"Terus lah berpura-pura.
Nanti aku yang akan membuat rasa pura-pura menjadi nyata"
****
"Hei " Ima terkejut saat tiba-tiba Nara menarik lengan nya untuk menyuruh duduk di kursi makan.
Ima mengerutkan dahinya tanda tak mengerti.
"Apa?" Tanya Ima penasaran.
"Kamu sama Revan ada apa?"
"Gak ada apa-apa" jawab Ima santai.
"Kamu deket sama Revan?" Nara langsung ke inti pembicaraan.
"Enggak" jawab Ima sedetik kemudian .
"Trus apa? Pacaran?"
"Ya Allah Nara. Kami temen" jawab Ima jujur.
"Kalo emang temen, kenapa dia sering kesini, kenapa dia sering ngantar makanan kesini, kenapa kalian sering pergi bareng, Makan bareng, pergi pagi pulang sore, pergi pakek baju bagus pulang dengan perut kenyang? Kayak gitu namanya gak ada apa-apa?"
Nara melipat tangan nya di atas meja.Ima mengikuti gerakan Nara dan tersenyum manis. Akhirnya sahabat nya ini peka akan perubahan nya. Dan sekarang Ima bisa leluasa bercerita dengan Nara karna di saat seperti ini Nara pasti mendengarkan dengan baik.
"Apa senyum-senyum? Jawab!" Nara mencari jawaban.
"Banyak banget pertanyaan miss kepo satu ini" goda Ima agar suasana tidak terlalu serius.
"Gak lucu sumpah. Jawab!"
"Hmm oke oke " Ima menarik nafas dengan perlahan.
"Jadi ceritanya Revan mau di jodohkan, dia gak mau. Jadi dia minta tolong sama aku untuk pura-pura jadi pacar nya, tugas aku cuman buat orang tuanya suka sama aku trus Revan gak jadi di jodohkan. Sebagai imbalan nya. Setiap abis berpura-pura, Revan belikan aku makanan apa yang aku mau. Asik kan? Lumayan buat ngirit." Ima menyeringai.
Sedangkan Nara mengerutkan dahinya sangking tidak percaya dengan apa yang di jelaskan Ima barusan.
"Serius?" Tanya Nara Hati-hati.
"Iyah " jawab Ima sambil tersenyum.
Ssreepp. . Nara manarik jilbab Ima hingga Ima tak memakai tutup kepala lagi.
"Kamu tau ini jilbab mu panjang kan Ma?" Kata Nara sambil mengangkat jilbab Ima dengan tangan kanan nya.
Ima menatap Nara dengan wajah kebingungan.
"Imaaa, inget gak sih kamu itu yang ngajarkan aku tentang hadits larangan meminta traktir padahal kita tidak fakir, tapi kamu?" Nara menurunkan jilbab tadi.
"Barang siapa yang meminta traktiran padahal dirinya tidak fakir. Maka sama saja seperti memakan bara api"
(HR. Ahmad)"Tapi kan udah kesepakatan " jawab Ima.
"Emang kamu tau kalo Revan ikhlas menjalankan nya? Kalo gak ikhlas gimana?"
"Perhitungan banget" timpa Ima sinis.
"Kalo niat bantu orang ya bantu aja, gak usah minta imbalan yang berlebihan. Yang ikhlas. Gak boleh kayak gitu Ma." Kata Nara dengan nada agak tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔
Teen Fiction(COMPLETE) Bukti bahwa allah maha membolak balikkan hati. Pilihan orang tua tidak selalu baik bagi anak. Karna dewasa nya seorang anak ketika ia mampu memilih apa yang harus ia jalankan dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. ⚠ Tahap Revisi. Ter...