"Tidak ada karma yang manis kecuali kurma."****
"Eh kok belum siap?""Eh kalo masuk ketuk dulu dong."
"Sorry May. Kirain lo lagi di rias." Ujar Nada sambil meringis.
Hari ini adalah hari dimana acara Lamaran Maya dan Diki di laksanakan.
Lamaran sederhana namun mewah ini di selenggarakan di rumah Maya."Lo ngapain berdiri di depan jendela gitu? Mau lompat?" Tanya Nada yang sudah duduk di kasur itu.
"Gilak apa ya. Gue cuma liat-liat aja. Hari ini kok cerah banget ya, gak ada mendung-mendungnya gitu." Kata Maya ngaco.
"Ya mungkin ini pertanda hari ini hari bahagia lo. Jadi stop mikirin yang gak mikirin lo. " nasehat Nada.
Maya naik ke atas kasurnya dan memeluk Nada dari belakang.
"Aku udah ngecewain Ayah sama Bunda, udah ngecewain Revan sama keluarganya, udah ngecewain lo jugak. " kata Maya lirih.
Dengan tersentuh, Nada mengusap Tangan Maya yang merangkulnya dengan kasih sayang.
"Jangan lakukan hal bodoh lagi setelah ini ya May. Lo gak boleh nyakiti Diri lo lagi. Kami semua sayang sama lo." Jawab Nada.
Maya melepaskan rangkulannya dan menatap Nada dengan sendu.
Nada tersenyum untuk Maya agar moodnya kembali baik.
"Acaranya jam 2 dan ini udah jam 11: 45 dan lo belum mandi?" Tanya Nada.
Maya meringis kecil.
"Tunggu sini ya. Gue mau mandi."Dengan terpaksa, Maya turun dan langsung bergegas ke kamar mandinya.
Di waktu yang sama, Revan sedang menunggu Ima bersiap.
Jelas saja, Revan mengajak Ima untuk menghadiri acara lamarannya Maya dan Diki itu."Mau pergi sekarang Rev.?" Tanya Ima mengejutkan Revan yang sedang memainkan ponselnya.
"Ah, oh ya kalo udah siap." Jawab Revan keteter.
"Emang acaranya jam berapa sih?"
"Jam 2 nanti. Cuma kan gak mungkin kita datang jam 2 juga."
"Yaudah ayok sekarang."
Setelah berpamitan dengan Nara. Mereka pergi ke rumah Maya yang Ima sendiri saja belum pernah ke sana.
Kalo hari minggu, Nara udah kayak ibu bagi Ima. Selalu pamit dan di ingatkan jangan pulang Sore-sore.
Setelah tiba di kediaman Maya. Ima tidak percaya jika ini di katakan sederhana.
Dari luar saja sudah terlihat jika di dalam ada acara.
Terlihat banyak rangkaian bunga yang menyambut tamu datang.
Rumah Maya ini lebih besar dari Rumah Revan. Jelas jauh jika di bandingkan dengan rumahnya.
Rumah Maya yang berlantai 2 ini, berpagar dan bergarasi semakin menyakini Ima bahwa Maya terlahir sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔
Teen Fiction(COMPLETE) Bukti bahwa allah maha membolak balikkan hati. Pilihan orang tua tidak selalu baik bagi anak. Karna dewasa nya seorang anak ketika ia mampu memilih apa yang harus ia jalankan dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. ⚠ Tahap Revisi. Ter...