Maafin kalo masih banyak typonya.
"Manusia di kasih akal itu untuk berfikir, bukan hanya sebagai pelengkap isi kepala."
*****
Maya terus menangis ketika tau Revan membentak nya.
"Gue gak habis fikir sama lo ya May. Lo di biarkan makin menjadi tau gak." Cerca Revan kesal.
Maya masih terus terisak.
"Bilang sama gue lo ngelakuinnya sama siapa?" Tanya Revan kasar.
Maya diam dan tertunduk.
"SIAPAA" Tekan Revan lagi.
"Diki. .." dengan susah payah Maya menyebutkan nama itu.
"Diki? " Revan terkejut dengan pernyataan dari Maya.
"Gue gak tau ya apa alasan kalian sampek jadi kayak gini. Kalian selesaikan aja ini sendiri! Jangan bawak-bawak gue." Ucap Revan tegas sambil berlalu meninggalkan Maya di kamar itu.
Maya mengikuti Revan keluar dari kamarnya sambil terus menangis dengan bahasa tubuh memohon bantuan.
Revan berbalik badan setelah sampai di depan pintu kamarnya.
"Jangan sampe Mama bangun hanya karena denger lo nangis ya May." Bentak Revan yang langsung berlalu masuk ke kamarnya.
"Bantuin gue Vaaan. ." Pinta Maya saat pintu kamar Revan mulai di tutup.
Tapi sayangnya tak ada respon dari Revan.
Dengan berat hati, Maya kembali ke kamar kak Nissa itu dengan Tangisannya yang tak kunjung usai.
Revan hancur saat itu, semalaman ia tak bisa tidur memikirkan perbuatan sahabatnya.
Bagaimana mungkin mereka bisa melakukan hal itu, dan Maya? Kenapa malah menangis, kalo udah tau pelakunya, kenapa tidak minta tanggung jawab saja.
Ah entah lah, Ada-ada aja Masalah di dunia ini.
***
"Ma, Revan mana?" Tanya Nara yang melihat Ima gelisah sedari tadi"Aku ikut sampe simpang deh Ra. Kayaknya Revan gak bisa jemput. "
Sinar matahari sudah mulai menyilaukan matanya.
Dengan lemah, Revan mencoba mencari dimana keberadaan Hpnya.
Setelah menemukan nya, dilihat jam sudah menunjukan pukul 9 pagi.
Ia terlambat menjemput Ima hari ini. Ini pasti karena Revan tidur terlalu malam akibat kepikiran Maya.Revan dengan sigap menelpon Ima untuk meminta maaf, sayangnya 3 kali mencoba Revan tak mendapat jawaban atas panggilannya.
Revan memilih mengirim pesan. Barangkali Ima mau membacanya.
Dengan separuh kesadaran, ia mengetikkan kalimat.
"Sayang. Maaf ya gak bisa jemput kamu, aku bangun kesiangan ini."
"Imissyou" pesan keduanya terkirim setelah pesan pertama baru 1 menit yang lalu terkirim.
Revan turun kebawah membawa amplop yang tadi malam di berikan oleh Maya yang akan Revan tunjukan dengan Mamanya.
Revan menemukan Mamanya sedang membereskan dapur yang kotor dan berantakan itu.
Revan duduk di kursi Makan yang dekat dengan Mamanya .
"Ma, Maya mana?" Tanya Revan.
"Belum bangun. "
"Ayah sama Bundanya Maya cerai ." Kata Revan to the poin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔
Teen Fiction(COMPLETE) Bukti bahwa allah maha membolak balikkan hati. Pilihan orang tua tidak selalu baik bagi anak. Karna dewasa nya seorang anak ketika ia mampu memilih apa yang harus ia jalankan dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. ⚠ Tahap Revisi. Ter...