"Gak ada salahnya berteman dengan mantan, itu tandanya kamu sudah dewasa."
Maafin aku ya kalo masih suka typo.
Maklumi ya. . Mungkin karena buru-buru."Lo tuh bisa tenang gak sih. Hari minggu kelayapan mulu. " Nara ngomel-ngomel dari tadi.
"Aku mau dia ajak liburan tauk. ." Jawab Ima.
"Kemana?"
"Ada deehh. . Makanya lo tu liburan juga. Irit banget jadi couple." Ima mengejek Nara.
"Kami itu mau mengumpulkan uang ya. ."
"Ngumpulin uang? Mau naik haji buk?" Canda mereka.
"Ya lamaran lah. Lo pikir hubungan kami main-main. "
"Hahaha"
Suara motor serta mobil sudah nyaring terdengar di telinga, itu tanda Revan dan keluarga sudah tiba menjemputnya.
Hari itu Ima terlihat agak santai, berpakaian sederhana dengan jilbab yang ia dapatkan dari Revan saat ulang tahun nya waktu itu.
Revan yang menyadari hadiah pemberian nya di kenakan Ima merasa senang dan dihargai.
"Kali ini bawak ganti kan?" Revan bertanya saat Ima ada di dekat nya.
"Bawak kok."
Ima dan Revan pergi dengan motor. Sedangkan pak Gun, bu Rahma, kak Nissa,Bang Gito dan Kheyla pergi dengan Mobil.
Mereka berjalan beriringan menuju pemandian yang memang sudah di rencanakan dari beberapa hari yang lalu.
Melihat Ima akrab dengan keluarga Revan adalah pemandangan yang biasa terlihat.
"Rev. ." Ima memulai percakapan dengan suara lirih.
Mereka sedang duduk di pinggir kolam sambil melihat keluarga kecil kak Nissa bermain-main di sana.
"Hmm.." jawab Revan sambil memandang ke arah Ima.
"Aku udah ngomong ke Rian."
"Apa katanya?"
"Gadak sih. Dia mengakui kalo dia emang sama cewek itu, dia bilang dia mau berteman." Ima menyembunyikan bahwasanya Rian masih berharap padanya.
"Jadi kalian berteman?"
Ima mengayunkan kaki nya di dalam air.
"Gatau...""Gak ada salahnya berteman dengan mantan. Itu tandanya kamu dewasa. "
"Kadang ada sesuatu yang tidak bisa di maafkan."
"Masalah di tinggalkan karena yang lain aku juga merasakannya. Kita dua korban yang di persatukan." Kata Revan dengan bijak nya.
"Kalo gitu gimana sama Nada?" Ima ingat dengan mantan Revan satu-satunya itu. Revan saja tidak mau berteman dengannya, kenapa menyuruhku seperti itu. Mungkin begitulah batin Ima.
"Kami udah baik-baik aja. Kemarin itu dia ada datang kerumah." Revan mengada-ngada cerita. Padahal bertemu saja belum.
"Oyah? Ngapain?"
"Yang pasti bukan balikan."
Ima memasang muka malas. Revan tak pernah serius menjawab pertanyaannya.
Sudah beberapa jam mereka ada di sana, mereka sudah mandi-mandi. Sudah makan siang. Dan sudah foto-foto setelah berganti pakaian.
Sesampainya dirumah. Ima dikejutkan dengan postingan Revan di instagram yang menandai dirinya di dalam satu foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔
Jugendliteratur(COMPLETE) Bukti bahwa allah maha membolak balikkan hati. Pilihan orang tua tidak selalu baik bagi anak. Karna dewasa nya seorang anak ketika ia mampu memilih apa yang harus ia jalankan dan menyelesaikan apa yang sudah ia mulai. ⚠ Tahap Revisi. Ter...