#13 Pantai✔

2.3K 103 0
                                    

"Tau apa yang lebih sejuk dari angin pantai? Adalah bisa merasakan lidungan dari hatimu"

****
"IMAA. . ."

Teriakan yang cukup mengejutkan bagi Ima. Ia kenal suara itu .

Ima segera menyudahi berbenah diri dan keluar rumah untuk menemui keluarga Revan.

"Gak sopan banget buat kami nunggu" ujar Revan saat Ima sudah ada dihadapan nya.

Ima menyapa semua anggota keluarga nya dan termasuk Kheyla yang kini sudah ada di pangkuan nya.

Mungkin agak tidak enak di lihat jika Ima dan Revan harus duduk di kursi paling belakang. Tapi Ima tidak ingin terlihat kecewa. karena Ima harus terlihat baik.

"Kamu tinggal di situ Ma?" Tanya Nissa

"Iya kak. Kakak kalo mau mampir, mampir aja. Rumah kami jarang kedatangan tamu" jawab Ima.

"Sama siapa tinggal disitu?" Kini Rahma yang bertanya.

"Sama temen Bu, Berdua. Namanya Nara" Jawan Ima kembali.

Banyak obrolan antara Nissa dan Ima. Keduanya hampir cocok saat itu. Selera keduanya bisa di bilang sama. Jiwa muda Nissa membuat siapa aja betah berlama-lama ngobrol dengan nya.

Sampailah mereka ke pantai yang mereka tuju. Hati Ima mulai sejuk terkena angin pantai itu.

Sebenarnya ada rasa tak nyaman saat Ima bersama mereka. Tapi dengan adanya Revan, kecanggungan agak sedikit berkurang.

Gunawan memesan satu pondok dekat pantai untuk mereka duduk disana.

Semua menikmati pantai begitu tulus.
Fikiran Ima terbang terbawa angin. Hanyut terbawa ombak. Kini yang tersisa hanya bahagia. Bahagia bersama orang baru tanpa membenci yang lama.

"Gak ikut main air Ma?" Rahma membangunkan Ima dari lamunan nya.

Nissa dan Gito asik berkeliling pantai sambil berfoto ria. Sedangkan Revan asik bermain di pantai bersama Kheyla. Dan Ima duduk di pondok dengan Gunawan dan Rahma.

"Eh ee Ima gak bawa baju ganti buk"  jawan Ima kikuk.

Rahma menganggukkan kepala nya.
"Kamu ingat Maya?" Kata Rahma

Gunawan memandang Rahma dengan tatapan tak percaya.

"Ingat buk" Ima penasaran apa yang akan di katakan Rahma padanya.

"Tadinya dia mau ikut kesini. Cuman dia ada acara sama temen nya. Jadinya ngajak kamu deh" ujar Rahma santai.

Deg! Jadi Ima hanyalah pilihan ke dua dari orang tuanya?

Ima memutar otak mencari jawaban di sana. Jawaban yang tidak menyinggung dan tidak membahayakan dirinya.

Ima tersenyum sebelum menjawab.

"Tanteee. . " gadis kecil itu datang layaknya orang yang mengejutkan tapi Ima benar-benar terkejut.

"Eehh. . Iiihh Kheyla. . Ada apa sayang" kata Ima.

SAMPAI HALAL (Hamba Allah)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang