- Pt.18: Lonely -

186 35 2
                                    

Video ulang tahun terekam begitu indah diingatan Jungkook yang kini sedang menyaksikan dengan memakan semangkuk bibimbap dan kimchi lobak pemberian ibunya.

Seharusnya Jungkook belum diperbolehkan pulang, tapi karena dia sudah bosan dirumah sakit dan kondisi tubuhnya sudah cukup fit makanya dia memilih untuk kembali ke rumah.

Sekelompok anak-anak sedang merayakan ulang tahun mu. Memori itu bahkan masih sangat teringat olehnya.

Klek!

Seketika Jungkook menghentikan video yang ia tonton di televisi nya guna melihat siapa yang datang. Mana mungkin kakak nya kembali pulang. Setahu nya tidak ada kata kembali di kamus kakaknya.

Suara langkah kaki semakin mendekat.

"Aku membawa susu kedelai!" Kata mu yang datang dengan menunjukkan dua botol susu yang terbungkus rapi didalam tas plastik bening.

"AH! KKAMJJAGIYA! (KAGET AKU!) AISH, kalau mau datang telepon dulu atau pencet tombol."

"Cih, untuk apa memencet tombol kalau sudah tahu sandi nya." Ujarku yang sudah berada didapur sambil menyiapkan 2 gelas susu.

Pandangan ku seketika teralihkan dengan televisi yang menampilkan wajahku yang sudah dipenuhi krim kocok kue. Aku ingat sekali kejadian itu. Ketika teman-teman Jungkook juga ikut merayakan dirumahku. 

"Oohh, kenapa tiba-tiba memutar video memalukan ini?!" Kataku yang langsung segera mematikan layar televisi nya.

"Kenapa mematikannya?!" Protes Jungkook.

"Sudah berapa kali aku mengatakan untuk membuang video memalukan itu." Kataku sambil mengambil kedua gelas didapur lalu ku taruh dengan sedikit kasar didepan Jungkook.

"Minum semuanya. Aku pergi dulu."

Tidak ada tanggapan.

"Berhenti marah. Kau bukan anak kecil." Protes ku lagi lalu mulai beralih untuk pergi ke depan.

"Ramyeon meokgeogallae? (Mau makan ramyeon?)"

Seketika langkah ku terhenti dan jari jemari  kanan ku yang memegang tali selempang tas ku memerah karena ku  remas erat tali selempang tas ku.

Arti makan ramen di Korea adalah mengajak hubungan dalam. Kalian tahu kan.

"Ya, aku sebentar lagi akan menikah! Sudah habiskan saja susu kedelai mu." Bentak ku.

"Jangan berpikir sembarangan! Kalau tidak mau ya sudah." Kata Jungkook yang kini berdiri menuju ke arah dapur dan mengambil ramyeon.

Ku tatap Jungkook yang masih tidak menoleh lagi dan memfokuskan diri pada ramen buatannya.

Ku putuskan untuk makan ramen. Anggap saja rasa ungkapan bersalah karena membodohi Jungkook dengan sandiwara ini.

Aku duduk di kursi  makan sambil memandang punggung belakang Jungkook. Akhir-akhir ini aku sangat bersalah hingga memutuskan untuk pergi ke rumah sakit menemui Jungkook. Tapi, dia sudah pulang terlebih dahulu.

"Ya, Jeon Jungkook tambahkan telur di ramen ku." Kataku sambil terus menatap punggung nya.

"Bukan kah kau mau pergi." Katanya dengan datar.

"Cih, aku menahan diri untuk tidak marah padamu hari ini. Karena perawat mengatakan kau pulang lebih awal. Jadi, berbaik hatilah padaku." Kataku dengan nada sedikit mengancam.

Terdengar suara tawa tipis yang bersumber dari Jungkook. Apa ini terlihat konyol bagi nya. Aku hampir saja kehilangan kaki karena berlarian untuk mencari Jungkook. Dan seenaknya dia menertawakan ku.

What Is Love?   K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang