya dia malah tertawa dan menyeka darah disudut bibirnya itu dengan tenang seakan-akan dia tidak sedang melakukan kesalahan apapun.

"Tenaga mu boleh juga."

"Kau tertawa? Cih, pergi!! Aku membencimu!!! Kau manusia brengsek!!" Umpatan demi umpatan ku keluarkan tak tertahankan.

Air mata yang sudah lama tidak keluar kini mulai membasahi pipi dan pelupuk mataku.

"Kan sudah kubilang. Mau bagaimana pun kau berusaha menghindariku...itu tidak akan membuahkan hasil apapun. Inilah yang terjadi jika, kau tidak menuruti perkataanku. "

"Kau manusia gila! Persepsi dan rencana gila mu itu membuat mu semakin terlihat mengerikan."Ujarku picis.

"Gunakan bajumu sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi." Ujarnya sembari membereskan piring yang telah terbelah menjadi 5 bagian dan nampan besi yang sudah berada lantai keramik mahalnya.

Senyum ku tersungging. Dia masih belum sadar akan perbuatannya. Mengerikan. Dia manusia mengerikan. Hanya karena masalah pribadi konyolnya dia membuatku terjebak candaan gilanya.