Maaf untuk part yang ini agak fullgar.
Karna yang di bahas emang itu adanya. Agar mudah di pahami dan terselesaikan masalah Maya ini.Enjoy.. .
"Biasanya cinta akan melakukan apa saja agar mendapat balasannya."***
"Rik." Panggil Revan pada Erik yang tengah duduk di kursi Showroom milik ayahnya."Oii Rev, ada apa?" Tanya Erik menyambut kedatangan Revan.
"To the poin aja ya." Ujar Revan.
"Hah apa tuh.?" Tanya Erik antusias.
"Lo naksir sama Maya?"
"Apa urusan lo?" Tanya Erik sambil mengerutkan dahinya.
"No thing. Cuman lo tau gak kalo Maya naksir juga sama lo?"
"Ini ngapa sih jadi bahas Maya? Lo mau comblangin kita?" Erik menaruh curiga pada Revan.
"Itu mah urusan lo."
"...gue cuman mau nanyak, barang kali lo mau jadi ayah dari anaknya Maya?" Sambung Revan.
"Apa sih Rev. ?"
Revan memperhatikan kanan kiri sebelum melanjutkan ceritanya.
"Maya itu Hamil. Dan kata Diki, lo sukak sama Maya dan Maya juga sukak sama lo." Kata Revan.
Sumpah Erik terkejut dengan apa yang di sampaikan Revan. Tak tau gimana rasa sakitnya ketika tau gebetannya malah hamil dengan orang yang lain.
"Maya Hamil?" Tanya Erik tak percaya.
Revan mengangguk.
"Jujur ini ya. Gue emang sukak sama Maya, tapi gue masih nyaman aja sama friendzone ini. Tapi jujur jugak, gue gak ada hamilin dia. " saut Erik amatir.
"Iya gue tau bukan lo yang hamilin."
"Trus kenapa gue yang lo suruh jadi ayah dari anak dia.?"
"Ya karena itu tadi, kalian sama-sama sukak."
"Ya gak bisa gitu Rev. Menerima apa adanya juga bukan kayak gitu caranya. Ini masalah tanggung jawab. Emang lo mau orang yang berbuat salah lo yang tanggung jawab?"
"Ya enggak."
"Yaudah sama. Otak gue masih bisa di pake buat mikir." Tegas Erik.
"Oke sorry. Gue tau lo pasti kecewa." Ujar Revan.
"Pasti Rev, kecewa banget gue lo ngomong gitu tadi. Tapi mau gimana lagi, mungkin gue yang terlambat jagain dia. Karena gue liat, dia itu beda dari yang lain, dia gak bisa di biarkan lama-lama sendiri. Atau ya gini akibatnya." Saut Erik.
"Gue emang keras sama dia, tapi kalian tau. Gue jagain dia banget. Tapi kali ini gue gagal." Revan menundukkan kepalanya, kecewa dengan apa yang di alaminya.
"Btw, dia hamil sama siapa?" Tanya Erik pelan.
"Diki." Jawab Revan sambil menegakkan kepalanya.
"Bajingan." Maki Erik.
"Gue emang sempet curiga sama mereka berdua. Berantem mulu tapi selalu bareng gitu." Lanjut Erik.
"Gue juga gak nyangka."
"Jadi ini maksudnya Diki gak mau tangung jawab?" Tanya Erik.
Revan menaikkan bahunya.
***
Tuutt. . Tuuttt. .
Sambungan telpon terhubung tapi tak kunjung di angkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔
Teen Fiction(COMPLETE) Bukti bahwa allah maha membolak balikkan hati. Pilihan orang tua tidak selalu baik bagi anak. Karna dewasa nya seorang anak ketika ia mampu memilih apa yang harus ia jalankan dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. ⚠ Tahap Revisi. Ter...