"Jangan hina seseorang dengan sebutan bucin, mungkin kamu belum tau bagaimana caranya berkorban demi orang yang kita cintai."
***
"Buk, gak papa kan kalo Ima nanti tinggal di sana.?" Tanya Revan.Mereka sedang berkumpul malam itu, selesai acara tadi, Revan tidak ikut pulang bersama keluarganya, ia tetap disitu untuk menemani Ima pulang besok.
"Ya enggak lah, mau kemanapun suami pergi, istri tetap ikut. " jawab Bu Sari.
"Jadi kamu mau rumah sendiri apa tinggal sama Mama?" Tanya Revan untuk Ima yang ada di sampingnya.
Ima yang belum memikirkan hal itu pun terheran dengan pemikiran Revan, jauh banget sampek sana.
"Ya belum tau, " jawab Ima seadanya.
"Hidup itu harus punya rencana yang matang. " kata Revan.
"Jangan terlalu berencana, ingat masih ada rencana Allah yang selalu bisa mengalahkan rencana Kita." Bantah Ima.
"Kalaaahh. ." Saut Revan lemah.
Bu sari yang melihat mereka beradu argumen itu tertawa pelan, sifat judesnya Ima tidak hilang hanya karena Ia mencintai orang tersebut.
****
Senin pagi, semua orang sudah beraktivitas seperti biasa. Tapi tidak dengan Revan dan Ima. Mereka masih duduk di dalam kereta Api menikmati perjalanan pulang."Seneng gak udah resmi jadi tunangan aku." Tanya Revan konyol.
"Biasa aja ." Jawab Ima berbohong. Kenapa di bilang berbohong, karena ada senyum yang terukir saat berbicara.
"Nanti bakal lebih seneng lagi kalo udah jadi istri aku."
"Iss pede banget."
"Pokoknya mulai sekarang, kamu pergi pulang kerja aku antar jemput!" Ujar Revan.
Ima tidak mengerti bagai mana bisa Revan berpikir yang tidak perlu di fikirkan. Bagi Ima Revan adalah orang yang teliti, sedangkan Ima agak sedikit ceroboh.
"Kenapa gitu?" Tanya Ima.
"Aku cuman mau mastikan kalo kamu baik-baik aja."
"Halah lebay, biasanya itu gimana." Jawab Ima sepele.
"Itukan biasanya, ini beda."
"Apa bedanya?"
"Beda lah, dulu kan bukan siapa-siapa aku. Sekarang kan calon istriku."
Ima tersenyum mendengarnya.
"Emang siap kalo di bilang bucin, di bilang ojek pribadi.?" Tanya Ima.
"Emang kenapa? Asal kamu tau ya, bucin itu kata-kata orang yang gak tau menghargai rasa cinta. Mereka pasti akan melakukan hal yang sama terhadap orang yang mereka cintai."
Ima memajukan bibir bawahnya mendengar jawaban Revan.
"Gaya banget. Emang bisa bangun pagi?" Tanya Ima
"Bisa."
"Oyah? Jadi siapa dong yang sering bangun jam 10?"
"Entah tuh."
"Kalo aku di antar kamu, bisa di pecat karena lambat terus." Ujar Ima.
"Nanti dari subuh aku gak tidur lagi, tenang aja." Kata Revan meyakinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔
Teen Fiction(COMPLETE) Bukti bahwa allah maha membolak balikkan hati. Pilihan orang tua tidak selalu baik bagi anak. Karna dewasa nya seorang anak ketika ia mampu memilih apa yang harus ia jalankan dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. ⚠ Tahap Revisi. Ter...