- Pt. 6 : I Knew It -

310 62 3
                                    

- Your POV -

Dokter belum keluar dari ruangan VIP milik kakak Taehyung. Keringat ku terus menerus jatuh. Ini semua bukan karena suhu tapi, karena kegugupan ku. Kalau sampai Kakak Taehyung menjadi semakin parah maka, aku lah tersangka utama untuk bertanggung jawab.

Aku mondar-mandir sambil menggigiti kuku dari jari jemari ku. Aku tidam bisa tenang sekarang. Mereka sudah berada didalam sekitar 1 jam yang lalu. Tentu aku semakin berpikiran negatif.

Oh, itu mereka!

Keluar lah seorang pria paruh baya dengan setelan putih yang pada dasarnya selalu menemani pekerjaan berjasa dari dokter. Dan ditemani lelaki yang berwajah datar namun, keren dibelakangnya.

Aku menghentikan langkah dokter itu. Hanya ingin bertanya keadaan dari Kakak Taehyung.

"Bagaimana kondisi nya? Apa terjadi sesuatu yang fatal?" Tanya mu dengan penuh kecemasan.

"Kurasa karena kondisi tubuh yang sangat lemah maka, butuh waktu cukup lama juga untuk pemulihan. Mungkin akan memakan waktu 2 minggu."

Separah itukah? Memakan waktu yang cukup lama juga. Aku mengucapkan selamat tinggal pada dokter itu dan mulai menggigiti kembali kuku ku.

Aura ini mengalahkan aura dari seorang iblis. Aku dongakkan kepala ku dan melihat sorot mata sosok lelaki yang paling menakutkan menurut ku.

"Ikut aku!" perintahnya yang sudah jalan terlebih dahulu.

Kacau sudah!!

***

Suasana kembali menegangkan. Bukan karena tempat nya tapi, tatapan tajam dari seorang Kim Taehyung. Seolah-olah siap menyantapku.

Beberapa kali aku mencoba mengalihkan pandangan agar tidak bertemu pandang dengannya. Tapi, itu sangat sulit. Tatapannya benar-benar membuat ku terfokus pada satu titik. Siapa lagi kalau bukan bedebah ini.

"Berhenti bermain tatapan seperti itu. Katakan apa yang perlu ku lakukan sebagai tanggung jawab karena melukai...kakak mu." Kata ku.

"Kita pindah sekarang juga ke plan B."

Mata ku membulat.

Terkejut. Tentu saja iya. Aku belum tahu apa dibalik rencana B yang telah diatur oleh seseorang yang cukup mengesalkan seperti nya. Mungkin menyangkut...nyawa?

Aku menggigit bibir bawah ku. Bibir ku kelu tak bisa berbicara barang satu kata sekalipun. Entah kepala ku sedang memproses apa kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika, aku meng-iyakan rencana nya.

"Memang nya..apa rencana itu? Ingat jika itu diluar kemampuan ku, aku tidak akan pernah menerima nya."

Setelah berkata begitu. Taehyung menyodorkan selembar kertas. Lagi-lagi perjanjian konyol. Aku membenci kertas sekarang.

Aku terdiam. Terlalu malas membaca semua tulisan hangul yang ada dipermukaan kertas tak berdosa itu. Tapi, rasa malas ku akhirnya terkalahkan karena ketukan jari telunjuk Taehyung yang menyuruh ku segera membacanya.

Mau tidak mau aku mengambil dan mulai membaca dengan tatapan malas.

"Apa-apaan ini? Ini yang kau sebut rencana?!" Kataku tidak percaya dengan isi dari kertas bernoda itu.

"Seperti yang telah kau baca. Tidak akan memakan waktu lama. Cukup sampai hyung ku sembuh."

"Mau sampai sedetik pun juga aku tidak akan mau menerima perjanjian ini. Tidak. Akan." Ujar ku dan meninggalkannya yang menatap ku hingga keluar dari pandangan nya.

What Is Love?   K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang