- Pt.14: Abide -

178 34 1
                                    

Gelak tawa Taehyung memenuhi seisi ruangan VIP milik kakak nya yang sedari tadi membisu melihat adiknya tertawa sendiri.

Miris memang melihat keadaan seperti ini. Aku bisa melihat bagaimana perasaan Taehyung yang sangat tulus dan penuh rasa kasih jika disamping kakak nya. Berbanding terbalik dengan citra nya yang dikenal tidak ada sopan santun dan berandal.

"Saat itu aku belum bisa menyalakan senter karena tangan ku yang ku kira terbuat dari spageti mentah! Hahahaha"

Begitulah salah satu cerita flashback yang membuat Taehyung tertawa lepas.

"Tuan Kim, boleh kita bicara sebentar?" Tiba-tiba dari arah pintu tampak pria sekitar usia 40-an dengan jas kebanggaan nya yang berwarna putih.

Ya, sepertinya ada masalah serius hingga mereka membutuhkan ruang untuk berbicara.

Aku yang sedang duduk di sofa hanya bisa memerhatikan Taehyung dan Dokter Goo yang mulai keluar dari kamar inap.

.
.

Tibalah Taehyung di ruangan serba putih dengan beberapa ornamen-ornamen yang terlihat berkelas milik Dokter Goo. Taehyung enggan duduk karena dia tahu permasalahan nya apa.

"Untuk masalah kau ingin membawa Daehyun pulang..kurasa untuk saat ini belum bisa."

"Waeyo? Apa kondisi nya memburuk lagi?"

"Tidak, bukan seperti itu. Kondisi nya tidak buruk. Hanya saja..dia belum bisa dikatakan ada pada kondisi yang baik. Kami juga sedikit menambahkan dosis obat agar dia tidak melewatkan jam makan. Dan..akhir-akhir ini kondisi tubuh nya kurang bisa dipahami."

"ITU SAMA SAJA TIDAK ADA PERUBAHAN DALAM PENGOBATAN NYA!" Bentak Taehyung karena sudah terlalu pusing dengan keadaan kakak nya yang tak kunjung menunjukkan hasil yang signifikan.

Dokter Goo yang sudah terbiasa dengan tempramen Taehyung yang suka meledak-ledak hanya bisa terdiam.

"Baiklah. Lakukan yang terbaik." Kata nya yang mulai bisa meredam emosi.

🌼🌼

Di perjalanan pulang aku masih teringat bagaimana kondisi Jungkook tadi. Dia bahkan menitihkan air mata yang sangat jarang dipertontonkan.

Seburuk itu kah?

Tapi, jika aku jadi Jungkook. Mungkin aku akan melakukan tindakan yang sama. Mendengar kabar teman dekatnya akan menikah dengan pria yang bahkan baru 2 Minggu saling kenal.

Mungkin akan terkesan lelucon. Tapi, demi kelangsungan hidup mau bagaimana lagi.

"Tentang undangan itu..kau sudah menyiapkan nya?" Tanya ku pada Taehyung yang memasang wajah tak enak dipandang sepanjang perjalanan pulang.

"Hmm"

Oke, ini lebih aneh ketika dia hanya mengatakan 'hmm'. Seperti bukan Taehyung yang biasa ku lihat. Walau aku baru mengenalnya tapi, aku sudah mengerti sikap andalannya.

"Jauhi Jeon Jungkook."

Hingga satu kalimat tiba-tiba membuat ku terkesiap.

Bagaimana mungkin aku menjauhi teman ku sendiri?

Bahkan usia pertemanan kami terbilang cukup lama. Dan..dia mau aku agar menjauhi Jungkook? Wahh, tidak bisa dipercaya.

What Is Love?   K.T.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang