"Kamu hanya bisa menolak, tidak bisa melarang seseorang jatuh cinta padamu."
****
"REVAN.." Ima memanggil Revan yang terlihat sedang berjalan di koridor rumah sakit."Ima.." Revan kembali memanggil Ima saat wanita itu ada di depan nya.
"Kok gak kasih tau aku sih kalo Bapak sakit?" Tanya Ima.
"Maaf, lagian udah gak kenapa-kenapa kok."
Ima memasang muka kesalnya.
"Kamu tau dari mana kalo Papa sakit?" Tanya Revan lagi.
"Instastory Maya. "
Revan mengangguk.
"Yaudah ayok ke kamar Papa."Revan mengajak Ima dan Nara ke Kamar dimana pak Gun di rawat.
"Sini masuk.!" Revan menyuruh Ima mempercepat jalannya menyusul Revan di ambang pintu.
"Assalamualaikum.." Ima mengucapkan salam saat ada di depan pintu.
Terlihat pak Gun berbaring di panjang dan bu Rahma Duduk di sofa bersama dengan Maya yang sedang memainkan hpnya.
"Waalaikumsalam.." jawab mereka kompak.
Ima menyalami Bu Rahma Maya dan juga pak Gun dan memberikan buah yang ia beli tadi sebagai buah tangan.
"Maaf Bu. Ima baru datang, soalnya Ima baru tau." Kata Ima sembari duduk di tengah-tengah Maya dan Bu Rahma.
Sedangkan Nara duduk di kursi lain bersama Revan.
"Ima tau dari mana Bapak sakit?" Tanya Rahma.
"Ima liat di instastory Maya bu."
"Iya sengaja aku buat tante.abisnya Revan gak mau ngasih tau Ima. Masak calon mantu gak tau kalo Camernya sakit." Sindir Maya.
"Waduh.. ibu jadi bingung Maya atau Ima ini." Canda Rahma.
Mereka tertawa kecil.
"Bapak sakit apa bu?" Tanya Ima.
"Katanya Kista."
"Masuk rumah sakitnya kapan?"
"Semalam."
"Jadi semalam kamu langsung pulang abis ngangkat telpon itu karena dapat kabar bapak sakit?" Pertanyaan Ima itu di tujukan kepada Revan.
"Iyah. " jawab Revan singkat.
Ima memajukan bibirnya. Ia kesal dengan sikap Revan itu.
Tapi why? Ima ingin di anggap apa? Spesial? Hingga semua yang terjadi ia harus tau? Ah curiga saya wkwk.
"Ma, gue mau ngomong deh sama lo" kata Maya tiba-tiba.
"Ngomong apa?"
"Yuk di luar!! "
Maya keluar terlebih dahulu dan di susul olah Ima dan Nara.
Revan dan Bu Rahma menaruh curiga kepada mereka. Apa yang mau mereka bicarakan?
"Gue kekantin ya Ma, laper" kata Nara kepada Ima saat mereka ada di luar.
"Berani lo?"
"Berani lah."
Kini hanya tinggal Maya dan Ima yang ada di tempat itu.
Maya berdiri di pinggir pagar menatap jalanan dari atas sini.
Sedangkan Ima duduk di tempat duduk yang ada di belakang Maya berdiri.
"May. ." Ima memanggil Maya pelan karena khawatir Maya ada masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔
Novela Juvenil(COMPLETE) Bukti bahwa allah maha membolak balikkan hati. Pilihan orang tua tidak selalu baik bagi anak. Karna dewasa nya seorang anak ketika ia mampu memilih apa yang harus ia jalankan dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. ⚠ Tahap Revisi. Ter...